Pelaksanaan Pemilu 2019 ini banyak pihak menilai sudah berjalan baik secara prosedural dan substansial walau tetap terus disempurnakan pada pelaksanaan di waktu waktu mendatang. Pemilu baik secara prosedural jika prasyaratnya sudah terpenuhi dan pemilu berhasil secara substansial jika tujuannya tercapai.
Prasyarat pemilu menggariskan adanya kebebasan dalam memilih, terwujudnya partisipasi masyarakat dan arena berkompetisi politik yang berintegritas.
Variabel variabel tersebut umumnya sudah terpenuhi namun jika ada pihak yang tidak puas seharusnya tidak mengambil langkah lamgkah inkonstitusional seperti yang berujung dengan kerusuhan pada 21 dan 22 Mei lalu apalagi dibumbui dengan tindakan rencana kejahatan yang dapat merusah tatanan demokrasi yang telah menjadi kesepakatan bangsa kita.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan pemilu adalah terpilihnya pemimpin yang menjadi kehendak rakyat. Pemimpin amanah yang mampu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan dan membawa Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju arah yang lebih maju dan beradab di masa depan.
Pemgumuman Pemilihan Umum 2019 yang telah diputuskan oleh KPU masih terhambat larena konstestan Pilpres 02 mengajukan gugatan sengketa Pemilu ke MK. Semua pihak harus menghargai upaya konstitusional tersebut daripada menrmpuh upaya nkonstitusional yang merusak tatanan demokrasi kita.
Namun hendaknya proses gugatan secara hukum haruslah disertai bukti bukti yang valid dan rasional serta jangan membangun narasi narasi yang bertujuan mendelegitimasi penyelnggara atau hasil pemilu tersebut. Apapun nantinya yang diputuskan oleh MK mari kita semua menerimannya dengan damai dan tidak perlu lagi melakukan upaya - upaya inkomstitusional seperti makar yang merusak rasa persatuan dan demokrasi bangsa ini.
Untuk itu diperlukan peran serta semua pihak untuk tetap menjaga keseluruhan proses demokrasi Pemilu 2019 ini menjadi Pemilu berintegritas. Tak terkecuali.bagi penyelnggara, peserta pemilu dalam hal ini Capres harus berkomitmen menjaga situasi kondusif hingga semua rangkaian Pemilu selesai. T
idak ada dusta dan tidak ada makar di antara demokrasi kita. Siapaun boleh jadi Presiden tapi harus.melalui mekanisme.proses demokrasi yang bermartabat dan damai. Karena hanya dengan pemilu berintegritas, demokrasi dapat kian dipercaya warga sebagai sistem dan proses politik yang lebih baik dibandingkan dengan sistem politik lain.
Dengan demikian, tujuan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dapat tercapai secara berkualitas dan berintegritas.
Integritas, transparansi, akuntabilitas, efektivitas, partisipasi, serta tata kelola maupun tata aturan hukum yang merupakan inti dalam prinsip demokrasi yang baik, masih harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Komitmen dari semua pihak harus terus ditingkatkan untuk terwujudnya pelaksanan setiap Pemilu. Ini.wujud sebagai bangsa bermartabat, bukan dengan aksi aksi barbar yang menabrak dan membunuh sendi sendi demokrasi.
Salah satu komponen negara yang mampu membuat gelaran Pemilu 2019 ini berarti dan bermanfaat bagi keberlangsungan bangsa Indonesia adalah rakyat itu sendiri. Untuk itu siapapun presiden yang terpilih maka pemenangnya adalah rakyat Indonesia.
Mari dukung hasi keputusan sudang MK dengan bergandengan tangan guna merajut kembali persatuan untuk melanjutkan pembangunan Indonesia menuju kemajuan bangsa.
Pemerintah dan penyeleggara serta komponen bangsa lainnya bersama sama secara aktif memberikan literasi guna menyadarkan rakyat Indonesia bahwa kita semua bersaudara, meskipun berbeda Suku, Agama, ras dan Bahasa, kita harus menerima siapa pun yang nantinya akan duduk di kursi pemerintahan.
Mulai saat ini sudah seyogianya kita semua.bangsa Indonesia saling merangkul dan menumbuhkan kesadaran di dalam diri kita semua bahwa siapa pun yang menjadi presiden pada pemilu 2019, pemenangnya adalah rakyat Indonesia.
Mari bersatu dukung hasil Pemilu demi melanjutkan pembangunan nasional menuju Indonesia yang semakin maju dan disegani olelh bangsa lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews