Bukannya Menolong, Malah Menjarah!

Bukankan sopir truk itu nasibnya sama dengan warga yang menjarah itu, yaitu sama-sama dari warga masyarakat bawah?

Sabtu, 5 Februari 2022 | 21:10 WIB
0
180
Bukannya Menolong, Malah Menjarah!
Lele tumpah di jalan (Foto: kompas.com)

Apes benar nasib supir truk yang bernama Edi ini. Bagaimana tidak?

Dari Cirebon Edi membawa muatan lele. Ketika sampai di jalan Randu Sari Subang, truk yang dikemudikan terperosok dalam sawah. Dan truk dengan muatan lele itu tumpah di area persawahan.

Warga desa sekitar melihat kecelakaan atau truk terperosok dalam sawah seketika mendekat, tapi bukan untuk menolong sang sopir. Justru warga masyarakat itu menjarah lele yang tumpah dalam sawah tersebut.

Mereka seperti kesetanan mengambil lele hasil jarahan itu. Himbuan seorang polisi yang berulang-ulang kepada warga untuk mengembalikan lele tersebut tak mereka hiraukan atau tak  digubris. Mereka asik mengambil lele.

Sopir truk yaitu Edi melihat bawaannya dijarah warga-menangis histeris, tetapi warga tidak mempedulikan tagisan sopir truk tersebut.

Bahkan polisi menawari upah kalau warga yang menjarah lele tersebut mau mengembalikannya. Namun juga tak bisa mengetuk pintu hatinya.

Kasus-kasus seperti ini bukan kali pertama terjadi di negeri ini. Ada kendaraan yang kecelakaan tapi justru menjarah hasil muatannya. Mereka seperti mendapat durian runtuh dari sebuah kecelakaan. Bukan menolong, tetapi malah menjarah dan mengambil seperti barang milik sendiri.

Kasus di atas seperti bisa menjadi cermin, warga masyarakat pun kalau ada kesempatan untuk menjarah atau mengambil yang bukan haknya, mereka akan lakukan tanpa merasa bersalah.

Selama ini, kita sering mencela dan mengutuk pejabat negara yang melakukan korupsi. Bahkan minta dihukum mati atau seberat-beratnya. Tetapi masyarakat level bawah pun kalau ada kesempatan, perilakunya juga sama dengan pejabat yang korupsi.

soal besar atau kecil sesuatu yang dijarah atau dimaling itu tergantung level jabatan atau status sosial. Bansos saja di level RT juga sering dipotong. Ini sama saja perilaku korupsi seperti pejabat negara yang melakukan korupsi.

Bukankan sopir truk itu nasibnya sama dengan warga yang menjarah itu, yaitu sama-sama dari warga masyarakat bawah?

Mereka tega seperti tak terketuk hatinya, bagaimana kalau mereka yang kecelakaan dan diperlakukan sama seperti mereka memperlakukan sopir truk itu.

Mental maling ternyata ada di semua level masyarakat.

***