Sketsa Harian [12] Bencilah Ala Kadarnya

Benci. Ya, boleh-boleh saja. Sama dengan cinta, janganlah benci dengan sepenuh hati. Untuk cinta saja berlaku pepatah, “cintalah secara bijaksana”, bukan “cinta sepenuh hati”.

Jumat, 1 November 2019 | 05:41 WIB
0
590
Sketsa Harian [12] Bencilah Ala Kadarnya
Ilustrasi kebencian (Foto: tipspengembangandiri.com)

Kejadian yang menimpa teman kuliah beda angkatan ini sungguh memperkuat dugaan saya selama ini, saat saya menyampaikan materi “Netiket” alias sopan-santun berinternet di berbagai kesempatan. Bahwa, kehidupan di dunia maya itu paralel dengan dunia nyata.

Yang saya maksud dunia maya itu bukan dunia Luna, teman artis saya yang baik itu, tapi Internet. Sedangkan dunia nyata, ya dunia dalam kehidupan sehari-hari; bersosial, berbangsa, bernegara, dan bercinta. Ini perlu clear dulu sebelum saya celoteh lebih lanjut.

Berpangkal satu berita yang dimuat di sebuah media online, sejumlah teman ngasih pesan WA, “Benarkah dia itu teman kuliah kita?” Sudah bisa ketebak ‘kan siapa yang me-WA saya. Berita itu memang menyebutkan nama dengan jelas –kalau di tulisan ini sebut saja Mawar- dan perempuan kawan kuliah saya ini diduga bermufakat jahat membuat bom molotov di rumahnya, di bilangan Jakarta Timur. Naudzubillah...

Nah, yang bikin geleng-geleng kepala (bukan karena sakaw), si Mawar ini dikaitkan dengan dosen IPB yang sekarang sudah dinonaktifkan –sebut saja Kumbang- yang rumahnya ketauan diubahfungsikan menjadi pabrik pembuat bom molotov (Pindad dapet saingan nih). Polisi sudah membawa barang bukti sejumlah botol berisi bensin yang dilengkapi sumbu kain. Tinggal di sulut, lempaaarrr... dhuaarrr!

Tentu saja para pembelanya (dan bisa saja kita berprasangka mereka simpatisan teroris) mengatakan bahwa itu minyak jarak dan pak Dosen berinisal AB (bukan Anies Baswedan, dia kan gubernur) ini selain dosen juga jualan minyak jarak secara onlen. Bokya bikin alibi itu yang canggih dikit, ini malah mendegradasi kehidupan sang dosen terhormat itu.

Kalau kemudian hasil penyelidikan polisi mengungkap benar-benar ada benang merah (kenapa sih ga disebut kabel merah gitu, biar lebih kuat) antara dua peristiwa itu, gawat sudah urusannya. Soalnya kalo terkait teror-meneror, teroris, ya Densus88 yang akan maju. Ga kebayang jeruji besi yang dingin sudah menantinya.

Tentu saya paham apa yang diperbuatnya di dunia nyata seiring dengan ungkapan kebenciannya (hate speech) meski dibalut dengan bumbu kata-kata indah yang nyastra sekalipun, tetap saja kebencian. Ibarat mau menghilangkan aroma khas sehabis makan jengkol dengan permen Fisherman’s, tetap aja akan tercium “heos”-nya (bau jengkolnya).

Rupanya ini kondisi yang telat disadarinya. Maksud saya, kesadaran bahwa prilaku di dunia maya akan paralel dengan dunia nyata.

Kamu sok jagoan ngancem mau bunuh orang di medsos, ya bisa berakhir juga di penjara beneran, bukan? Tunggu aja panggilan aparat nanti, baru kamu yakin bahwa aktivitas di dunia maya sama dengan dunia nyata, konsekuensinya idem dito.

Benci. Ya, boleh-boleh saja. Sama dengan cinta, janganlah benci dengan sepenuh hati. Untuk cinta saja berlaku pepatah, “cintalah secara bijaksana”, bukan “cinta sepenuh hati”. Jika kebencian memuncak, sisakan sedikit nalar di sana bahwa kebencianmu yang sudah mencapai ubun-ubun itu bisa berakibat fatal, sesuatu yang tidak terduga dan terpikirkan sebelumnya, apalagi itu dibuktikan di dunia nyata.

Mengapa tidak terpikirkan? Sebab tidak ada filter di sana, kamu mencopotnya sendiri. Kamu ga nyisain nalar. Yang ada malah pengumuman secara terbuka di medsos bahwa kamu tiap hari benci Si A, Si B, si C dan seterusnya (eh, ga ada capres C kan, ya?). Kamu benar-benar cari penyakit di saat penyakit lama di dunia nyatamu belum sembuh!

Benci dan cinta harus ala kadarnya saja, ga usah mati-matian. Bencilah ala kadarnya. Cintalah ala kadarnya.

Kecuali kalo kamu sudah lama ga bercinta (sebagai salah satu manifestasi cinta) dan masih punya tenaga, lakukan sepuas-puasnya sampai tenaga tak bersisa lagi.

Tapi jangan dibalik juga, aktivitas bercintamu di dunia nyata kamu cemplungkan videonya di dunia maya. Ya tetap bikin masalah juga kenanya!

#PepihNugraha

***

Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [11] Ujian Facebook