Sebalinya kita manage saja limbah itu dalam satu wadah agar tak mencemari. Dan ada saatnya nanti dimusnahkan atau musnah sendiri.
Limbah adalah sisa dari sebuah proses yang tidak terpakai atau rejected product. Dalam proses menjadikan produk yang layak di pakai limbah bisa di sebabkan kualitas bahan baku, salah dalam proses, kelalaian, dan seterusnya.
Dalam bernegara juga ada limbah, misalnya orang-orang jahat pengacau ketentraman, koruptor, dan sejenisnya. Dalam sekala kecil mereka ada di rumah tangga, instansi, dan lain-lain.
Sejak Jokowi mengelola negeri ini salah satu keberhasilannya adalah memilah limbah yang selama ini bercampur dengan yang baik.
Orang-orang yang bermunculan sebagai pengganggu keberhasilan pembangunan atau rencana kerja jangka panjang pemerintah ini adalah rejected people yang tergolong limbah B3, katagori ini sudah masuk berbahaya dan mematikan.
Mereka bukan sekedar membuat gatal kulit dan daun telinga, menghirup baunya saja kita bisa keracunan, apalagi kalau sampai tertelan, wassalam kalian.
Apa mereka bisa dikelola, ya tergantung pemurniannya, dan seberapa besar kadar kebaikan yang masih bisa diurai dalam dirinya. Karena kalau salah menghitung bisa lebih mahal ongkosnya.
Jangan berharap dapat tembaga dari rongsokan besi tua bekas sepeda.
Apa bisa sekelas AB, RK, orang-orang PKS untuk direhab, sepertinya kita butuh tenaga dan waktu ekstra untuk mengurainnya.
Jadi sebaiknya kita manage saja limbah itu dalam satu wadah agar tak mencemari. Dan ada saatnya nanti dimusnahkan atau musnah sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews