Jakarta — Memasuki tahun pertama kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mempercepat realisasi proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa. Proyek ambisius ini disebut sebagai salah satu infrastruktur vital yang akan menentukan masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ancaman naiknya permukaan air laut.
“Saya garis bawahi, salah satu proyek infrastruktur yang sangat strategis, yang sangat vital bagi kita, merupakan suatu mega project tapi harus kita laksanakan, adalah Giant Sea Wall, tanggul laut pantai utara Jawa,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangannya di Jakarta.
Prabowo menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mengulangi kebiasaan masa lalu yang cenderung menunda-nunda pelaksanaan proyek besar. Menurutnya, Indonesia sudah memasuki era baru yang menuntut kerja cepat, terukur, dan berdampak langsung pada masyarakat.
“Tapi kita tidak berkecil hati. Sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah nggak perlu lagi banyak bicara, kita akan kerjakan itu segera,” tegasnya.
Proyek Giant Sea Wall akan membentang sepanjang sekitar 500 kilometer, mulai dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Estimasi biaya yang dibutuhkan mencapai 80 miliar dolar AS, dengan waktu pengerjaan bertahap selama 15 hingga 20 tahun. Untuk kawasan Teluk Jakarta saja, durasi pengerjaan diperkirakan memakan waktu 8 hingga 10 tahun.
“Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin membutuhkan waktu 15–20 tahun,” jelas Presiden. Ia menambahkan bahwa proyek ini bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan upaya besar untuk melindungi jutaan warga di wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman banjir rob, abrasi, dan dampak kenaikan permukaan laut.
Pemerintah kini tengah mematangkan rencana dan koordinasi lintas kementerian agar proyek ini dapat segera masuk tahap pelaksanaan. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK), Rachmat Kaimuddin, menyebut bahwa pemerintah telah menyelesaikan sejumlah kajian dan diskusi teknis mengenai konsep pembangunan tanggul laut tersebut.
“Kami telah melakukan banyak diskusi dan banyak kajian. Sekarang, Presiden Prabowo ingin mengeksekusinya,” ujarnya.
Rachmat menjelaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall tidak akan dilakukan dengan pendekatan seragam di seluruh pesisir utara Jawa. Pemerintah, kata dia, akan menyesuaikan model dan skala tanggul sesuai dengan karakteristik geografis dan kebutuhan tiap wilayah.
“Kami tidak membangun tanggul yang menyerupai Tembok Besar Tiongkok yang membentang ratusan kilometer dari Banten hingga Gresik,” tegasnya.
Menurutnya, pendekatannya akan bersifat adaptif, dengan mempertimbangkan kondisi sosial, lingkungan, dan ekonomi di masing-masing daerah.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani menyampaikan apresiasinya terhadap langkah sejumlah pemerintah daerah, terutama Pemprov DKI Jakarta, yang terus memperkuat peran investasi daerah dalam mendukung proyek strategis nasional.
“Jakarta memberi kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan Indonesia. Program seperti Waste to Energy dan pembangunan Giant Sea Wall bukan hanya berdampak pada Jakarta, tetapi juga memberi manfaat luas bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Rosan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha untuk mempercepat realisasi proyek infrastruktur besar seperti Giant Sea Wall. Menurutnya, sinergi lintas sektor akan menjadi kunci dalam menciptakan iklim investasi yang sehat, memperkuat stabilitas ekonomi, dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Kolaborasi yang kuat akan mempercepat pelaksanaan proyek strategis dan memastikan manfaatnya dirasakan masyarakat luas,” tutupnya.
Dengan tekad politik yang kuat dari Presiden Prabowo dan dukungan penuh lintas kementerian serta daerah, proyek Giant Sea Wall diharapkan menjadi simbol keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur berkelanjutan yang melindungi masa depan Indonesia dari ancaman perubahan iklim dan bencana pesisir.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews