Pidato Presiden Joko Widodo ini dapat dijadikan contoh. Meskipun menyampaikan begitu banyak materi, beliau bisa melakukannya dengan sangat baik.
Tak mudah berbicara di depan publik. Disimak puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, bahkan ratusan juta pasang mata. Butuh mental yang sangat kuat. Butuh persiapan yang amat matang. Butuh kecerdasan yang amat tinggi. Salah ucap sekali saja, fatal akibatnya.
Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo yang sedang berlangsung sungguh sangat memukau. Menggunakan metode ekstemporan, yaitu cara berpidato dengan mengembangkan outline yang telah disiapkan dengan bahasa sendiri. Pidato beliau lancar tanpa ada insiden sama sekali. Bagus banget....
Kemampuan berbicara di depan publik menjadi salah satu indikator kecerdasan seseorang. Mahir berdebat belum tentu mahir pidato, apalagi debat di media sosial. Berbicara di depan publik butuh segala aspek, baik intelegensi maupun kecakapan nonintelegensi.
Kecakapan berpidato bisa dilatih. Sejak dini, cobalah anak-anak diberikan kesempatan untuk berbicara di depan orang tuanya dan saudara-saudaranya. Dilanjutkan ke depan teman-temannya bermain. Dilanjutkan ke kegiatan lomba dan seterusnya. Cepat atau lambat, kemampuan berbicara dan mental anak pasti terbentuk.
Agar tidak membosankan pendengar, pembicara perlu membaca banyak buku. Ini bertujuan agar makin banyak kosakata dikuasai. Juga belajar kepada pembicara lain untuk mengetahui kelebihannya.
Mungkin tekniknya, gayanya, lucunya dan lain-lain. Bila ini sudah dipelajari, berbicara di depan publik 2-4 jam takkan terasa.
Pidato Presiden Joko Widodo ini dapat dijadikan contoh. Meskipun menyampaikan begitu banyak materi, beliau bisa melakukannya dengan sangat baik. Tidak hanya materi pidato yang berkaitan APBN, tetapi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara disampaikan dengan sangat baik pula.
Selamat Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia. Bersatu untuk Maju. Merdeka.....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews