Saya tau Mas Ardus M. Sawega ini pelit untuk memuji karya orang, tapi jika sudah mengeluarkan pujian pada seseorang, pasti ada keistimewaannya.
Saya mulai mengenal mas Ardus M. Sawega ketika meminang mbak Retno tetangga saya di Danukusuman, Solo. Kebetulan saya memang dekat dengan keluarga Mbak Retno, dan salah satu adiknya yang dipanggil Koko, teman akrabku dolan.
Waktu acara itu saya juga membantu (Rewangan) ala kadarnya, karena pernikahan dilaksanakan secara sederhana. Diceritakan bahwa suaminya Mbak Retno ini seorang Wartawan Kompas, wajahnya tampan, pendiam, kalo jalan agak membungkuk.
Pada waktu itu saya masih kuliah dan teman saya kadang tidur di rumah kontrakan beliau di dekat Sriwedari. Saya sering main ke rumah beliau jika Koko sedang di sana.
Masuk kontrakan beliau, pandangan saya selalu tertuju pada lukisan besar tokoh Solo Alm Sujono Humardani yang terpajang di ruang depan, lukisan hitam putih yang sangat keren.
Dan itu lukisannya beliau sendiri, di samping piawai menulis, Mas Ardus ini juga pintar melukis, sangat teliti saat melukis wajah Sujono Humardani itu, gurat-gurat di wajahnya tampak detil. Dan saya melihatnya sendiri saat melukis tokoh spiritual yang sangat dekat dengan Presiden Soeharto itu.
Pada waktu kuliah saya juga suka menulis di berbagai media cetak, menggambar vignet, memotret apa saja untuk illustrasi reportase atau menyertai artikel yang saya tulis. Juga memotret dengan tema human interest.
Pada waktu ingin menulis di majalah remaja HAI, saya mencoba konsultasikannya ke Mas Ardus M Sawega lewat Koko, karena kalo siang ke rumahnya, beliau selalu gak ada, malam pun sering gak ketemu, maklum Wartawan Kompas (Inisialnya ASA), kerjanya 24 jam harus pasang mata dan telinga untuk bisa menjadi yang pertama mendapatkan berita hot news. Jadi memang jarang ketemu, apalagi ngobrol.
Saya konsultasikan beliau artikel atau puisi untuk bisa masuk ke Majalah Hai karena Ardus M. Sawega ini pernah jadi redaktur Majalah Remaja tersebut bersama Alm. Arswendo Atmowiloto.
Beberapa hari kemudian, saya tanya Koko, bagaimana komentarnya beliau, Mas Ardus katanya cuma bilang, "Ya coba saja dikirimkan."
Tentu saja jawaban yang tidak memuaskan, atau beliau mungkin ogah-ogahan membacanya karena kesibukannya. Tapi ya tetap saya kirimkan ke Majalah Hai setelah saya revisi lagi.
Dan.....puisi serta artikel saya ternyata lolos dan dimuat di Majalah yang ngetop pada saat itu. Duh senengnya dapat honor lumayan gede bagiku saat itu.
Tapi saya hanya sekali itu saja mengkonsultasikan tulisanku, selanjutnya pede saja untuk berkarya.
Saya tau Mas Ardus M. Sawega ini pelit untuk memuji karya orang, tapi jika sudah mengeluarkan pujian pada seseorang, pasti ada keistimewaannya.
Dan saya pernah mendapat pujian dari beliau lewat Koko yang mendengarnya.
Baca Juga: Serat Lelayu buat Sobat Ardus Sawega
Saat beliau membaca MBM (Majalah Berita Mingguan) Tempo dan melihat karya foto human interest saya dimuat dua minggu berturut-turut di halaman pertama, secara spontan beliau teriak :
"Hebat! Hebat! Hebat, koncomu hebat ini Ko!" ujar beliau pada Koko, ponakannya itu berulangkali.
Selamat Jalan Mas Ardus M Sawega, ingkang sampun katimbalan wonten papan paleremanipun Gusti Ingkang Akaryo Jagat dumugi yuswa 72 tahun.
Rahayu Mugia Gusti Hamberkahi.
***
StefanusToni
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews