Semoga saja aparat negara bisa mengantisipasi secara damai, kalau tidak apa yang diinginkan pengusung khilafah itu benar-benar terlaksana.
Mekanisme Konstitusi mengatur bahwa Pemenang Presiden itu ditentukan berdasarkan hasil perhitungan suara yang dilakukan lembaga penyelenggara Pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dan itu akan diumumkan secara resmi.
Namun ada pihak Paslon yang tidak mau mengikuti mekanisme Konstitusi tersebut, sehingga apapun yang dilakukan tidak dianggap, sehingga membuat survei sendiri, membuat hitungan sendiri, melakukan exit poll sendiri, dan yang dipercayai adalah hasil perhitungan sendiri.
Atas dasar itulah mendeklarasikan kemenangan secara internal, dan mengakui sendiri sebagai Presiden Pemenang Pilpres 2019. Pertanyaanya, dasarnya Konstitusinya apa bisa melakukan hal seperti itu, sementara negara sudah mengatur sesuai dengan Konstitusi yang berlaku.
Kalau saya bilang ini "Skenario Kalah," inilah skenario yang akan dilakukan jika Prabowo kalah. Dengan peristiwa ini akan menciptakan sebuah situasi yang membingungkan dalam masyarkat, dan itu memang tujuannya.
Memangnya bisa kalau Salah satu pihak mengaku menang, lantas pengakuan tersebut dianggap sebuah keabsahan.? Inilah argumentasi yang dikemukakan Said Didu Dalam cuitannya di Twitter, dia berasumsi Karena Prabowo mengaku menang atas dasar Akal sehat, sementara Jokowi tidak mengaku menang.
Jokowi mematuhi aturan dan ketentuan yang diterapkan negara, sebelum ada pengumuman resmi dari KPU, Jokowi tidak ingin mengaku sebagai Pemenang, meskipun dari hasil Quick Count berbagai lembaga survei kredibel menyatakan Jokowi-Ma'ruf menang atas Prabowo-Sandi.
Nah inikan soal sikap kenegarawan seorang pemimpin dan Calon Presiden yang patut diapresiasi, tidak ingin bertindak inskonstitusional, sementara apa yang dilakukan Prabowo itu adalah Inkonstitusional.
Inilah yang saya perkiraan jauh hari, bahwa pada Pilpres kali ini, Kubu Prabowo-Sandi sudah menghilangkan kata "Kalah" dari kamusnya, sehingga apapun caranya harus menang, kalau dinyatakan kalah, maka skenario untuk menciptakan "Chaos" dilakukan, dan itu semakin terlihat nyata dari upaya-upaya yang sedang mereka lakukan sekarang ini.
Sudah beberapa skenario yang dilakukan Gagal untuk dieksekusi, Karena semua skenario tersebut cepat terbaca. Mengaku sebagai Pemenang Pilpres, ini adalah Skenario terakhir yang akan dilakukan, dengan sujud syukur secara Akbar Di Monas, setelah itu kemungkinan besar akan melakukan Long Mars.
Mari kita saksikan siapa-siapa yang membonceng kegiatan tersebut, tokoh-tokoh pengusung khilafah sudah menjadi bagian dari kegiatan tersebut, semoga saja aparat negara bisa mengantisipasi secara damai, kalau tidak apa yang diinginkan pengusung khilafah itu benar-benar terlaksana.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews