Hoaks dan Propaganda Radikalisme, Ujian Berat Media sebagai Pemersatu Bangsa

Indonesia tidak akan bisa maju jika alat pemersatu bangsanya pun kalah dengan pelaku penebar hoaks.

Jumat, 11 Oktober 2019 | 09:13 WIB
0
345
Hoaks dan Propaganda Radikalisme, Ujian Berat Media sebagai Pemersatu Bangsa
Foto: Kompas.id

Masifnya berita Hoaks dan bad news serta penyebaran propaganda radikalisme bukan hanya masalah segelintir orang tetapi sudah menjadi masalah bangsa karena dapat memecahbelah persatuan dan mengancam fundamental dasar negara serta dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.

Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang kian mengubah semua bidang dan dimanfaatkan oleh siapupun dengan berbagai macam tujuan termasuk oknum oknum yang memiliki tujuan jahat seperti menyebarkan berbagai informasi bohong dan provokatif melalui medsos seperti hoaks dan ujaran kebencian serta penyebaran paham radikalisme yang dapat mengakibatkan pihak lain terpapar dan melakukan aksi-aksi teror hanya karena pendangkalan pemahaman yang tersesat seperti pada peristiwa pelaku pelaku aksi teror.

Sebab itu media harus bisa mengambil peran dalam menghadapi hoaks dan propaganda sesat lainnya seperti radikalisme, sebab media diharapkan dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Terlebih Indonesia merupakan negara multikultural, yang tentunya keberadaan hoaks dan berbagai propaganda sesat lainnya ini dapat mengancam stabilitas negara dan keberlangsungan NKRI.

Sehingga mengedepankan jurnalisme yang profesional dan beretika serta bertanggung jawab itu penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat guna menumbuhkan optimisme dan kecerdasan bangsa. Selain itu media juga harus ikut menebarkan narasi positif dalam menggaungkan persatuan bangsa. Pasalnya hoaks dan propaganda sesat hanya bisa diredam dengan sebuah narasi bukan sekadar aksi.

Dengan memberikan informasi yang bisa membuka pengetahuan baru dan rangsangan kontruktif yang positif tersebut maka hal ini dapat membangun pondasi yang kuat untuk bangsa Indonesia. Sehingga persatuan dan kesatuan bangsa ini bisa terus berjalan, bersamaan dengan keberagaman. Hal inilah menjadi modal besar bangsa ini dalam mensukseskan pembangunan 5 tahun kedepan.

Dari situlah sentimental Indonesia diuji, Indonesia tidak akan bisa maju jika alat pemersatu bangsanya pun kalah dengan pelaku penebar hoaks.

Karena itu, peranan ini perlu dikuatkan dan menjadi pondasi guna mewujudkan negara demokrasi secara konstitusional, sehingga pembangunan bangsa bisa berjalan sukses dan lancar dengan semestinya dengan sajian sajian berita yang menumbuhkan optimisme dan bukan sekedar kritik atau hujatan apalagi sumbernya dari basis info hoax.

***