Jimat Jokowi

Petunjuk Tuhanlah yang menjadi pegangannya, dan itu menjadi kekuatan dan keyakinannya yang teguh dan tidak tergoyahkan oleh hasutan apa pun.

Senin, 13 Mei 2019 | 16:17 WIB
0
495
Jimat Jokowi
Foto:Tribunews.com

Sebetulnya kalau Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar mengatakan Jokowi pakai Jimat untuk memenangi Pilpres 2019, tidak salah juga, hanya saja cara dia memahami kekuatan ghaib yang dimiliki Jokowi terkesan berbau Klenik.

Menjadi pemimpin sebuah negara yang besar tidak bisa cuma mengandalkan kekuatan intlektual. Apalagi negara sebesar Indonesia, dengan beragam suku dan agama, yang sangat mungkin menghadapi berbagai konflik atas perbedaan yang ada.

Saya berani bilang Jokowi memang memakai Jimat, tapi Jimatnya Jokowi bukanlah kekuatan yang berbau Klenik, Melainkan spiritualitas yang dimilikinya. Sebagai seorang muslim yang taat, dia selalu taat menjalankan ibadah wajib maupun sunnah.

Begitulah cara dia menjaga hubungan spiritualnya dengan Alla Azza wajalla, sehingga dia selalu merasa dekat dengan penguasa jagat Raya, dan itu jugalah yang menguatkan dia memimpin Indonesia selama Lima tahun, kuat menghadapi deraan berbagai fitnah.

Jokowi tahu persis, ketika dia tidak menerima fitnah yang dialamatkan pada dirinya, maka fitnah tersebut akan berbalik kepada yang memfitnahnya. Itulah kekuatan dari keyakinan yang dimilikinya, sehingga kekuatan tersebut menjadi kekuatan spiritual yang selalu melindunginya.

Jokowi seorang pengamal rukun Islam dan rukun Iman yang baik, dia senantiasa patuh kepada apa Yang dianjurkan agama, dan dia sangat Takut kepada Yang Maha Kuasa, makanya sedikitpun tidak ada keraguan baginya untuk melaksanakan kebijakan yang diyakininya sudah benar.

Sebagai seorang manusia biasa, dia memang tidaklah sempurna, tapi dia sudah menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang melayani rakyatnya, dengan batas kemampuannya. Memang tidak bisa memuaskan semua orang, karena memang tidak ada pemimpin yang sempurna.

Muhammad Rasulullah Shallallhu'alaihi wassalam saja yang sudah dianggap manusia yang mendekati sempurna, tetap saja dengan penuh kerendahan hati mengakui berbagai kekurangannya. Apalagi kita manusia biasa bukan sekelas Nabi, tidak akan lebih sempurna dari Nabi.

Orang-orang yang memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, bisa memahami apa yang menjadi kelebihan Jokowi. Sebagai seorang Muslim yang taat, dia senantiasa menjaga Sholat Lima waktunya, disamping itu dia juga tidak tinggal sholat sunnahnya, begitu juga dengan Puasa sunnah yang rutin dia lakukan.

Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan dia selalu Kuat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, seakan-akan tanpa lelah dia melayani masyarakat.

Hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk kepentingan masyarakat dengan tulus dan ikhlas.

Jadi sangat wajar kalau dia memiliki kekuatan spiritualitas yang memang harus dimiliki seorang pemimpin sekaliber Soekarno, Soeharto, BJ Habibie dan Gus Dur, karena mereka adalah pemimpin negara besar yang memang harus didukung kekuatan Ghaib, yang bersandarkaj pada Kekuatan Yang Maha Kuasa.

Itulah 'Jimat' Jokowi, yang membentengi dirinya Dari segala perbuatan Jahat, hasad, dengki, juga fitnah. Saya sangat meyakini, seseorang yang menjaga dan memelihara spiritualitasnya, Tuhan akan senantiasa melindunginya dari segala bentuk perbuatan Jahat yang menyerangnya.

Inilah yang tidak dijabarkan Musni Umar, sehingga dia terjebak pada asumsi yang berbau Klenik, padahala kekuatan Ghaib yang dimiliki Jokowi, adalah kekuatan dari amalan spiritualitasnya, yang semuanya bersandarkan pada Kekuasaan Yang Maha Kuasa, bukanlah pada Kekuatan manusia.

Setiap kebijakan yang akan dia ambil, dia selalu meminta petunjuk dan kemudahan kepada Yang Maha Kuasa, bukanlah kepada manusia, lewat doa dan sholat Tahajud yang secara rutin dia lakukan. Petunjuk Tuhanlah yang menjadi pegangannya, dan itu menjadi kekuatan dan keyakinannya yang teguh dan tidak tergoyahkan oleh hasutan apa pun.

Dia mendengarkan petunjuk dan Saran Kiyai sepuh yang memang memiliki kapasitas spiritual yang mumpuni, bukanlah ulama ecek-ecek yang cuma mau menjilat dan mengambil keuntungan dari kekuasaan Yang diembannya.

***