Teror bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Medan pada Rabu (13/11/2019). Hasil investigasi awal Polisi menduga bahwa pelaku beraksi sendirian (lone wolf) dan tidak terafiliasi dengan kelompok tertentu. Pergerakan lone wolf cenderung sulit terdeteksi karena pelaku langsung terpapar radikalisme dari media sosial, sehingga sinergitas masyarakat dan pihak keamanan perlu untuk ditingkatkan.
Insiden Bom Bunuh Diri kembali terjadi di Medan, Sumatera Utara. Hal ini ditengarai berhubungan dengan Lone Wolf. Sepertinya insiden semacam ini sering terjadi menjelang hari-hari besar seperti Natal dan acara Tahun Baru. Dari beberapa kejadian biasanya bertepatan dengan hari-hari seperti ini. Bukan tak mungkin kelompok yang menaungi sang pelaku sengaja melakukanya untuk suatu alasan. Melemparkan rasa takut dan kekhawatiran serta mengintimidasi pemerintahan.
Berkenaan dengan itu, apakah maksud dan lone wolf yang dinilai banyak pihak sangat meresahkan? Aksi lone wolf ini umumnya dilancarkan oleh anak muda serta dilakukan secara mandiri. Sesuai dengan namanya, lone berarti berdiri sendiri. Artinya mereka melakukan penyerangan secara mandiri dan tidak terkait dengan jaringan atau kelompok manapun. Termasuk dalam merakit bom sendiri, hingga mencari target-pun juga sendiri. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap jika melakukannya secara berkelompok akan lebih mudah untuk dideteksi oleh aparat keamanan.
Apalagi gerakan ini terbentuk oleh peranan internet. Yakni propaganda serta provokasi yang diuarkan melalui media sosial tampaknya berhasil mempengaruhi. Sebab, jiwa muda ini tentunya masih labil dan mudah untuk disusupi paham-paham menyimpang seperti radikalisme dan terorisme. Sementara teror lone wolf di Medan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Setidaknya terdapat 3 aksi lone wolf yang pernah berlangsung di Indonesia. Yakni, penyerangan di Mapolresta Solo, Gereja di Medan serta penyerangan Polisi di daerah Tangerang. Untuk bom bunuh diri di Medan ini masih didalami motif yang melatarbelakanginya.
Namun menurut Pendeta Albertus Patty selaku menurut Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), fenomena lone wolf bisa saja akibat luka batin berkat suatu peristiwa. Yang akhirnya menimbulkan kemarahan serta upaya balas dendam terhadap pihak tertentu. Bisa juga akibat tekanan sosial ekonomi.
Definisi lain dari Burton dan Stewart dalam esai Stratfor, bahwasanya mereka mendefinisikan satu-satunya pelaku sebagai orang yang bertindak sendiri tanpa adanya perintah dari atau bahkan koneksi ke suatu kelompok. Lone wolf merupakan seorang agen yang mampu melakukan aktivitas diri kapan saja. Kendati demikian, Burton menegaskan meski tak ada koneksi dengan jaringan atau organisasi. Tak menutup kemungkinan mereka mempunyai jaringan atau kelompok melalui kontak privat maupun konten inspirasional lewat internet.
Sebelumnya, Gerak-gerik Rabbial Muslim Nasution (pelaku bom bunuh diri) dicurigai ketika hendak masuk ke Mapolrestabes Medan, Sumut. Rabbial mengaku ingin mengurus SKCK saat diperiksa, namun kemudian dirinya meledakkan bom di depan halaman Mapolrestabes Medan. Sebagai informasi, pelaku ini menggunakan atribut ojek online. Namun, ketika diperiksa tak ditemukan benda mencurigakan melalui jaket, tas maupun atribut lainnya.
Dari insiden ini dilaporkan enam orang terluka. Empat korban luka merupakan personel Polri, satu orang adalah pekerja harian lepas sementara satu lainnya adalah warga. Beserta sejumlah kendaraan yang terparkir di halaman Mapolrestabes Medan mengalami kerusakan.
Berapa barang yang turut diamankan, ialah baterai berdaya 9 volt, pelat besi metal, kemudian ada paku yang berjumlah cukup banyak dengan berbagai ukuran. Beberapa irisan kabel termasuk tombol on/off.
Tim penjinak bom (jibom) dari Polda Sumut juga melakukan penggeledahan rumah di Pasar 1 Marelan, Medan Marelan.
Rumah tersebut diduga sebagai kediaman pelaku bom bunuh diri. Menurut keterangan kepala lingkungan, rumah tersebut baru ditinggali sekitar 1 bulan. Yakni tersangka bersama istrinya. Dari penggeledahan itu polisi berhasil membawa pipa besi sepanjang sekitar 2 meter, sebuah tas hitam, keranjang anyaman yang didalamnya banyak terdapat kabel-kabel, anak panah, dan juga sebuah koper hitam.
Maraknya perkembangan aksi terorisme ini kian meresahkan warga. Ada yang berkelompok, juga berdiri sendiri layaknya lone wolf. Masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai orang-orang maupun pihak yang dinilai mencurigakan.
Sendiri maupun berkelompok, pergerakannya perlu diwaspadai mengingat kini keselamatan jiwalah yang menjadi sasaran. Jangan sampai lengah, hindari juga intensitas penggunaan internet diluar kepentingan yang tidak bersifat urgensi. Semoga insiden ini awal terbukanya jalan untuk meringkus seluruh organisasi terkait.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews