Keberadaan Papua Youth Creative Hub (PYCH) mendapat apresiasi dari Maria Fransisca Tambingon sebagai owner dari peternakan ayam petelur. PYCH menyediakan fasilitas berupa stand untuk memasarkan berbagai produk kreasi anak muda Papua, salah satunya adalah produk peternakan ayam petelur yang berhasil dikelolanya berkat pendampingan Papua Muda Inspiratif (PMI).
"Telur yang dihasilkan dari peternakan diberi merk Telur Mentari yang kemudian dijual di pasaran maupun dititipkan di PYCH. Produk ini dikemas dengan plastik dan diletakan di rak stand PYCH," kata Fransisca saat menerima kunjungan Wakil Kepala BIN, Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksamana di peternakan ayam petelur di Koya, Jayapura pada Sabtu (18/3).
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Kepala BIN, Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksamana juga menyampaikan harapannya agar peternakan ayam petelur ini terus berkembang dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas.
Fransisca mengatakan bahwa, kunjungan ini dapat memberikan motivasi agar peternakan ayam petelur yang dijalaninya bisa berkembang. Sebab, PMI telah melakukan pendampingan dan memberikan bantuan untuk melengkapi peternakan ini.
"Bantuan dari PMI sebanyak 500 ekor ayam. Sementara, total ayam yang dikelola sebanyak 4.000 ekor dengan usia ayam yang berbeda-beda. Ayam petelur setiap hari dipanen dengan hasil rata-rata 2.700 telur,," ujarnya.
Untuk membantu pengelolaan peternakan ayam telur melibatkan 6 orang. Harapannya, kehadiran peternakan ayam petelur juga bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak, khususnya kalangan generasi muda.
"Banyak anak muda Papua yang bisa bergabung dengan PYCH, sehingga bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Bukan hanya berkembang begitu saja, tapi dalam bentuk kerjasama antar tim," pungkasnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews