Bukankan sopir truk itu nasibnya sama dengan warga yang menjarah itu, yaitu sama-sama dari warga masyarakat bawah?
Apes benar nasib supir truk yang bernama Edi ini. Bagaimana tidak?
Dari Cirebon Edi membawa muatan lele. Ketika sampai di jalan Randu Sari Subang, truk yang dikemudikan terperosok dalam sawah. Dan truk dengan muatan lele itu tumpah di area persawahan.
Warga desa sekitar melihat kecelakaan atau truk terperosok dalam sawah seketika mendekat, tapi bukan untuk menolong sang sopir. Justru warga masyarakat itu menjarah lele yang tumpah dalam sawah tersebut.
Mereka seperti kesetanan mengambil lele hasil jarahan itu. Himbuan seorang polisi yang berulang-ulang kepada warga untuk mengembalikan lele tersebut tak mereka hiraukan atau tak digubris. Mereka asik mengambil lele.
Sopir truk yaitu Edi melihat bawaannya dijarah warga-menangis histeris, tetapi warga tidak mempedulikan tagisan sopir truk tersebut.
Bahkan polisi menawari upah kalau warga yang menjarah lele tersebut mau mengembalikannya. Namun juga tak bisa mengetuk pintu hatinya.
Kasus-kasus seperti ini bukan kali pertama terjadi di negeri ini. Ada kendaraan yang kecelakaan tapi justru menjarah hasil muatannya. Mereka seperti mendapat durian runtuh dari sebuah kecelakaan. Bukan menolong, tetapi malah menjarah dan mengambil seperti barang milik sendiri.
Kasus di atas seperti bisa menjadi cermin, warga masyarakat pun kalau ada kesempatan untuk menjarah atau mengambil yang bukan haknya, mereka akan lakukan tanpa merasa bersalah.
Selama ini, kita sering mencela dan mengutuk pejabat negara yang melakukan korupsi. Bahkan minta dihukum mati atau seberat-beratnya. Tetapi masyarakat level bawah pun kalau ada kesempatan, perilakunya juga sama dengan pejabat yang korupsi.
soal besar atau kecil sesuatu yang dijarah atau dimaling itu tergantung level jabatan atau status sosial. Bansos saja di level RT juga sering dipotong. Ini sama saja perilaku korupsi seperti pejabat negara yang melakukan korupsi.
Bukankan sopir truk itu nasibnya sama dengan warga yang menjarah itu, yaitu sama-sama dari warga masyarakat bawah?
Mereka tega seperti tak terketuk hatinya, bagaimana kalau mereka yang kecelakaan dan diperlakukan sama seperti mereka memperlakukan sopir truk itu.
Mental maling ternyata ada di semua level masyarakat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews