Biografi Teroris

ada teori cuci otak yang dikemukakan pada setiap kejadian suicide bombing, tapi ini pun belum memuaskan.

Selasa, 30 Maret 2021 | 11:09 WIB
0
185
Biografi Teroris
Teroris Lukman (Foto: bukamatanews.com)

Kepingin rasanya ada wartawan yang membuat biografi investigatif dari Lukman (suicide bomber yang mengebom Katedral Makassar). Tentu biografi ini bukan untuk glorifikasi pribadinya, tapi untuk kita semua bisa memahami apa yg ada di dalam otaknya sehingga "berani" mengorbankan hidupnya.

Dalam situasi dan kondisi yang berbeda, misalnya dalam perang dunia II antara Jepang dan Sekutu, perbuatan bunuh diri ini adalah tindakan yang mulia.

Demi untuk membela tanah airnya, pilot-pilot Jepang melakukan "kamikaze" yaitu menabrakkan pesawat tempurnya ke kapal induk sekutu. Dia rela mati untuk menghancurkan musuh.

Tapi suicide bombing yang marak beberapa dekade ini bukan dilakukan dalam situasi perang. Bahkan terjadi di negara kita yang aman dan tenteram. Itulah yang membuat kita bertanya-tanya motivasi apa yang membuat orang untuk melakukan bom bunuh diri.

Seperti juga yanh terjadi pada tahun 2017, sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 3 anaknya berbulat tekad untuk mengorbankan nyawanya dengan berbagi-bagi tugas untuk mengebom gereja di tiga lokasi yang berbeda.

Sayang tidak ada wartawan yang tergerak untuk melakukan pendalaman kehidupan mereka sehingga "rela" mati bersama-sama ini.

Penjelasan yang diberikan oleh pihak kepolisian sangat klise dan sumir, mereka sekian tahun sudah di-recruit oleh kelompok teroris.

Ini sama sekali tidak menjawab kepenasaran publik yang gak mudeng kok ada orang yang rela tubuhnya hancur berkeping-keping oleh bom yang dililitkan di tubuhnya demi untuk mencelakakan orang-orang lain yang kenal pun dia tidak.

Ada teori cuci otak yang dikemukakan pada setiap kejadian suicide bombing, tapi ini pun belum memuaskan. Manusia toh bukan kambing yang bisa disuruh melakukan apa saja, manusia punya akal budi yang luhur sehingga bisa membedakan baik dan salah. 

Itulah sebabnya saya berangan-angan ada wartawan yang mau bersusah payah membuat biografi singkat dari Lukman ini. Mulai dari masa kanak-kanaknya, masa remajanya, masa dewasa sampai dengan dia menikah dengan perempuan yang akhirnya ikut tewas melakukan suicide bombing.

***