Kelompok Separatis dan Teroris (KST) terus menyebarkan kebohongan dan hasutan kepada rakyat Papua. Masyarakat pun diminta untuk terus melawan provokasi KST demi kesuksesan PON XX Papua.
Sempat beredar video provokasi dari Juru Bicara TPNPB Orgabisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom, dirinya memprovokasi agar masyarakat tidak percaya kepada TNI-Polri, dia juga menuturkan bahwa aparat TNI-Polri menipu masyarakat.
OPM mengklaim masyarakat Papua agar tidak mempercayai TNI dan Polri dapat memberikan jaminan keselamatan diri di wilayah tersebut. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara OPM Sebby Sambom. Dirinya mengatakan bahwa pihaknya sudah menabuh genderang perang kepada aparat. Sehingga, masyarakat sipil yang masih berada di wilayah-wilayah tertentu akan menjadi korban.
Sebby meminta agar masyarakat sipil dari setiap golongan meninggalkan wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona perang oleh OPM. Dia menyebutkan, beberapa wilayah konflik seperti Intan Jaya, Puncak Jaya, Ndugama, Pegunungan Bintang hingga Yakuhimo.
Sebby juga mengamini, OPM yang saat ini telah dicap sebagai organisasi teroris tidak bertanggungjawab jika terdapat korban sipil yang meninggal. Sebab nyawa masyarakat tidak ditanggungnya. Namun Sebby membuat framing seakan-akan aparat TNI-Polri menipu masyarakat.
Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa selaku Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III, memberikan tanggapan terkait pernyataan dari OPM tersebut. Ia mengatakan bahwa seruan-seruan OPM tersebut tak lebih dari tipuan atau provokasi kepada warga Papua yang digencarkan oleh kelompok tersebut.
Kolonel Gusti Nyoman menyatakan bahwa seruan-seruan OPM tersebut tak lebih dari tipuan atau provokasi kepada warga Papua yang digencarkan oleh kelompok tersebut. Ia menekankan bahwa di wilauah Papua tidak mengenal yang dinamakan konflik perang. Menurutnya, setiap kejadian yang terjadi merupakan bagian dari gerakan teror OPM.
Apalagi TNI mengklaim bahwa OPM sudah semakin terpojok saat ini. Justru gerakan teroris OPM saat ini semakin menyempit karena kemanapun OPM bergerak, mereka selalu diburu oleh aparat TNI-Polri. Boleh dibilang provokasi OPM adalah hal receh yang tidak perlu terlalu digagas, apalagi pada tahun ini Papua akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.
Kodam XVII/Cenderawasih juga telah menyatakan kesiapannya dalam mendukung dan menyukseskan PON yang akan berlangsung pada bulan Oktober 2021. Dukungan tersebut disampaikan oleh Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi dalam rapat bersama Forkopimda Papua mewakili Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, pada Senin 7 Juni 2021.
Menurut Bambang, Kesuksesan PON XX dapat menambah kesejahteraan masyarakat Papua.
Dari segi keamanan, transportasi dan fasilitas yang lain, Kodam XVII Cenderawasih akan senantiasa menyiapkan dan mendukung terselenggaranya dan suksesnya PON XX baik sebelum, saat dan sesudah penyelenggaraannya. Sementara itu, Wali kota Jayapura Benhur Tomi Mano menuturkan, bahwa Papua itu aman, damai dan sudah siap melaksanakan PON 2020. Sehingga tidak perlu takut.
Selain isu keamanan, isu kesehatan juga menjadi topik yang patut menjadi perhatian dalam persiapan PON XX Papua. Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XX Papua menyatakan akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi seluruh peserta pesta olahraga multievent nasional itu, yang akan berlangsung selama 50 hari.
Ketua Panwasrah PON XX Papua Mayjen TNI (Purn) Suwarno menungkapkan telah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menegakkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Suwarno menuturkan, pihaknya telah menghimbau kepada KONI di seluruh Provinsi, agar 5 hari sebelum berangkat, para atlet dan pelatih sudah dikarantina di masing-masing provinsi.
Ia juga menuturkan bahwa saat ini 40% masyarakat di sekitar lokasi PON telah mendapatkan vaksin, dengan target hingga pelaksanaannya nanti sebanyak 70% dari total masyarakat sekitar arena maupun tempat akomodasi PON XX Papua. Kemudian, ia menuturkan pergerakan atlet juga akan dibatasi, yakni hanya dari akomodasi menuju arena pertandingan, baik dalam rangka latihan maupun pertandingan.
Sementara itu, bagi atlet yang nantinya akan bertanding secara kontak langsung, pihak panitia akan melakukan tes antigen terlebih dahulu, jika negatif maka atlet tersebut dapat bertanding.
ProvokasI receh dari OPM tentu saja perlu dilawan, salah satunya dengan menyebarkan persiapan PON yang semakin menunjukkan bahwa Papua mengalami kemajuan pesat. (Yafeth Waker)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews