Kementerian Agama tengah menggalakkan penguatan moderasi beragama di segala layanan keagamaan, termasuk pendidikan. Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) bisa jadi salah satu instrumen diseminasinya.
"Gunakanlah mata pelajaran Agama Islam ini menjadi instrumen untuk mendiseminasi moderasi beragama," terang Wamenag saat *menutup* Rakor Penyelenggaraan Ujian PAI pada Sekolah di Bekasi, Jumat (26/2/2021).
Hadir, Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, Direktur PAI Rohmat Mulyana, dan para pejabat lainnya di lingkungan Direktorat PAI dan tim penyusun soal ujian.
"Pastikan jangan sampai ada soal-soal ujian yang justru kontraproduktif dengan Moderasi Beragama," sambungnya.
Baca juga: Keren, Pria Alumni Gontor Ini Merajai Bisnis Export Import Ikan Cupang Internasional
Menurut Wamenag, ada empat indikator tentang Moderasi Beragama yang bisa dijabarkan dalam soal ujian PAI. Pertama, komitmen kebangsaan. Komitmen ini diwujudkan dalam sikap penerimaan dan komitmen terhadap prinsip berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 serta berbagai regulasi turunannya. "Komitmen kebangsaan juga dapat diterjemahkan sebagai cinta tanah air," jelasnya.
Kedua, toleransi, yakni sikap menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk mengekspresikan keyakinannya, menyampaikan pendapat, menghargai kesetaraan, dan bekerja sama. Sikap toleransi ini sama sekali bukanlah menyamakan semua agama atau mempercampuradukkan agama.
"Toleransi adalah keyakinan akan agama dan keyakinan kita sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita menghormati keyakinan atau agama orang lain yang berbeda," terangnya.
"Kita memiliki sebuah pendapat sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita juga menghormati jika ada pendapat orang lain yang berbeda," tambahnya.
Indikator moderasi beragama yang ketiga adalah anti-kekerasan. Sikap ini adalah sikap menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung keinginannya.
"Indikator keempat adalah adanya penerimaan dan ramah terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama," tuturnya.
Wamenag berharap soal ujian PAI bisa menggali pemahaman dan karakter siswa terkait empat indikator Moderasi Beragama. Soal ujian PAI perlu menghindari kondisi yang mencerminkan muatan yang berlawanan dengan semua itu.
Kepada jajaran Direktorat PAI, Wamenag memberi pesan khusus untuk memastikan soal-soal ujian Pendidikan Agama Islam pada sekolah disusun dengan baik dan benar. "Jangan sampai ada kegaduhan yang tidak perlu," pesannya memberi penekanan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews