Politikus Tak 'Tau Diri'

Mereka seharusnya malu pada para petani dan nelayan miskin. Mereka harus malu pada para pedagang kaki lima. Mereka harus malu pada rakyat kecil yang hidup di rumah-rumah kumuh.

Kamis, 14 Oktober 2021 | 07:16 WIB
0
117
Politikus Tak 'Tau Diri'
Ilustrasi kursi kekuasaan (Foto: piqsels.com)

Saya yang awam ini suka berpikir begini: ngapain pula ya pada ngebet dan nafsu ingin menjadi anggota dewan, ingin jadi bupati, gubernur, presiden.

Sangking nafsunya keinginannya itu, mereka sampai habiskan miliaran, bahkan puluhan dan ratusan miliar hanya untuk merebut tahta itu. Bahkan, pernah terjadi perebutan tahta gubernur yang dilakukan dengan vulgar, dengan memakai cara-cara keji untuk menjatuhkan lawan.

Pernah juga terjadi kampanye-kampanye untuk memenangkan pilpres mereka memakai cara-cara memecah belah bangsa.

Tetapi, setelah berhasil merebut tahta, mereka itu tidak mampu atau tak mau bekerja sungguh-sungguh membangun bangsa dan negara.

Rupanya mereka cuma ingin menumpuk pundi-pundi kekayaan pribadi. Mereka tidak mengutamakan kepentingan rakyat dan negara.

Mereka nafsu dan ngebet merebut tahta adalah hanya untuk kepentingan membangun kerajaan bisnis atau menumpuk pundi-pundi kekayaan.

Lalu, ngapain mereka sampai ngotot dan bernafsu begitu untuk merebut kursi jabatan itu? Setelah sukses duduk di atas tahta, mereka tidak bisa, tak mampu dan tak mau serius bekerja mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Mereka akhirnya hanya membohongi banyak orang dan membohongi diri mereka sendiri. Mereka tak punya integritas. Mereka bukan manusia sejati. Mereka harus malu pada diri sendiri, malu pada anak dan cucu. Malu pada rakyatnya yang telah membayar pajak menggaji dan memberikan fasilitas untuk menikmati hidup mereka.

Mereka seharusnya malu pada para petani dan nelayan miskin. Mereka harus malu pada para pedagang kaki lima. Mereka harus malu pada rakyat kecil yang hidup di rumah-rumah kumuh di pedesaan. Mereka malu pada masyarakat miskin yg terpaksa harus tinggal di bawah kolong jembatan di perkotaan.

Lalu, buat apa sebenarnya mereka kok sampai ngebet, ngotot, penuh nafsu ingin menjadi presiden, gubernur, bupati, anggora dewan, apabila kemudian mereka tidak bisa, tak mampu, dan tak mau sungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara?

***