Utak Atik Wakil Anies

Tapi dalam politik semua bisa terjadi, termasuk PKS akan menjilat ludah sendiri dan akan kembali bersama Prabowo. Harga diri PKS tentu hancur jika langkah ini diambil.

Jumat, 25 November 2022 | 06:34 WIB
0
99
Utak Atik Wakil Anies

Tanggal 10 November deklarasi capres bersama antara Nasdem - Demokrat - PKS batal terwujud. Mereka mengatakan karena masalah teknis.

Yang paling siap mendeklarasikan capres pada hari ini sebenarnya Nasdem. Karena memang Nasdem sudah melakukan deklarasi Anies sejak awal Oktober.

Tapi, tak kunjung di deklarasikan Anies sebagai capres koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS bukan hanya soal teknis. Ini hal substantif.

Pertama, Nasdem memang tidak setuju memilih AHY sebagai cawapres, Nasdem juga menolak kader PKS Ahmad Heryawan yang diajukan PKS.

Kedua, Nasdem menginginkan cawapres dari kalangan lain. Nanti akan diajukan kepada koalisi. Tapi Demokrat dan PKS tidak merespon baik calon yang diajukan Nasdem. Oleh sebab itu, Nasdem akhirnya juga urung mangajukan nama baru.

Ketiga, alasan Nasdem menolak AHY dan Aher sangat beralasan. AHY dan Aher sama sama bukan sosok yang bisa melengkapi Anies. Terutama dalam hal demografi pemilih dan tentunya soal elektoral.

Alasan Nasdem menolak cawapres dari Demokrat dan PKS adalah alasan yang sangat masuk akal. Kecuali akal Demokrat dan akal PKS apabila mereka masih ngotot mengajukan kader partainya.

Dengan dinamika ini, koalisi ini saat ini deadlock. Jalan di tempat, dan saling panas dingin. Bisa bisa berujung pada bubar jalan.

Dengan realitas ini, PKS akhirnya membuka diri untuk mendukung Prabowo kembali yang saat ini sedang membangun koalisi dengan PKB.

Malu-malu kucing, dan kemudian PKS seperti mau menjilat ludah sendiri yang sudah pernah mengatakan tidak akan mendukung Prabowo kembali karena dalam kamus PKS, Prabowo adalah pengkhianat.

Tapi dalam politik semua bisa terjadi, termasuk PKS akan menjilat ludah sendiri dan akan kembali bersama Prabowo. Harga diri PKS tentu hancur jika langkah ini diambil.

Sedangkan Demokrat akan lebih fleksibel merapat ke Prabowo apabila endingnya terjadi deadlock dengan Nasdem dan Anies. 

Karena sejak awal Demokrat tidak memasang sekat seperti yang dipasang PKS melalui pernyataan petinggi mereka yang mengatakan 2024 "anti Prabowo".

Pilihan Demokrat dengan koalisi Prabowo akan lebih mudah dibangun kembali karena Demokrat secara pribadi punya hubungan baik dengan ketua umum partai Gerindra tersebut sejak 2014.

Sedangkan pilihan PKS hanya menunggu Nasdem yang akan memutuskan. Maka mereka punya pilihan ikut Nasdem atau sambil malu malu kucing ikut Prabowo lagi.

Karena PKS sudah sangat jelas tidak punya pilihan lain, mau ke Blok PDIP jelas sudah ditolak oleh PDIP sejak awal. PDIP mengatakan haram berkoalisi dengan PKS. Juga Demokrat.

Sikap keras PDIP terhadap PKS terutama. Adalah awal dimana gerbong besar blok penguasa juga memilih menjauh dari PKS.

Bahkan, saat PKS mencoba mendekati partai Perindo yang notabene non muslim dan PKS ingin berkolaborasi dengan Hary Tanoe. Perindo sepertinya juga memberikan sinyal negatif dan dingin.

Nasdem sejak awal tau kelemahan Demokrat dan PKS, oleh sebab itu Nasdem sejak awal mengunci mati Demokrat dan PKS karena Nasdem tau, Demokrat dan Nasdem tidak punya banyak pilihan.

Soal cawapres, jika kita melihat data yang ada. Maka hanya ada beberapa nama yang kuat dalam bursa 2024.

Antara lain, Ridwan Kamil, AHY, Sandiaga Uno, Erik Thohir, Puan Maharani. Dll. Bursa cawapres tidak banyak nama yang kuat.

Dari nama nama yang ada, hanya AHY yang ada di koalisi Nasdem. Selebihnya lebih dekat dengan Prabowo dan istana.

Di sinilah calon wakil Anies tidak mudah didapat oleh Nasdem, Demokrat dan PKS. Mereka sama sama kebingungan soal cawapres Anies bahkan sampai detik ini.

Dari 3 partai itu, PKS memiliki kursi paling kecil hasil pemilu 2019 lalu. Hanya 50 kursi. Sedangkan Demokrat punya 54 kursi dan Nasdem punya 59 kursi.

Tidak mungkin Nasdem dan Demokrat juga mau memberikan tiket apapun kepada PKS yang merupakan anggota koalisi paling buncit di DPR.

Nasdem sejak awal menjadikan Demokrat dan PKS sebagai pengikut yang "yes men". Dengan analisa di atas, Nasdem lebih pede, kursi lebih besar, punya uang, dan tentu Surya Paloh punya jaringan lebih kuat selama ini mengingat Surya Paloh berada di koalisi pemerintah.

Calon wakil Anies adalah masalah paling besar saat ini yang tidak mudah menemukan jalan tengah. jikapun akhirnya Anies memilih AHY, maka itu bukan berarti AHY terbaik untuk koalisi ini, tapi lebih kepada karena gak ada calon lain yang mau dan yang lebih baik.

Safari politik Anies selama ini yang rajin mengunjungi ulama dst. Tidak akan membawa efek signifikan bagi Anies.

Mengingat cara cara seperti ini pernah dilakukan oleh Prabowo di masa lalu dan rakyat lebih melihat hal ini sebagai pencitraan, jualan agama, dan jualan politik identitas.

Anies dan koalisinya pun belum punya map yang jelas soal soal isu besar demokrasi terutama. Karena koalisi ini sejak awal dibangun atas dasar realitas politik Nasdem yang gak cocok lagi dengan pemerintah, dan realitas Demokrat dan PKS yang tidak punya banyak pilihan.

Cawapres Anies adalah hal yang krusial saat ini, karena AHY atau Aher sama sama calon yang tidak menguasai pulau Jawa sama sekali. Padahal menurut petinggi PKS, Jawa masih menjadi kunci kemenangan pemilu 2024.

PKS sadar, Jawa adalah kunci kemenangan di setiap pemilu termasuk pada pemilu 2024 nanti, tapi naif nya, PKS malah mengajukan nama Aher yang tidak punya nilai jual sama sekali baik di Jawa, Sumatera sampai Papua.

Sedangkan jika kita bicara pulau Jawa, saat ini penguasa pulau Jawa dipegang oleh PDIP - PKB - Golkar dan Gerindra.

Oleh sebab itu, Prabowo merasa masa bodoh dengan ancaman PKS yang tidak mau mendukung dia lagi, Prabowo lebih memilih PKB yang memang lebih ril memiliki basis kuat di Jawa timur terutama.

Sedangkan jika Ganjar jadi maju sebagai capres, dan memilih salah satu nama besar dan dompet sebagai cawapres. Maka seluruh pulau Jawa akan mudah ditaklukkan seperti 2019 lalu.

Ganjar sudah terbukti menang besar dan mutlak dua periode di Jawa tengah. Dan apabila dia memilih Ridwan Kamil sebagai cawapres, maka Jateng dan Jabar dalam genggaman. Ditambah apabila Ganjar berhasil didukung PKB diakhir nanti, maka seluruh pulau Jawa bisa mereka taklukkan.

Sedangkan untuk pulau Sumatra dan Sulawesi yang merupakan tempat dimana 40% populasi Indonesia menetap. Suara Anies tidak dominan. Sumatera adalah basis Gerindra, PDIP, dan basis Golkar. Minimal draw.

Kemungkinan PKB, Gerindra, Golkar, PDIP berada dalam satu gerbong itu lebih besar. Hanya soal siapa yang akan diusung nantinya. Baik Prabowo maupun Ganjar. Chimistry ideologi mereka jauh lebih dekat ketimbang dengan Demokrat dan PKS.

Jika kita memperhatikan isu isu yang ada saat ini, termasuk survei yang dibuat akhir akhir ini, bahwa PKS dan PPP adalah rumah besar pengikut ide ide khilafah.

Survei seperti ini sebenarnya bertujuan mendowgrade Anies yang didukung PKS. Survei survei ini adalah survei pesanan yang dibuat untuk menjelaskan bahwa Anies ada di blok Islam radikal.

Termasuk isu isu yang diangkat oleh Ade Armando soal pemilih Kristen yang harus solid agar Anies bisa kalah.

Ini juga manuver yang dilakukan untuk mendowgrade Anies dan menjatuhkan Anies sebagai capres yang didukung kalangan islamis, dengan alasan sangat sederhana: Anies didukung PKS yang merupakan partai sempalan Ikhwanul muslimin.

Narasi Narasi diatas adalah fakta dan bukan isapan jempol. Narasi narasi ini akan terus dipertahankan sampai hari H pencoblosan, dengan tujuan mengalahkan Anies secara telak.

Oleh sebab itu, ada pengamat yang memberikan masukan kepada Anies agar meninggalkan PKS. Agar image Anies tidak terkontaminasi oleh isu isu Islam garis keras dan isu isu paham transnasional.

Pengamat pengamat UI dan beberapa pengamat universitas swasta yang memberikan masukan seperti itu, saya rasa adalah masukan yang realistis. Karena isu isu agama di Indonesia adalah isu isu yang sangat sensitif yang mampu menjatuhkan pihak pihak lain.

Prabowo pada pilpres lalu juga kena isu yang sama. Prabowo kalah. Padahal Prabowo punya keluarga dan kakak seorang pengusaha besar Kristen, tapi tetap saja selama Prabowo didukung PKS maka akan kena getahnya.

Prabowo saja yang lebih dekat dengan liberal, dekat dengan taipan, dekat dengan Kristen. Tidak selamat dari isu isu itu. Apalagi Anies yang naik jadi gubernur Jakarta karena isu agama, berasal dari etnis Arab, plus di dukung oleh partai Islam garis keras versi kamus Badan Intelijen negara Indonesia seperti PKS.

Tengku Zulkifli Usman ✓

Pengamat Politik.