Semoga saja urusan itu tak berlanjut, kalau tidak masyarakat Surabya akan terus mencium bau kentut, perseteruannya ada tapi tak kasat mata.
Terjadi geger soal mobil PCR yang disabot Pemprov Jatim untuk dipakai ke Lamongan dan Tulungagung. Hal itu yang membuat Tri Rismaharini (Risma) Walikota Surabaya, berang. Dan hal itu pantas dia lakukan, karena komunikasi ke BNPB bahwa Kota Surabaya akan mendapat jatah duluan memakai mobil PCR bantuan pusat itu selama lima hari.
Seperti kita ketahui Surabaya menjadi episentrum terjangkit covid dan hal itu di ketahui dunia, masak sekelas Gubernur dan Kepala Gugus tugas penanganan Covid19 nggak ngerti. Nggak mungkin, mereka itu orang cerdas, cuma kurang waras. Bagaimana mungkin episentrum covid19 di depan hidung, kok mobilnya dibawa ke Tulungagung, apa nggak gemblung.
Dengan enteng Kepala Gugus tugas Jatim mengatakan bantuan itu 'kan untuk Pemprov Jatim, dan di Jatim bukan cuma Surabya yang terjangkit. Sekelas orang terdidik kok nggak ngerti skala prioritas. Inilah yang dikatakan otak cerdas akhlak ngepas, kelakuannya bablas.
Bak bau kentut, suara dan baunya ada walau tak nyata dan kasat mata, bahwa ada rivalitas antara Risma dan Khofifah itu ada, gesturnya kelihatan.
Risma adalah pekerja keras membuat Surabaya dikenal dunia, Khofifah adalah kepala daerah yang hadir dari polesan dan pencitraan, sehingga sangat jelas bedanya.
Sayang kondisi itu merugikan warga di saat bencana melanda pejabatnya malah main mata ngerjai sesama kolega dan membuat cedera masyarakatnya.
Kepemimpinan adalah kapasitas, bukan asal pantas. Orang yang bisa mengabdilah yang pantas memimpin, dan hal itu ada pada Risma, bukan Khofifah.
Semoga saja urusan itu tak berlanjut, kalau tidak masyarakat Surabya akan terus mencium bau kentut, perseteruannya ada tapi tak kasat mata.
Semoga mereka sadar memimpin dirinya sebelum memimpin orang lain, karena marwah dirinya sbg taruhannya.
Selamat bekerja, wabahnya masih menggila!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews