Tahun 2005 pak Sinyo terpilih jadi Gubernur Sulawesi Utara. Dalam masa kepempinannya, sebagian cita-cita lama mulai berhasil diwujudkan.
Pagi ini dapat berita duka, sahabat senior Dr. Sinyo Harry Sarundajang, Dubes RI untuk Filipina dan mantan Gubernur Sulawesi Utara dua periode, meninggal dunia.
Saya mengenal beliau saat konflik Maluku memuncak awal 2000. Pemerintah memerlukan seorang pemimpin yang tangguh dan bijak untuk menangani konflik tersebut. Maka pak Sinyo ditunjuk menjadi Pejabat Gubernur Maluku dan Makuku Utara (2001-2003), dan terbukti dia berperan besar dalam penyelesaian konflik tersebut.
Pak Sinyo memang birokrat profesional sekaligus pemimpin berwawasan. Pernah menjadi Walikota Bitung dan berbagai jabatan strategis di lingkungan pemda SULUT hingga menjadi Staf Ahli dan Irjen Kemendari 2000-2005, dia kembali ke daerahnya sebagai Gubernur SULUT dua periode (2005-2015). Dia kemudian diangkat sebagai Dubes RI untuk Filipina tahun 2018.
Tapi kesan dan kenangan saya yang paling kuat adalah saat kami bersama memperjuangkan pengembangan KAPET Manado-Bitung dan perjuangan menjadikan Bitung sebagai Free Trade Zone sekaligus pelabuhan berskala Internasional Hub Port (IHP). Suatu perjuangan yang tidak mudah, bukan saja karena kerumitan birokratis, tapi juga hambatan lainnya.
Cita-cita dan mimpi kami semua, dan terutama mimpi rakyat Sulawesi Utara adalah menjadikan Bitung sebagai pintu masuk-keluar ke kawasan Pasifik. Posisi geografis dan geopolitik Bitung yang strategis di bibir Pasifik, adalah salah satu alasan kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Setelah resmi tidak aktif lagi di pemerintahan tahun 2004, saya masih sering diajak teman-teman di Manado untuk mendiskusikan dan memperjuangkan cita-cita tersebut.
Saya mengenang beberapa nama dalam perjuangan itu, di antaranya almarhum pak Fenny Wurangian (Ketua Kapet Bitung tahun 2000), bung Dr. Noldy Tuerah dari FE-UNSRAT, sebagai konsultan dan kemudian menjadi Ketua Kapet, almarhum Freddy Roeroe, dan beberapa nama lainnya.
Setelah itu saya tidak mengikuti perkembangannya lagi, dan saya tidak tahu bagaimana status pelabuhan Bitung sekarang ini.
Tahun 2005 pak Sinyo terpilih jadi Gubernur SULUT. Dalam masa kepempinannya, sebagian cita-cita lama mulai berhasil diwujudkan. Salah satunya dengan ditetapkannya SULUT/Manado sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC) Mei 2009.
Peran pak Sinyo sangat menentukan dalam keberhasilan konferensi ini. Saya kira karena peran pak Sinyo pula maka kemudian Manado kembali terpilih sebagai tuan rumah Coral Triangle Initiative (CTI) dan World Coral Reef Conference (WCRC) tahun 2014.
Selamat jalan Pak Sinyo...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews