Tanggapan Balik untuk Din Syamsuddin

Islam bagian tak terpisahkan dari NKRI, sebagaimana Katholik, Kristen, Hindu, Buddha. Islam tak terpisahkan dari NKRI bersama agama-agama lain.

Senin, 1 April 2019 | 13:11 WIB
0
435
Tanggapan Balik untuk Din Syamsuddin
Din Syamsuddin (Foto: Tarbawia.com)

Din Syamsuddin menanggapi kritik terhadapnya, khususnya soal kata “khilafah” dalam Quran. Ia mengakui bahwa tidak ada kata “khilafah” dalam Quran, hanya ada kata “khalifah”. Tapi ia mengatakan bahwa keduanya saling terkait. Ia mengatakan, substansi ajaran khilafah tetap ada dalam Quran.

Yang menarik, Din menyebut tidak setuju dengan konsep khilafah modern yang antara lain digagas oleh Nabhani. Yang dia maksud adalah Taqiuddin Nabhani, penyusun konsep Hizbut Tahrir. Artinya, Din sudah tegas mengatakan tidak setuju dengan konsep khilafah yang dipromosikan oleh HTI.

Nah, dalam konteks pilpres, ketika orang bicara soal Pancasila vs Khilafah, sangat jelas konteksnya, yaitu menolak konsep khilafah versi HTI, dan bersikap tegas untuk menjaga NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negara.

Masalahnya, Din mencoba mengaburkan konteks itu. Seolah kalau orang mengatakan menolak khilafah, orang menolak semua konsepnya. Khalifah dalam konteks yang dibahas dalam Quran sangat jauh berbeda dengan khilafah yang disodorkan oleh HTI. Jadi, tidak perlu lagi dikaburkan dengan penjelasan panjang lebar.

Poin-poin Din pada butir-butir pernyataan dia yang pertama seolah hendak membenturkan orang-orang yang anti HTI dengan ajaran Islam. Seolah kalau orang mengatakan antikhilafah, mereka antiislam. Salah itu, Din. Justru itu jerat yang sengaja dibuat HTI. Seolah HTI itu Islam, dan anti HTI adalah antiislam.

Sikap kita tegas. Islam adalah bagian yang tak terpisahkan dari NKRI, sebagaimana agama-agama lain, Katholik, Kristen, Hindu, Buddha. Islam tak terpisahkan dari NKRI bersama agama-agama lain. Karena itulah NKRI ini bukan negara Islam.

HTI jelas tidak memperjuangkan hal itu. HTI memperjuangkan dominasi Islam di atas agama-agama lain. Wadahnya pun bukan lagi NKRI. Khilafah yang dibawa oleh HTI menghendaki negara global bagi seluruh umat Islam dari berbagai bangsa. Indonesia hanya akan menjadi bagian kecil dari khilafah HTI. Din Syamsuddin sebenarnya tahu betul soal itu.

Sudah jelas bahwa Din sendiri pun menolak konsep HTI, dan bangsa Indonesia juga menolaknya (sebagaimana yang tertulis di bawah ini):


 

***