Jokowi dan Politikus Sontoloyo

Jumat, 26 Oktober 2018 | 08:33 WIB
0
510
Jokowi dan Politikus Sontoloyo

Akhirnya, Jokowi terpancing juga. Itulah yang dinanti. Fadli Zon dengan sigap menyantapnya; “Istilah sontoloyo, itu istilah yang agak kasar. Seorang Presiden tak pantas mengatakan hal itu. Bla-bla-bla. Yang sontoloyo itu ialah yang tidak melaksanakan (sistem pemerintahan) dengan baik,...”

Mengapa mesti Jokowi yang mengeluhkan para politikus sontoloyo itu? Bukankah dalam konteks kampanye Pilpres 2019, menjadi tugas tim suksesnya untuk mengantisipasi segala serangan pada pertahana?

Kritik tak proporsional, memang acap diberikan pada Jokowi, apalagi menjelang Pilpres ini. Presiden tak boleh berkata yang ‘agak kasar’ sekalipun, sementara yang tidak membolehkan itu boleh berbuat apa saja (ingat Fahri Hamzah bilang lembaga presiden boleh diserang sementara DPR tidak), kita memang melihat politik sontoloyo itu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata sontoloyo yakni konyol, tidak beres, bodoh. Padahal yang berasak dari bahasa Jawa ini, artinya tukang angon bebek atau itik. Ketika berubah sebagai makian, adalah bentuk penghalusan kejengkelan.

Fadli Zon berkali-kali bukan hanya mengritik Presiden, melainkan melakukan hujatan dan ujaran kebencian. Kritik beda dengan hujatan dan ujaran kebencian. Lewat kasus “penganiayaan” Ratna Sarumpaet dulu, seperti itulah hujatan yang ujaran kebencian sering disampaikan ke arah Jokowi.

Dalam posisi sebagai Wakil Ketua DPR, Fadli Zon masuk sebagai politikus kategori sontoloyo ini. Ia sering mengatakan pemerintah tidak proper, amburadul, kacau balau, dan sebagainya. Tapi kenapa tak pernah dipermasalahkan di Parlemen?

Sementara bagaimana dengan kinerja Parlemen sebagaimana tupoksinya? Mana produk legislasinya, tercapai berapa persen dari janjinya?

Dan bagaimana mungkin lembaga perwakilan rakyat bisa melahirkan koruptor, dalam jumlah besar pula? Karena anggota parlemen juga manusia? Kalau begitu, kenapa ingin disebut mulia, kalau nyatanya rendah, atau cuma manusia biasa? 

***

Baca selengkapnya!