Mahfud, Erick, Risma, SMI dan Sandi Berpotensi untuk 2024

Kemudian tanpa sadar kita pilih sebagai orang dengan kekuasaan amat besar dan menentukan sejarah bangsa ini.

Kamis, 30 September 2021 | 19:03 WIB
0
140
Mahfud, Erick, Risma, SMI dan Sandi Berpotensi untuk 2024
Mahfud MD (Foto: sumselnian.com)

Tahun 2024 kian dekat. Bursa Capres-Cawapres mulai menjadi pembicaraan. Banyak politisi yang masih santai. Tapi ada juga yang sudah ancang-ancang sejak dua tahun lalu. Personal branding melalui medsos digenjot sedemikian rupa. Tidak terang-terangan menyatakan mau maju sebagai Capres karena memang belum waktunya. Tapi media dan medsos dimaksimalkan untuk mencari popularitas. Buntutnya elektabililitas.

Akting sebagai orang sholeh, sosok egaliter dan baik hati hingga narasi dizalimi dimainkan. Strategi ini berhasil. Netijen Indonesia memang sungguh baik hati dan gampang terharu. Mereka akan beramai-ramai bersimpati dan membela mati-matian sosok yang dizalimi.

Yang paling beruntung adalah kepala daerah yang digadang jadi Capres. Terlihat sibuk kerja tapi sebenarnya sedang tebar pesona. Nggak yang di DKI, nggak yang di Jabar, nggak yang di Jateng, sama saja. Pengguna medsos pun terpukau.

Netizen lugu sungguh percaya mereka yang melakukan personal branding dengan giat ini tidak ambisius maju Pilpres. Kata mereka, sang kepala daerah lagi bekerja, bukan unjuk diri untuk 2024. Padahal gelagatnya sungguh terbaca. Melaporkan kunjungan Presiden pun bukan Presiden yang nongol dalam tayangan video, melainkan dirinya sendiri. Bikin ngakak saja.

Tak dipungkiri, mereka yang mengelola medsos dengan baik, kini merajai survei-survei. Tapi benarkah politisi-politisi yang terampil bermedsos ini yang dibutuhkan Indonesia? Padahal 2024 kita tidak sedang mencari sosok yang terampil bermedsos, melainkan yang punya kapasitas untuk memimpin negeri ini.

Bukan sosok yang terampil memainkan gimmick sebagai orang rajin sedekah ataupun sosok melas yang dizalimi lawan politik tapi sebenarnya tak ada prestasinya. Melainkan dia yang punya kemampuan berkuasa atas hajat hidup kita.

Jadi, mari kita gali siapa yang jarang disebut di survei-survei elektabilitas nan kepagian itu. Jangan-jangan orang yang mungkin kalah populer karena bekerja lebih banyak di belakang panggung, namun sebenarnya merekalah yang kita butuhkan untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. Entah sebagai Presiden menggantikan Presiden Jokowi atau sebagai Wapres di 2024.

Yang pertama saya ingin menyebut Mahfud MD. Dia adalah sosok akademisi sekaligus negarawan sejati. Pak Mahfud adalah kandidat terkuat Wapres Jokowi di 2019 lalu.

Semua orang mengira Mahfud-lah yang akan menjadi Wapres kita. Tapi dia legawa ketika akhirnya Kiai Ma’ruf Amin yang dipilih. Kepintarannya tak diragukan lagi. Mumpuni di bidang hukum. Pernah menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi sebelum menjadi Menteri. Kepribadiannya lembut, jiwanya teduh, cakap berbicara dan menguasai aneka isu dan kebijakan. Mahfud dari kalangan nahdliyin. Massa yang sungguh besar jumlahnya, akan mendukung sosok ini kalau maju dalam Pilpres.

Adapun Erick Thohir, konglomerat sukses, pendiri Grup Mahaka, dan sosok yang moncer di balik suksesnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. Saat itu dia menjabat sebagai ketua komite penyelenggaraan Asian Games 2018 atau Inasgoc. Dia mengakuisisi klub sepakbola Inter Milan.

Dia juga pemilik klub sepak bola Amerika, DC United dan pernah menjadi pemilik klub bola basket NBA, Philadelpia 76-ers. Erick juga punya saham di PERSIS Solo. Ia kini menjabat sebagai Menteri BUMN. Dan yang jelas, dia punya kelebihan amunisi logistik untuk modal pencapresan. Modal penting yang mungkin tak dipunyai calon lain.

Tri Rismaharini adalah eks Wali Kota Surabaya. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia. Dengan karakter keras tanpa kompromi, Risma berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Dalam Kongres Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah se-Asia Pasifik 2018, Rismaterpilih secara aklamasi sebagai Presiden asosiasi tersebut untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong. Risma dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial pada Desember 2020 dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ia menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi.

Sri Mulyani Indrawati, adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia saat ini. Sri Mulyani adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Pada tahun 2004 saat era Presiden SBY, Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan sekaligus Kepala Bappenas.

Setahun kemudian Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan saat perombakan kabinet. Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Dia juga tercatat sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008, dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia 2007.

Terakhir, jangan remehkan Sandiaga Uno. Pengusaha muda ini adalah Calon Wakil Presiden mendamping Capres Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Kini Sandi dipercaya oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sandi sebelumnya memenangkan Pilkada DKI 2017 sebagai Wakil Gubernur, mendampingi Anies Baswedan.

Pada bulan September 2018, ia mengundurkan diri sebagai Wagub DKI Jakarta dan maju sebagai Calon Wakil Presiden. Sandiaga Uno adalah pengusaha sukses yang bangkit dari nol. Dia mendirikan perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.

Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain. Pada tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes. Tahun 2011, dia menduduki peringkat ke-37 orang terkaya dengan total kekayaan US$ 660 juta. Modal yang sangat berguna untuk menuju 2024.

Sosok-sosok di atas, mungkin bukan akan menjadi calon Presiden. Bisa saja mereka minimal jadi Cawapres untuk menaikkan posisi tawar Capresnya. Jangan lupa juga, dulu Kiai Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno sebelumnya tidak pernah masuk hitungan dalam Pilpres 2019. Namanya tidak pernah disebut orang-orang. Namun di detik-detik terakhir pengumuman pasangan, nama mereka yang malah tercatat sebagai Cawapres...

Memunculkan sosok-sosok berpotensi yang jarang disebut, adalah upaya untuk membuat masyarakat lebih melek politik. Menyadari bahwa di luar yang terus didengungkan di media-termasuk media sosial masih banyak sosok yang berpotensi memimpin negeri. Jangan sampai 2024, kita hanya terhipnotis oleh kepiawaian para politisi yang hanya pintar memainkan narasi di media sosial untuk mendapatkan popularitas.

Kemudian tanpa sadar kita pilih sebagai orang dengan kekuasaan amat besar dan menentukan sejarah bangsa ini.

Kalau boleh terus terang sih, saat ini belum terlihat ada calon pengganti RI1 yang sekaliber Pak Jokowi.

***