Andi Arief sangat jeli melihat peluang untuk dagang nasi goreng, apa lagi dengan isue ekonomi sedang sulit.
Bukan cuma Megawati yang pandai memasak nasi goreng, ternyata SBY tidak mau kalah, dan SBY juga jago masak nasi goreng. Tentu berbeda antara nasi goreng ala SBY, dengan nasi goreng masakan Megawati.
Perlu juga kita tahu seperti apa dahsyatnya nasi goreng ala SBY, sehingga Andy Arief begitu antusias mempromosikannya. Apakah nasi goreng tersebut yang meraciknya SBY, dan yang menggorengnya SBY langsung, atau jangan-jangan yang menggorengnya Andy Arief, Andi Nurpati, dan Benny K. Harman.
Dalam dua hari belakangan ini, foto Mantan Presiden RI ke-6, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sebuah Baliho yang diunggah Andi Arief di akun twitternya viral di media sosial. Dalam baliho yang dirancang dengan serius tersebut, terlihat SBY dan mendiang Ani Yudhoyono sedang memasak nasi goreng.
Seperti apa faktanya tweet Andi Arief tersebut, apakah benar SBY jualan nasi goreng karena ekonomi yang sedang sulit?
Dilansir Tribunbanten.com, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtar menjelaskan kalau foto itu diambil kemarin malam, Sabtu (24/1/2021) di kediaman SBY di Puri Cikeas, tepatnya di Lapangan voli bekas pendopo, Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Ia mengatakan, baliho SBY 'jualan' nasi goreng itu hanya untuk seru-seruan saja.
"Baliho bertuliskan Nasi Goreng Ala SBY berlatar foto SBY dan Ibu Ani itu dibuat oleh salah satu anggota Dewan Pembina LavAni, kebetulan pengusaha Billboard. Saya kira itu hanya untuk "seru2an" saja. Untuk benar-benar membuat usaha nasi goreng saat ini belum terpikirkan oleh pak SBY," katanya kepada TribunBanten.com.
Jadi faktanya memang baliho itu dibuat hanya untuk seru-seruan saja, seperti yang penulis duga, bahwa SBY jualan nasi goreng itu cuma untuk bahan 'gorengan,' agar dunia politik kita terus seru, dan SBY terus dibicarakan.
Inilah bedanya nasi goreng SBY dengan Megawati, kalau nasi goreng Megawati mampu membuat Prabowo pindah ke lain hati, dari oposisi berubah posisi menjadi pembantu Jokowi. Bahkan Prabowo rela meninggalkan pendukungnya, yang sebetulnya dia tahu bukanlah pendukung yang sesungguhnya.
Nasi goreng Megawati khusus dimasak untuk menjamu Prabowo, karena Prabowo sudah rindu dengan nasi goreng yang di masak Megawati. Sementara nasi goreng yang dimasak SBY, khusus untuk kalangan partai Demokrat, dan anggota tim voli LavAni yang diasuhnya.
Baca Juga: Perbedaan dan Persamaan Transisi Periode Ke-2 antara SBY dan Jokowi
Jadi rupanya memang untuk seru-seruan, dan bisa menjadi bahan gorengan kader Demokrat di media sosial. Mengingat keadaan dan situasi yang dalam pandangan Demokrat memang sedang sulit, sehingga perlu dibikin seru.
Kampanye dengan media luar ruang seperti baliho adalah sesuatu yang serius, kalau untuk seru-seruan ya memang seru. Karena dalam dunia periklanan, product campaign dengan baliho itu biayanya lumayan besar, target audience-nya juga sudah di perhitungkan.
Apa lagi dalam baliho tersebut terpampang gambar mantan Presiden RI, jelas itu bukan sekadar seru-seruan. Kalau dijadikan bahan gorengan memang sangat menguntungkan, karena impact-nya sangat besar.
Andi Arief sangat jeli melihat peluang untuk dagang nasi goreng, apa lagi dengan isue ekonomi sedang sulit. Tentunya, walau pun baliho itu hanya dibuat untuk seru-seruan, tapi dampak secara politiknya sangat besar.
Mungkin Andi ingin menggambarkan kalau SBY sedang 'prihatin,' dan sebagaimana kita ketahui, SBY selalu prihatin, saat jadi Presiden pun selalu prihatin. Apa lagi setelah tidak jadi Presiden, tentu lebih prihatin.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews