Obituari Sayidiman Suryohadiprojo [1] Kehilangan Jenderal Langka Sisa Generasi 1945

Selamat jalan Jenderal Sayidiman. Terima kasih untuk pengabdianmu yang panjang bagi Nusa, Bangsa, Negara, dan Agama sejak menjadi taruna Akmil di Yogyakarta (1945-1948).

Selasa, 19 Januari 2021 | 06:25 WIB
0
184
Obituari Sayidiman Suryohadiprojo [1] Kehilangan Jenderal Langka  Sisa Generasi 1945
Sayidiman Suryohadiprojo (Foto: tribunnews.com)

Sesekali saya mengunjungi kwartet jenderal sepuh. Sisa-sisa generasi 1945. Usianya sudah di atas 90 tahunan. Mereka adalah Jenderal TNI (Purn) Wijoyo Suyono (92 tahun), Letjen TNI (Purn) Rais Abin (94 tahun), Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo (93) tahun, dan Letjen TNI (Purn) Soerjo Wirjohadipoetro (91 tahun).

Bagi saya, beliau-beliau itu merupakan perpustakaan hidup. Kebetulan mereka memiliki kualifikasi yang berbeda. Rais Abin dikenal sebagai jenderal diplomat. Ia pernah bertugas sebagai Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timur Tengah (1976-1979), Sekjen KTT Non Blok, duta besar di beberapa negara sahabat, serta berbagai jabatan lainnya.

Sampai saat ini Rais Abin merupakan satu-satunya jenderal Indonesia yang pernah memimpin pasukan internasional (PBB). Dalam misi perdamaian yang beranggotakan ribuan tentara dari banyak negara di dunia. Kini ia masih menjadi Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan masih sehat.

Soerjo Wirjohadipoetro, terakhir saya temui di rumahnya pada akhir 2018. Dia merupakan tipe jenderal keuangan/logistik. Pernah menjadi asisten pribadi (aspri) bidang keuangan, Presiden Soeharto (1966-1974). Pernah juga menjadi Dirut PT Hotel Indonesia. Ya, dia lah bendahara Presiden Soeharto.

Wijoyo Suyono, terakhir sebagai Kepala Staf Kopkamtib dengan pangkat jenderal penuh, bintang empat. Kami masih sering kontak melalui telepon. Terakhir jumpa sebelum pandemi Covid-19 di rumahnya. Wijoyo adalah mantan Komandan RPKAD (Kopassus) yang menggantikan Sarwo Edhie Wibowo. Dikenal sebagai jenderal tempur.

Pernah satu kali, saya mencarinya hingga ke Jawa Timur. Bertemu di Taman Safari Prigen, Pasuruan. Bersama Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri. Sambil menikmati satwa-satwa, sang jenderal menceritakan banyak kisah menarik dan rahasia. "Kamu juga wartawan langka yang mau berteman dengan kami, Nak."

Terakhir adalah Sayidiman Suryohadiprojo. Bekas Wakil KSAD, Gubernur Lemhannas. Masih aktif menulis dan memberikan pandangannya. Ia dikenal sebagai tipikal jenderal intelektual.

Kalau saya berjumpa di rumahnya, sang jenderal justru memberikan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu. Seperti tes, apakah saya paham tentang masalah-masalah militer atau tidak.
Mantan Wapres Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (85 tahun) merupakan anak didiknya.

Sayidiman permah menjadi Komandan Resimen Taruna untuk dua akademi militer di Bandung dan Magelang. Pikirannya masih jernih saat menganalisis peristiwa terkait dengan pertahanan keamanan negara.

Walau saya sipil dan wartawan, mereka adalah guru-guru saya. Mereka membekali saya dengan pengetahuan-pengetahuan militer era 1945 hingga kini. Sayang selama pandemi Covid-19 ini, saya tidak bisa bersilaturahim ke rumah-rumah jenderal sepuh tersebut.
Hari ini (Sabtu, 16/1/2021), saya mendapat kabar, Pak Sayidiman wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Saya kehilangan nara sumber langka. Selamat jalan Jenderal Sayidiman. Terima kasih untuk pengabdianmu yang panjang bagi Nusa, Bangsa, Negara, dan Agama sejak menjadi taruna Akmil di Yogyakarta (1945-1948). Selamat bertemu dengan Panglima Tertinggi sesungguhnya, Allah SWT. Semoga husnul khotimah.

(Bersambung) 

***