Harianto Badjoeri (11): Pegawai yang Teliti dan Jujur

Harianto Badjoeri tidak pernah memberi ampun kepada orang berperilaku asal-asalan apalagi curang dalam urusan uang dan keuangan.

Kamis, 31 Oktober 2019 | 08:49 WIB
0
371
Harianto Badjoeri (11):  Pegawai yang Teliti dan Jujur
Ilustrasi teliti (Foto: Dok. pribadi)

Jika Harianto Badjoeri menjadi orang yang diberi kepercayaan untuk memakmurkan lingkungan di sekitarnya seperti sekarang ini bukan datang dadakan dengan sendirinya, tetapi lewat proses puluhan tahun lamanya.

Prinsip hidup yang ditanamkan ayahnya agar dia hidup jujur dan berani dia tumbuhkan sejak kecil sampai berlanjut di tempatnya bekerja di lingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sebagai pegawai pemula, HB –demikian dia akrab disapa oleh koleganya, mengawali pekerjaannya selaku juru ketik di bagian tata usaha. Meskipun gayanya terkesan asa-asalan, HB adalah pegawai yang teliti di dalam bekerja. Dia juga jujur dalam membuat laporan.

Itulah sebabnya, atasannya menempatkannya di bagian tata usaha untuk mengetik berkas atau dokumen kantor dengan tidak menempatkannya di “medan tempur” sesuai posturnya yang tinggi besar.

“Saya mengerjakan dokumen bertumpuk-tumpuk tanpa salah setiap hari,” ujar HB mengenang awal mulanya menjadi pegawai pemula.

Cara kerja HB ini kemudian dia tegaskan kepada semua orang, terutama kepada anak buahnya ketika dia sudah menjadi pimpinan. Dia tidak mau anak buahnya bekerja asal-asalan, apalagi berlaku curang dalam urusan uang.

“Kunci sukses menapaki karier dan kepercayaan dari orang lain adalah teliti dan jujur,” kata HB berpetuah.

Jejak HB sebagai pegawai yang teliti dan jujur ini dikisahkan pula oleh koleganya, Erick. Erick bercerita bahwa pernah pada suatu hari anak buahnya mau menguji ketelitian seorang HB.

Anak buahnya menyodorkan setumpuk dokumen untuk ditandatangani HB. Tetapi, dokumen itu sebenarnya kurang bagus dibuat oleh anak buahnya. Namun, anak buahnya nekat menyodorkannya kepada HB.

Maka anak buahnya mencari waktu yang tepat dengan harapan dokumen itu ditandatangani oleh HB. Maka dipilihlah waktu ketika HB sedang “mumet”.

“Dengan harapan pas Bapak HB sedang mumet itu maka dokumennya ditandatangani. Eh ternyata Bapak nggak mau tanda tangan, dan dokumen itu dikembalikan untuk diperbaiki,” ujar Erick.

Meskipun HB dalam kondisi mumet, tetapi untuk urusan memeriksa pekerjaan dia tidak pernah mumet, apalagi saat memeriksa keuangan. HB sangat kuat membaca per detil dokumen yang harus dia tanda tangani.

“Bahkan ketika Bapak tidak prima lagi fisiknya seperti sekarang ini, daya ingatnya tidak pernah menurun,” ujar seorang wanita koleganya.

Makanya jangan pernah coba-coba untuk berlaku tidak jujur kepada HB. Dia tidak bisa dicurangi dalam situasi dan kondisi apapun. HB selalu menjunjung tinggi ketelitian dan kejujuran dalam bekerja sama dengannya.

HB tidak pernah memberi ampun kepada orang berperilaku asal-asalan apalagi curang dalam urusan uang dan keuangan.

Krista Riyanto

***

Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [10)]: Menyemai Kebaikan dengan Memakmurkan Rumah Ibadah