Perjuangan rakyat Palestina didukung penuh oleh pemerintah Indonesia. Karena mereka menjadi korban kekejaman Israel dan butuh uluran tangan dari negara lain. Sehingga bisa menekan Israel agar tak lagi mengganggu kedamaian di Gaza dan wilayah lain di Palestina.
Saat kompleks Masjidil Aqsa ditembak oleh Israel, maka seluruh warga Indonesia menangis, karena berempati pada para korban. Kekejaman itu berlangsung selama beberapa hari dan korban jiwa sudah lebih dari 100 orang. Mereka mati syahid karena membele negaranya dari kekejian penjajah.
Indonesia juga ikut mendukung perjuangan Palestina secara optimal. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa pemerintah tetap bersama rakyat Palestina, karena keadilan harus tercipta bagi warganya. Dalam artian, pemerintah sangat concern terhadap rakyat Palestina, walau posisi mereka amat jauh dari Indonesia.
Retno melanjutkan, Dewan Kemananan PBB harus melakukan langkah konkret untuk menghentikan kekerasan di Palestina.
Pemerintah Indonesia juga memberi masukan substansial agar OKI dapat menghasilkan kesepakatan yang nyata. Tujuannya agar menghentikan agresi di wilayah perbatasan Palestina.
Indonesia terus berupaya secara diplomasi untuk membantu rakyat Palestina, dengan mendorong DK PBB agar menindak tegas Israel. Akhirnya Sekjen PBB Antonio Guterres bersuara dan mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata. Semoga hal ini cepat terwujud, agar tidak lagi ada korban jiwa.
Gencatan senjata harus dilakukan sesegera mungkin, karena hal ini amat berbahaya, apalagi kebanyakan yang kena tembak adalah wanita dan anak-anak. Jangan sampai penembakan ini menjadi penjahjahan terang-terangan, karena Palestina sudah merdeka sejak tahun 1988. Jadi tentara Israel sebenarnya tidak berhak sama sekali untuk masuk ke Gaza, apalagi memberondong warga dengan lontaran timah panas.
Sementara itu, Moeldoko dari Kantor Staf Presiden menyatakan bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina.
Menurutnya, sikap Indonesia tidak akan berubah. Dalam artian, pemerintah akan terus mendukung perjuangan Palestina sampai ke tahun-tahun ke depan. Sehingga mereka tidak akan takut karena mendapat support penuh dari Indonesia.
Perjuangan rakyat Palestina sudah didukung oleh Indonesia sejak masa orde baru. Bung Karno, presiden pertama RI, selalu bersama rakyat Palestina dan menganggap mereka adalah saudara.
Tawaran dari Israel untuk membuka hubungan diplomatik ditolak mentah-mentah, padahal saat itu pemerintah Indonesia ditawari bantuan dana yang besar, tetapi tetap kukuh menepisnya.
Bung Karno melanjutkan hubungan baik antara Indonesia dan Palestina, karena sejak tahun 1920-an kedua negara saling mendukung. Ketika Indonesia akan merdeka, maka Mufti Palestina menyatakan dukungannya, dan itu sangat penting karena menjadi pertimbangan PBB untuk memberikan status merdeka bagi NKRI.
Selain itu, Mufti juga berkeliling ke negara sekitarnya untuk menggalang bantuan, demi pengakuan kemerdekaan Indonesia. Kerja kerasnya berhasil dan Indonesia diakui kemerdekaannya oleh dunia internasional.
Tak heran ketika saat ini rakyat Palestina menderita, maka rakyat Indonesia merasakan sakitnya juga. Karena kedua negara sudah membina persahabatan selama hampir 100 tahun dan makin harmonis. Sehingga saat ini rakyat Indonesia juga terus berdoa semoga agresi Israel terus dihentikan.
Rakyat Indonesia juga terus mendukung warga Palestina dari jurang derita, dengan memberikan donasi melalui jalur resmi, yakni via Kedutaan Besar Palestina. Hanya inilah jalan yang diakui oleh negara dan pihak Kedubes pasti akan menyampaikannya ke pihak yang terpercaya di sana.
Perjuangan Palestina wajib kita dukung karena mereka bagaikan saudara kandung bagi rakyat Indonesia. Derita mereka adalah derita kita juga. Pemerintah berjuang agar PBB segera mengakhiri konflik di perbatasan Palestina, dan Sekjen PBB mengabulkannya. Karena Indonesia adalah salah satu anggota DK PBB. Rakyat juga bisa memberi bantuan dana yang diberikan langsung ke Kedubes Palestina. (Adnan Kasogi Nasution)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews