Ode untuk Sutopo

Aku tidak bisa mengubah sistem yang Aku buat sendiri. Karena jika Aku ubah, itu hanya akan mengacaukan dunia berikut peradabannya yang Aku ciptakan.

Minggu, 7 Juli 2019 | 10:53 WIB
0
525
Ode untuk Sutopo
Sutopo (Foto: Facebook/Budi Setiawan)

Permadani merah sudah digelar Tuhan. Untuk menyambut kedatangan pahlawan kemanusiaan berhati emas. Melaporkan hasil kerjanya sebagai seorang manusia yang menjalankan perintahNya.

Dia pejuang kemanusiaan dan sosok manusia beragama yang sebenarnya. Menjalankan perintah utama bahwa manusia sebagai kafilah di muka bumi untuk memajukan peradaban. Bukan merusaknya.

Bagi Sutopo Purwo Nugroho, agama adalah untuk kehidupan. Dia berjuang untuk terus hidup. Dia tidak menjadikan agama untuk kematian. Karenanya dia tolak dogma hidup di dunia ini sekedar permainan lewat hasil karyanya untuk Indonesia.

Dia terus bekerja sampai raganya meng haruskannya istirahat. Dan dia terus bergulat untuk terus kuat dan hidup.

Sampai sang Khalik mengusap rambutmu dengan lembut:

Mari Aku jemput wahai anakku ke haribaanKu. Aku sudah dengar jutaan orang mendoakanMu.

Aku tidak bisa mengubah sistem yang Aku buat sendiri. Karena jika Aku ubah, itu hanya akan mengacaukan dunia berikut peradabannya yang Aku ciptakan.

Biarlah kematianmu menjadi penanda agar manusia lain bisa sebaik engkau.

Yang terus berfikir dan bekerja untuk kemanusian, kehidupan dan penghidupan. Bukan untuk kematian.

Sementara Aku sudah lebih dari cukup manakala kau sujud dan menyebut namaKu.

Mari ikut bersamaKu, Sutopo.

Menikmati alam kekal tanpa kepalsuan.

***