Modal Grace Natalie dan Emil Dardak Jadi "Menteri Muda"-nya Jokowi

Diperkirakan, Presiden Joko Widodo akan merekrut "darah muda" kaum milenial untuk duduk menjadi anggota kabinet mendatang.

Rabu, 8 Mei 2019 | 10:09 WIB
0
955
Modal Grace Natalie dan Emil Dardak Jadi "Menteri Muda"-nya Jokowi
Grace Natalie dan Emil Dardak (Foto: Merdeka.com)

Penghitungan dari KPU belum usai, belum menunjukkan siapakah pemenang sah dari Pemilihan Presiden 2019. Tapi saya tidak sabar untuk menerka-nerka jika Kabinet Baru Indonesia Baru terbentuk, adakah “anak muda” yang memegang jabatan sebagai menteri ?

Baiklah pertama-tama saya munculkan dulu daftar yang dibuat berdasarkan survei yang diadakan oleh Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI.)  Para pakar atau public opinion makers (POM) adalah respondennya. Survei yang dilakukan bertajuk "Mencari Figur Millenial Potensial Jadi Menteri".

Responden survei ini yang menilai adalah 110 pakar. Latar belakang profesi pun beragam seperti akademisi, peneliti, jurnalis, partai politik, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, budayawan, pengusaha muda dan kalangan profesional

Baca Juga: Jika Kalah, Sandiaga Sebaiknya Bergabung di Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin

"Metode survei purposive sampling adalah sampling diambil tidak secara acak dan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan," menurut Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rifan ketika menggelar jumpa pers di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019)

Lembaga ini membagi hasil survei mereka menjadi dua kategori :

1.       Figur milenial profesional

  • Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak = 7,94 persen
  • CEO Gojek, Nadiem Makariem = 7,94 persen
  • Motivator dan pengusaha muda, Merry Riana = 7,37 persen
  • Presenter berita, Aiman Witjaksono = 7,19 persen
  • CEO Bukalapak, Achmad Zaky = 7,01 persen
  • Putri dari Gus Dur, Inayah Wahid = 7,01 persen

2.       Figur milenial partai

  • Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono = 7,09 persen
  • Ketum PSI, Grace Natalie = 6,74 persen
  • Politisi PPP, Taj Yasin Maimoen  = 6,94 persen
  • Politisi PKPI, Diaz Hendropriyono = 6,52 persen
  • Politisi PKB, Lukmanul Khakim = 6,16 persen
  • Politisi Nasdem, Prananda Paloh = 6,06 persen

Nah, kira-kira favorit kamu yang manakah ? Kalau saya dari daftar ini ada dua. Silahkan disimak.

Emil Dardak

Ada berbagai faktor yang membuat saya menjagokan suami dari aktris Arumi Bachsin ini. Prestasi yang membuat saya kagum adalah  sbb :

  • Salah satu lulusan termuda Doktor ekonomi pembangunan dari Jepang, dia menjadi Doktor di usia 22 tahun.
  • World Bank Officer
  •  Media Analysis Consultant di Ogilvy
  • Chief Business Development and Communication-Executive Vice President di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
  • Bupati Trenggalek (2016-2021)
  • Oh ya faktor lainnya yang tidak bisa saya abaikan, secara fisik juga enak dipandang serta bisa menyanyi, aha !

Baiklah saya mau melanjutkan ke calon favorit lainnya :

Grace Natalie

Mengapa saya lebih menjagokan dia dibandingkan seorang Agus Harimurti Yudhoyono ? Baiklah, saya uraikan di bawah agar lebih enak. Hal ini berdasarkan rekomendasi teman saya.

  • Sebagai ketua umum dan pendiri partai baru, sudah lumayan terbukti mengangkat partainya. Peringkat partainya lebih tinggi dibandingkan PERINDO.
  • Berani melawan mayoritas, walau dia berasal dari kaum minoritas. Jadi menurut saya dia mempunyai nyali.
  • Secara paket dia mewakili kaum milenial. Rata-rata pemilih usia muda mula-mula yang mengikuti pemilu karena memilih dia.
  • Menilik dari suara yang diperoleh di beberapa kota besar, PSI mendapat suara nomor dua setelah PDI-P. Ini merupakan prestasi yang bagus sebagai partai baru.
  • Mempunyai kapasitas, wawasan dan jaringan kuat  berdasarkan pengalaman kerja. Karir : Reporter Liputan 6 SCTV (2004-2005), Anchor Liputan 6 SCTV (2005-2006), Reporter ANTV (2006-2008), Reporter dan Anchor tvOne (2008-2012)
  • CEO Saiful Mujani Research and Consulting (2012-2014)
  • Faktor lainnya juga sama seperti di atas, seorang Grace Natalie enak dipandang. Ini faktor plus juga.

Sebelumnya saya sempat berpikir bagaimana dengan seorang Sandiaga Uno. Secara prestasi dia adalah pengusaha  yang sangat sukses. Tetapi dia bukannya calon wakil presiden? Maukah dia menjadi menteri  yang adalah lawan politiknya?

Yah ini hanya berandai-andai saja. Kita sudah tahu politik itu yang menang adalah kepentingan. Hari ini lawan, besok berteman.

Sumber : 1, 2, & 3

***