Propaganda #PolitikIdentitas yang digelorakan oleh Mesin Politik petahana, Joko Widodo, saya lihat lambat-laun justru semakin menguatkan posisi Prabowo Subianto. Ada beberapa isu yang diangkat. Misalnya agama keturunan Paslon 02, Jumatan Paslon 02 dan kehadiran Rocky Gerung di barisan Paslon 02.
Seperti kita maklumi, citra oposisi sebagai kekuatan politik yang membela kepentingan umat Islam sudah dibangun sejak lama, khususnya saat kontestasi Pilgub Jakarta yang dimenangi oleh Anies Baswedan.
Pascaaksi Bela Islam 212, gerakan hijrah makin marak di tengah-tengah masyarakat. Sampai-sampai, Mesin Politik petahana ikut 'hijrah' dengan mengusung kiai sebagai cawapres.
Alasan utama yang saya tangkap dari 'hijrah' tim politik penguasa adalah untuk mengimbangi permainan politik identitas yang selama ini digelorakan oposisi. Sekaligus menangkis fitnah terhadap Jokowi yang diyakini sebagian orang memiliki keterkaitan dengan PKI dan cenderung tidak memihak kepentingan Islam.
Intensitas politisasi identitas pun jadi menu harian mesin politik penguasa. Sambil meyakinkan publik bahwa tim oposisi paling doyan bikin hoaks, sementara pemerintah paling gencar memberantas hoaks.
Citra Prabowo akan semakin kuat saat serangan identitas kepadanya tidak melunturkan keyakinan komunitas muslim atas komitmennya untuk membela kepentingan Islam dan menjaga ulama. Serangan kedekatannya ke nonmuslim justru menambah luas jangkauan dukungan untuknya ke luar lingkaran pemilih muslim.
Sementara itu, citra kedekatan Paslon 01 dengan Islam masih terus dibangun dengan melibatkan sebanyak mungkin entitas dan simbol Islam. Tapi kehadiran Ahok tentunya harus dilihat dalam konteks ini juga, karena bisa jadi citranya sebagai penista agama Islam otomatis melekat ke mesin politik yang menggandengnya jelang Pilpres 2019.
Di sisi lain, serangan identitas untuk Paslon 01 juga semakin sulit menuai hasil optimal mengingat semakin banyak kekuatan nonpolitik yang merapat ke petahana. Kalau masih ngeyel, saya yakin apinya akan membakar kekuatan oposisi.
Pesan saya, ucapkan selamat tinggal ke propaganda politik berbasis SARA. Karena pemilih hari ini sudah berpegang teguh pada keyakinannya masing-masing.
Fokuslah pada apa yang dapat Anda lakukan untuk bangsa dan negara berpenduduk muslim terbesar dunia ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews