Lembaga Survei Indopolling Network menyatakan elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin di wilayah Jawa Barat bersaing ketat dengan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 41,7 persen, sementara Prabowo-Sandi 37,9 persen. Pemilih yang merahasiakan jawaban dan belum menentukan pilihan (undecided voters) masih sebesar 20,4 persen.
Direktur Indopolling, Wempy Hadir mengatakan persaingan kedua Calon Presiden sangat ketat. Jokowi unggul di daerah timur Jawa Barat atau wilayah Cirebonan, dengan perolehan 55,39 persen berbanding 31,6 persen, dan sisanya 13,29 persen tidak menjawab.
Sementara Prabowo unggul di zona wilayah Jawa Barat bagian selatan dengan meraih 50 persen. Elektabilitas Jokowi di daerah tersebut sebesar 40 persen. Sedangkan yang tidak menjawab sebesar 10 persen.
Di zona Jabar bagian tengah, Jokowi meraih elektabilitas 41,99 persen disusul Prabowo dengan 41,2 persen. Sisanya 16,99 persen tidak menjawab. Di zona Jabar bagian utara, Jokowi mempunyai 35,09 persen melawan 30,7 persen. Dengan 34,4 persen sisanya tidak menjawab.
“Jawa Barat makin seru, karena Prabowo menang signifikan di Jabar pada 2014 lalu. Sekarang mengalami penurunan yang cukup tajam. Jika mayoritas publik tidak puas terhadap kinerja Jokowi, maka pemilih Prabowo tentu tidak akan berpindah pilihan,” ujar Wempy.
Survei Indopolling dilakukan dengan metode multistage random sampling selama periode Januari 2019. Populasi survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat, yang punya hak pilih pada Pemilu legislatif dan Pilpres tahun 2019, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah sampel sebanyak 1200 responden, dengan sampling error 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani mengatakan pihaknya cukup puas melihat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat yang meningkat. Sebab saat Pilpres 2014, Jokowi kalah suara dibanding Prabowo di wilayah Jawa Barat. Saat itu pasangan Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh 59,78 persen suara, sementara Jokowi-JK memperoleh 40,22 persen suara.
“Kalau kita lihat 2014 itu selisih suara Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK kan lumayan besar. Namun, kini sudah bisa agak tersenyum bahwa hasil survei yang diperoleh sudah comparable,” ujar Arsul.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa survei yang menyatakan Jokowi-Ma’ruf belum unggul. Sehingga pihaknya menyatakan akan terus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas di Jawa Barat, hingga akhirnya dapat menang dengan perolehan suara yang signifikan.
Peningkatan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat disebabkan karena kinerja Presiden Joko Widodo yang dianggap masyarakat berhasil, terutama dalam membangun infrastruktur. Selain itu sebagai petahana, Jokowi dinilai mampu menunjukkan kinerja dalam memimpin pemerintahan. Terbukti dengan survei yang menyebut tingkat kepuasan responden terhadap pemerintahan Jokowi-JK mencapai 56,8 persen.
Oleh sebab itu, dalam melakukan kampanye, TKN Jokowi-Ma’ruf sebaiknya fokus menyosialisasikan keberhasilan-keberhasilan yang diraih pemerintah pusat dalam lima tahun kepemimpinan Jokowi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews