Apakah strategi "pamungkas" Kelompok 212, pendukung Paslon 02 yang pernah sukses membungkus politik soldaritas Islam bisa menang?
Saya mengikuti panas dingin politik menjelang 17 hari lagi bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi, pileg dan pilpres. Medsos jadi rame setelah Pak Hendropriyono mengeluarkan statemen soal persaingan ideogi Pancasila dengan Khilafah.
Sebagai seorang Profesor Intelijen dan mantan Kabin, jelas apa yang dikatakannya membuat banyak yang terkejut. Terutama pendukung kubu paslon 02. Sentakan mengejutkan lain juga terjadi setelah Pak Agum Gumelar mengeluarkan pernyataan tentang penculikan aktivis tahun 98 yang menyebut nama Prabowo Subianto. Ada apa ini? Kan begitu pertanyaannya....?
Nah, saya sedang menyusun analisis tentang masalah kelompok radikal, khilafah yang coba dijadikan troef untuk memenangi pilpres. Sementara dari persepsi intelijen, ini sebenarnya dinamika dalam pilpres, terkait perebutan konstituen. Tapi kalau kita tidak awas, ada unsur kerawanannya juga, ada die hard di belakangnya, biasalah itu.
Sebagai contoh, kita tahu saat adanya kejadian pengebom bunuh diri yang dipengaruhi ISIS, pelaku setelah dicuci otaknya yakin kalau melakukan suicide bombing dia melakukan jihad, mati syahid dan dijamin oleh motivatornya akan masuk "surga".
Ditambahkan... pake acara dijemput dulu 17 "bidadari perawan"... bagi yang tidak paham, waah asyiik juga tuh, terlenalah mereka dengan mimpinya, walau keyakinanya yang salah.
Kalau kita ingat, saat pilgub DKI Jakarta, solidaritas Islam dijadikan perekat yang mempersatukan umat Islam saat itu, Habib Rizieq jadi ikon Islam paling top, tokoh-tokoh NU, Muhamadiyahpun putus dan Ahok yang superior pun tumbang, yang menang ya pak Anies keturunan Arab yang dinilai oleh si konseptor dan principle agent bagian dari grand strategy.
Kini, apakah strategi "pamungkas" Kelompok 212, pendukung Paslon 02 yang pernah sukses membungkus politik dengan soldaritas Islam saat pilgub bisa kembali menang? Apakah tagline "Khilafah" akan sukses dilebur ke dalam Ukhuwah Islamiyah?
Sabar deh, saya akan bikin analisis intelijen, mencoba menjawab dinamika yang bisa tidak sukses tapi bisa jadi bahaya kalau putus asa. Kartu troef bisa mengalahkan kartu manapun tapi kalau momentumnya tidak pas ya jadi kartu mati.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews