Sebagai anak biologis Soekarno, Megawati adalah Tokoh Politik yang sangat diperhitungkan saat ini. Banyak tokoh pemimpin yang tidak lepas dari gemblengnya, dan lahir dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang dipimpinnya.
46 Tahun PDIP, tepatnya 10 Januari 1973 - 10 Januari 2019. Ada satu Tokoh yang selama ini memiliki peranan yang cukup penting bagi PDIP, tokoh tersebut selama ini seperti disembunyikan Megawati, dia adalah anak kedua Megawati Soekarno Putri dengan suami pertamanya Letnan Satu Penerbang Surindro Suprijarso.
Sosok penting tersebut adalah, Muhammad Prananda Prabowo, yang kerap disapa dengan Nanan. Nanan adalah Tokoh yang bekerja dibelakang layar, jarang tampil dimuka publik, dia lebih memilih bekerja dalam 'sunyi'.
Nanan adalah kakak lain ayah dari Puan Maharani, memang berbeda dengan adiknya yang lebih sering tampil dihadapan publik. Nanan teman Megawati bertukar pikiran, dan punya watak amat mirip dengan sang ibunda. Tak heran Nanan menjadi salah satu perancang konsep pidato Megawati.
Sekian lama Nanan bekerja dalam sunyi, dia lebih memilih berada di belakang panggung daripada di atas panggung. Namun bukan berarti keberadaan Nanan di PDIP tidak mendapat perhatian, tapi itu memang pilihannya. Barulah sekarang Nanan mau terlibat dalam struktur kepengurusan Partai.
Dengan terpilihnya kembali Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, Periode 2015-2020, maka saat itu pula Megawati memasukkan nama Nanan ke dalam jajaran pengurus inti PDIP, Jumat (10/4). Sang ‘putra mahkota’ diberi jabatan Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif –posisi yang terkesan ‘aman’ untuk debut-nya di dunia politik praktis.
Prananda Prabowo adalah nama yang cukup dikenal dilingkungan PDIP, namun tidak banyak masyarakat yang mengenalnya. Sebagai "Putra Mahkota," memang tidak terlalu dikenal publik, karena Nanan bukanlah sosok yang memang kerap tampil di hadapan publik. Ada kesan, Megawati menyembunyikannya, dan mau tampilkan Nanan pada waktu yang tepat.
Sebagai anak biologis Megawati, maka secara biologis pun Nanan adalah anak dari Trah Soekarno. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi Nanan untuk ditampilkan, setelah sekian lama bersembunyi dalam sunyi. Apa lagi sekarang ini merupakan Periode terakhir bagi Megawati memimpin PDIP, secara kapasitas, Nanan sepertinya sedang dipersiapkan Megawati untuk menggantikannya.
Presiden Jokowi cukup menaruh perhatian terhadap Nanan. Jokowi bahkan pernah menyebut Nanan ada di balik hal-hal besar yang dilakukan PDIP. Jokowi pada 2013 mengatakan, pemikiran Nanan punya pengaruh paling besar terhadap cara pandang dan sikap Megawati sebagai Ketua Umum PDIP. Itu artinya, sosok Nanan bukanlah tokoh yang bisa dianggap remeh.
Tentang kompetensi Nanan, Jokowi tak meragukannya sedikit pun. “Prananda punya potensi besar. Cara pengorganisasiannya detail. Orangnya memang tak menonjol, tapi dekat dengan siapapun,” ujar Jokowi saat belum menjabat Presiden.
Menempatkan Prananda dikepengurusan PDIP, bukanlah sesuatu yang tanpa direncanakan Megawati. Megawati perlu mengantisipasi paska kepemimpinannya. Sebagai Partai yang merupakan Trah Soekarno, maka Megawati pun harus mempersiapkan generasi Soekarno berikutnya. Megawati jelas sudah memperhitungkan kapasitas Prananda yang selama ini kerap menjadi teman diskusinya.
Mirip Soekarno
Selama ini dia disebut-sebut sebagai cucu yang paling mirip dengan sang kakek, baik fisik maupun pemikirannya. Banyak orang di internal PDIP menyebut dia sebagai cucu sejati Bung Karno karena sifatnya yang memegang teguh ajaran sang kakek. Namun bagi Megawati, kedua anaknya, Puan dan Prananda, adalah dua orang yang sama diyakininya bisa menjaga PDIP saat dia tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum PDIP.
Regenerasi Kepemimpinan di PDIP tetap harus berjalan sesuai dengan harapan Megawati, cukuplah sejarah kelam Masa lalu, yang pernah dialaminya. Jelas dia tidak ingin PDIP mengalami hal yang pernah dialaminya. Jauh-jauh hari dia sudah mempersiapkannya. Sosok Prananda yang selama ini terkesan disembunyikan Megawati, sekarang sudah mulai ditampilkannya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews