Setelah sering mengkritisi pencalonan Jokowi sebagai Capres periode 2019–2024, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mempersilakan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi–Ma’ruf Amin untuk bekerja memimpin Indonesia selama periode 2019–2024.
Dirinya juga akan mendukung pemerintahan Jokowi–Ma’ruf Amin hingga tuntas selama 5 tahun kedepan. Meski demikian dirinya berjanji akan mengawasi roda pemerintahan era Jokowi nanti dengan menjadi oposisi. Menurut mantan ketua MPR tersebut, tanpa oposisi pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik.
Pernyataan Amien Rais tersebut tentu tak jauh berbeda d lengan pernyataan Prabowo ketika bertemu dengan Jokowi, Kala itu Prabowo menyatakan siap untuk membantu kinerja pemerintahan sebagai oposisi.
Amien Rais juga menyinggung terkait bahaya demokrasi tanpa ada pihak oposisi. Menurut dia, lonceng kematian berbunyi kencang apabila tidak terdapat pihak yang mau menjadi oposisi.
Dirinya juga menyebutkan bahwa Presiden Jokowi sebagai sosok yang mengerti demokrasi. Sebab, Jokowi menyampaikan pentingnya oposisi dalam sistem demokrasi. Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi saat pidato politik di Sentul.
Dalam pidatonya, Jokowi sempat menyinggung opsi politik menjadi oposisi ialah pilihan yang mulia, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyadari bahwa totalitas dalam mendukung seseorang dalam kontes demokrasi adalah suatu hal yang wajar.
Ketiadaan oposisi dalam demokrasi juga akan membuat demokrasi membusuk karena tidak memberi ruang sehat bagi pemerintah khususnya dalam hal check and balances.
Jokowi juga sempat menegaskan, tidak masalah bila nantinya ada oposisi. Namun, dia juga mengingatkan oposisi haruslah tanpa kebencian yang dapat menimbulkan dendam.
Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan memerlukan penyeimbang, perlu pemantau. Oposisi mengambil peran tersebut. Karena pihak oposisi memiliki fungsi kontrol yang dapat membawa kemaslahatan. Tanpa kontrol dari oposisi, kekuasaan hanya akan menjadi gelanggang korupsi dan ajang mementingkan kelompok sendiri.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya seluruh pihak yang berkoalisi dalam Badan Pemenangan Nasional, mengambil peran sebagai oposisi yang baik. Dalam membangun Indonesia semua pihak dapat memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dengan memainkan perannya masing – masing secara kritis dan konstruktif.
Adanya ruang bagi oposisi merupakan salah satu keunggulan sistem demokrasi. Dimana partai yang memilih untuk menjadi oposisi juga dapat mengambil perannya. Berbeda dengan sistem otoritarianisme, dimana sistem tersebut tidak mengenal oposisi, dan fungsi kontrol dari partai oposisi.
Pernyataan Amien Rais untuk menjadi oposisi, tentu diharapkan akan menjadikan partai – parta yang berkoalisi dengan BPN dapat menjadi oposisi yang kredibel. Yaitu oposisi yang mengkritisi dan mengawasi pemerintahan secara substansial, dengan memberikan argumen–arguman yang solid dan bernas. Bukan lantas menyiyiri pemerintahan dengan hal – hal yang remeh–temeh.
Pernyataan sosok Amien yang sebelumnya kontra dengan Jokowi, tentu harus mendapatkan sambutan baik, setidaknya hal tersebut akan mengurangi tensi politik dan dapat kembali menyatukan pihak yang sempat terpolarisasi saat pilpres 2019 berlangsung.
Jika Amien Rais tidak mempersilakan Jokowi – Ma’ruf memimpin Indonesia, maka hal tersebut akan menjadi tanda bahwa demokrasi tidak berjalan dengan baik karena kontestasi menjadi seperti tiada akhir. Di negara maju, bahkan pihak yang kalah selalu menyampaikan pidato pengakuan kekalahan.
Jalan demokrasi sudah sepantasnya memiliki pihak luar pemerintahan yang bertugas mengkritisi. Agar keseimbangan roda pemerintahan dapat berjalan, karena tanpa oposisi maka jalannya demokrasi hanya akan menjadi demokrasi bodong alias demokrasi bohong – bohongan.
Amien Rais juga sempat menyampaikan kalimat yang cukup meneduhkan, dimana dirinya mengajak untuk terus merajut merah – putih, meneruskan bangsa ini bersatu, jangan sampai pecah. Hal tersebut secara eksplisit menunjukkan bahwa Amien Rais telah legowo dengan segala yang menjadi putusan KPU dan MK.
Sosok Amien Rais menunjukkan sikap seorang negarawan yang tidak menginginkan perpecahan karena pemilu. Meski ia tidak berada dalam pemerintahan, bukan berarti pihaknya tidak memiliki andil dalam membangun Indonesia.
Karena pada hakikatnya, demokrasi adalah mengakui adanya perbedaan tanpa harus memecah persatuan, seperti semboyan yang ada dalam cengkeraman Garuda, Bhineka Tunggal IKA, yang berarti berbeda–beda namun tetap satu jua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews