Ketika Khofifah Kehilangan Marwah

Semoga saja urusan itu tak berlanjut, kalau tidak masyarakat Surabya akan terus mencium bau kentut, perseteruannya ada tapi tak kasat mata.

Minggu, 31 Mei 2020 | 12:21 WIB
0
288
Ketika Khofifah Kehilangan Marwah
Risma dan Khofifah (Foto: Grid.id)

Terjadi geger soal mobil PCR yang disabot Pemprov Jatim untuk dipakai ke Lamongan dan Tulungagung. Hal itu yang membuat Tri Rismaharini (Risma) Walikota Surabaya, berang. Dan hal itu pantas dia lakukan, karena komunikasi ke BNPB bahwa Kota Surabaya akan mendapat jatah duluan memakai mobil PCR bantuan pusat itu selama lima hari.

Seperti kita ketahui Surabaya menjadi episentrum terjangkit covid dan hal itu di ketahui dunia, masak sekelas Gubernur dan Kepala Gugus tugas penanganan Covid19 nggak ngerti. Nggak mungkin, mereka itu orang cerdas, cuma kurang waras. Bagaimana mungkin episentrum covid19 di depan hidung, kok mobilnya dibawa ke Tulungagung, apa nggak gemblung.

Dengan enteng Kepala Gugus tugas Jatim mengatakan bantuan itu 'kan untuk Pemprov Jatim, dan di Jatim bukan cuma Surabya yang terjangkit. Sekelas orang terdidik kok nggak ngerti skala prioritas. Inilah yang dikatakan otak cerdas akhlak ngepas, kelakuannya bablas.

Bak bau kentut, suara dan baunya ada walau tak nyata dan kasat mata, bahwa ada rivalitas antara Risma dan Khofifah itu ada, gesturnya kelihatan.

Risma adalah pekerja keras membuat Surabaya dikenal dunia, Khofifah adalah kepala daerah yang hadir dari polesan dan pencitraan, sehingga sangat jelas bedanya.

Sayang kondisi itu merugikan warga di saat bencana melanda pejabatnya malah main mata ngerjai sesama kolega dan membuat cedera masyarakatnya.

Kepemimpinan adalah kapasitas, bukan asal pantas. Orang yang bisa mengabdilah yang pantas memimpin, dan hal itu ada pada Risma, bukan Khofifah.

Semoga saja urusan itu tak berlanjut, kalau tidak masyarakat Surabya akan terus mencium bau kentut, perseteruannya ada tapi tak kasat mata.

Semoga mereka sadar memimpin dirinya sebelum memimpin orang lain, karena marwah dirinya sbg taruhannya.

Selamat bekerja, wabahnya masih menggila!

***