Sampai dan selama 10 tahun era Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini tidak pernah berganti rupa. Presiden-presiden sebelumnya pun tidak pernah mengubah warnanya.
Ini pesawat kepresidenan warisan Presiden Soeharto. Buatan British Aerospace BAe 146-200. Warna ekornya kuning keemasan dengan bendera Merah Putih di tengahnya. Badan pesawat berwarna putih dengan lambang kepresidenan yang juga berwajah kuning emas di samping depan. Pesawat ini sejak awalnya dioperasikan oleh Pelita Air Service, anak perusahaan Pertamina.
Pesawat ini bermesin empat, karena itu sangat aman. Namun demikian, jarak tempuhnya sangat terbatas. Dan ini jadi masalah ketika Presiden SBY sedang meninjau penanganan gempa di Nabire, Papua, lalu ada info tentang tsunami di Aceh. Presiden SBY langsung memutuskan untuk terbang ke Aceh.
Dari Jayapura kami menggunakan pesawat kepresidenan ini terbang ke Aceh. Tapi harus transit isi bahan bakar di Ambon, lalu Makassar, lalu Batam, lalu tiba di Lhokseumawe sore hari menjelang petang. Besok paginya baru kami sampai di Banda Aceh. Sangat tidak efisien bahkan untuk penerbangan dalam negeri untuk negara seluas Indonesia.
Itulah sebabnya, Pak SBY lebih memilih untuk menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang disewa untuk penerbangan jarak menengah dan jauh.
Dan akhirnya memutuskan untuk membeli pesawat kepresidenan baru di ujung masa jabatannya, jenis Boeing BBJ 2, yang mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh. Lagipula, dihitung-hitung ongkosnya lebih murah daripada menyewa pesawat setiap kali.
Dengan pesawat kepresidenan yang baru, presiden berikutnya bisa mengunjungi seluruh pelosok tanah air dengan sekali penerbangan. Bahkan untuk terbang langsung ke negara-negara Asean pun bisa. Pesawat yang baru ini dioperasikan oleh TNI AU.
Sampai dan selama 10 tahun era Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini tidak pernah berganti rupa. Presiden-presiden sebelumnya pun tidak pernah mengubah warnanya.
Ketika pesawat kepresidenan yang baru telah tiba, di ujung masa jabatan Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini kemudian digunakan oleh Wapres Boediono, dan juga oleh Wapres JK. Tapi warna dan penampilannya tidak berubah. Saya tidak tahu apakah Wapres Makruf Amin pun masih menggunakannya.
Yang jelas, banyak nostalgia dengan pesawat ini. Old plane eventually dies, and it fades away too.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews