Indonesia ini bangsa dan negeri yang besar. Jadi butuh pemimpin berkaliber "durian jatohan". Alias durian yang masak pohon!
Dengan pesawat Lufthansa, saya dan punokawan AHY berangkat ke Singapura saat itu membawa satu koli besar berisi banyak buku kuliah. Titipan ibu Ani Yudhoyono. Selama beberapa hari ngobrol dan jalan bareng AHY di Singapore, di mata saya AHY adalah tipikal anak muda yang berotak cerdas.
Saat itu AHY sedang berkuliah di The Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapore. Di sini, ia dapet titel MSc (2006). Lalu dapet lagi titel MPA dari Harvard University, AS (2010) dibidang administrasi publik. Kemudian dapet titel MA dari Webster University, AS (2015) di bidang kepemimpinan dan manajemen. Hebring, bukan ?
Sementara istrinya, Anissa ngambil magister bisnis di Fakultas Ekonomi UI. Saat itu kebetulan saya diminta menjadi dosen tamu International Business dikelasnya Anissa, atas undangan Prof. Rhenald Kasali (2010).
Terakhir tahun 2017, kami bertiga bertemu di kampus UI dalam seminar internasional. Saat itu sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, AHY menjadi narsum bersama Dawn Hatzel dari Junior Chambers International, AS.
Jadi, secara kesuksesan reifikasi: Kepintaran-Kekayaan-Ketenaran-Kekuasaan, memang capaian AHY belum sekumplit SBY. AHY menonjol banget dalam hal "kepintaran" (akademik) dan "ketenaran" (reka citra).
Secara "kepintaran", titel akademiknya udah punya 3 magister. Secara "ketenaran", dia dapat lungsuran popularitas sebagai anak SBY, sebagai cucunya Jendral (Purn) Sarwo Edhie dan sebagai suaminya Anissa Pohan yang selebriti (model, presenter TV dan Juara Gadis sampul). Hmmm...
Tetapi dalam "kekayaan" dan "kekuasaan", AHY masih belum setrong. Modalitas guanxi nya masih lungsuran SBY. Jabatannya gak "nurturing". Terlalu karbitan. Sebagai pemimpin level nasional, AHY belum teruji di lapangan. Semua ijazah akademik diatas gak jaminan. Jujurly, AHY memang barang bagus. Tetapi masih mentah...bergetah.
Indonesia ini bangsa dan negeri yang besar. Jadi butuh pemimpin berkaliber "durian jatohan". Alias durian yang masak pohon!
(Selesai)
Tulisan sebelumnya: Sepakbola dan Punokawan AHY (5)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews