The Brave Lady, Sosok yang Menyelamatkan Abu Bakar Baasyir dari Murka Amerika

Jumat, 25 Januari 2019 | 21:06 WIB
0
592
The Brave Lady, Sosok yang Menyelamatkan Abu Bakar Baasyir dari Murka Amerika
Abu Bakar Baasyir (Foto: Detik.com)

Abu Bakar Ba'asyir bukanlah tokoh sembarangan. Sosok ini menjadi orang yang paling dicari oleh Amerika Serikat karena diduga terlibat dalam berbagai rangkain tindak pidana terorisme mulai dari kasus serangan bom Bali 2002 yang menewaskan 200 orang, sampai dengan perencanaan dan penggalangan dana untuk pembiayaan latihan militer kelompok teroris bersenjata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Saat persidangan pun penjagaan ketat dilakukan pemerintah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Kepolisian saja sampai menurunkan sekitar 3.000 petugas untuk mensterilkan kawasan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat itu. Ini membuktikan bahwa betapa pentingnya sosok Ba'asyir di mata Internasional terlebih memiliki banyak pengikut setia di daerah.

Dari bocoran Wikileaks juga terungkap juga bahwa ada permintaan dari pihak Amerika Serikat agar pemimpin pondok pesantren Ngruki, Solo itu ditangkap. Permintaan ini diajukan saat Megawati Soekarno Putri masih menjabat. Dengan berani, Megawati pun menolaknya dan menanggung segala risiko yang ada.

Kabar tentang keberanian Megawati menolak permintaan Amerika ini pun ternyata didengar oleh Abu Bakar Ba'asyir sendiri. Abu Bakar Ba'asyir meskipun ditahan tetap bisa mendapatkan informasi-informasi terupdate tentang kondisi politik di Indonesia. Bahkan Ba'asyir mengaku diperlakukan dengan baik saat berada di dalam tahanan.

"Amerika pernah meminta secara khusus kepada Presiden Megawati Soekarnoputri agar saya ditangkap. Tetapi yang namanya Megawati mendapat kekuatan dari Allah untuk menolak permintaan Amerika yang arogan itu. Namun menurut saya, pemerintahan Yudhoyono ini adalah pemerintahan yang tunduk kepada kepentingan dan tekanan Amerika." ungkap Ba'asyir saat diwawancarai oleh Mega Simarmata pada 21 Januari 2011 di Rutan Bareskrim Mabes Polri, seperti dikutip dari pojoksatu.id (25/01).

Sebagai orang awam saya mencoba menelaah. Bagaimana mungkin sosok perempuan seperti Megawati Soekarno Putri berani menolak permintaan negara adidaya Amerika? Tapi, itulah faktanya. Megawati dengan penuh risiko berani menolak permintaan Amerika.

Seperti penuturan Hasto Kristiyanto, Sekretaris jenderal PDIP, menuturkan bahwa Megawati tetap berusaha melindungi rakyatnya. Bagaimanapun tuduhan terhadap Abu Bakar Ba'asyir oleh Amerika, sebagai Warga Negara Indonesia, Ustaz Ba'asyir tetap mendapatkan perlundungan dari negara, dan itu yang sudah ditunaikan oleh Megawati saat menjabat menjadi Presiden.

Megawati, sosok perempuan yang berani menanggung risiko apapun meski harus menolak negara super kuasa Amerika Serikat. Karena jika permintaan Amerika tidak dituruti seperti yang kita saksikan sendiri perang dagang terjadi antara Tiongkok dan Amerika, imbasnya berpengaruh terhadap perekonomian dunia.

Keberanian Megawati, The Brave Lady, itulah yang mewarisi semangat Soekarno agar bangsa ini benar-benar berdaulat dan tidak diatur oleh asing. Tak heran jika Soekarno disegani banyak pemimpin dunia saat itu termasuk bersahabat dengan Presiden Amerika Jhon F Kennedy yang akhirnya dibunuh oleh CIA dalam rangkaian penggulingan Soekarno.

Lalu apa jadinya jika saat itu Megawati menuruti kemauan Amerika? Tentu saja ustaz Abu Bakar Ba'asyir menurut beberapa pengamat sudah pasti akan dijebloskan ke penjara Guantanamo, Kuba. Guantanamo adalah lapas yang dianggap sebagai tempat bagi teroris-teroris dari belahan dunia.

Penjara yang sangat mengerikan ini akhirnya mengungkap berbagai praktik kejahatan keji oleh sipir kepada para napi. Mulai dari penyiksaan berat hingga pelecehan seksual. Berbagai kejahatan para sipir itu disinyalir melanggar HAM dan dikecam keras oleh dunia. Meski sempat akan ditutup oleh Obama pada tahun 2016, namun kini tetap dipertahankan oleh Trump.

Kita bisa bayangkan bagaimana jika Megawati saat itu melepaskan Abu Bakar Ba'asyir kepada Amerika. SBY saja yang berlatar belakang militer dianggap lebih tunduk pada kepentingan Amerika daripada Megawati dalam pandangan Abu Bakar Ba'asyir.

Ini menunjukkan bahwa keberanian Megawati tidak bisa dipandang sebelah mata seperti banyak pihak yang selalu nyinyir dengan kemampuan Megawati membesarkan PDIP dan mengangkat kader unggulannya seperti Jokowi.

PDI Perjuangan kini bertransformasi menjadi salah satu partai modern. Bahkan partai yang dulu terus menerus diganggu oleh Orde Baru itu kini mampu mempertahankan sertifikat International Organization for Standardization (ISO) 9000:2015 yang dilakukan audit oleh Lembaga Sertifikasi Internasional Certification Services (ICSM).

Penghargaan ini pun bukan main-main karena PDIP menjadi satu-satunya partai politik se-ASEAN yang bersertifikat ISO sejak tahun 2017. Masyarakat bisa menilai mutu sebuah organisasi dari sertifikat ini. Inilah bukti kerja keras The Brave Lady dalam membesarkan partai yang menjadi warisan yang akan selalu dirawatnya, demi menghasilkan kader-kader yang militan dan siap membagun bangsa dan negara.

***