Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) menggelar diskusi dan refleksi akhir tahun 2019 bertema "Warganet: Menuju Indonesia Maju”. Acara ini digelar di Hotrl Menteng I, Kawasan Cikini, Jakarta, Pusat Senin (16/12) siang.
Dalam diskusi tersebut, Koordinator Nasional FPMSI Hafyz Marshal mengajak semua pihak pegiat media sosial dan warganet untuk lebih introspeksi diri dan melakukan hal halmpositip di tahun 2020 dengan ikut berkibtribusi serta mengapresiasi kinerja pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional yang mulai dapat dirasakan.
“Pemerintah sudah banyak berbuat melalui positif policy, seperti pembangunan infrastruktur yang bersifat jangka panjang. Untuk sumber daya manusia sedang ditingkatkan, agar kita menjadi bangsa yang maju,untuk itu diharapkan peran warga bangsa khususnya warganet agar ikut menjadi garda depan dalam pembangunan nasional ini dengan terus menebar konten konten positip yang menumbuhkan optimisme bangsa menuju Indonesia Maju.” kata Hafyz.
Di tempat yang sama, Pengamat Politik dan Dosen Gun Gun Heryanto mengatakan, di tahun 2020 masyarakat dunia maya dan pemerintah harus lebih bersinergi dalam membangun bangsa. Warganet harus berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa, seperti contohnya memerangi hoaks dan mengangkat berbagai keunggulan bangsa agar semangat tahun baru menuju Indonesia yang semakin lebih baik tercapai.
“Jangan ikut menyebarkan hoaks, jangan hanya melihat kekurangan pemerintah. Semua perlu dikritisi, namun gunakanlah data yang pasti, dan jangan sebar hoax serta terus bekerjasama memajukan bangsa dengan cara cara kreatif serta bangun demokrasi dengan damai dan cerdas” katanya.
Sementara itu, Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staff Kepresidenan 2015-2019 Eko Sulistyo juga menjelaskan, bahwa pendiri bangsa telah menyepakati jika Indonesia berlandaskan kebangsaan yang mengedepankan kerakyatan. Yakni bangsa yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
Namun selama 2019 ini kebangsaan dan kerakyatan ini justru dibenturkan dengan ajaran keagamaan. Sehingga diciptakan situasi yang seolah-olah memisahkan antara kebangsaan dan agama.
“Di 2019 ini ada yang mencoba menghalangi benturan ini (paham radikalisme), tapi ada juga pihak yang menunggangi. Mereka yang menunggangi ini demi kepentingannya, justru membuat situasi makin terpecah,” ujarnya.
Eko juga menambahkan bahwa ekonomi di Indonesian sudah memenuhi asas keadilan, kesejahteraan, damai dan merdeka. Dan saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan itu semua.
“Now we are on the track, kita menuju kemajuan. Kenyataannya, banyak data yang menunjukkan kemajuan yang berarti. Untuk semua komponen bangsa khususnya warganet dan kaum milineal harus terus menjaga persatuan dan membangun optimisme bangsa guna ikut berkontribusi membangun Indonesia Maju," cetusnya.
Dalam diskusi ini turut hadir insan media lokal dan nasional, berbagai kalangan pegiat media sosial (vlogger, youtuber, blogger dan content creator), mahasiswa, tokoh masyarakat dan aktivis dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda. Selain diksusi, refkeksi ini juga telah menorehkan deklarasi refleksi akhir tahun 2019 Warganet yang berisi diantaranya:
Pertama, siap menjaga Persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila Dan Undang – Undang Dasar 1945.
Kedua, siap mencegah penyebaran hoax Dan paham radikalisme yang dapat merusak tatanan persatuan bangsa serta menghambat pertumbuhan pembangunan nasional dan akan memproduksi konten narasi-narasi positip yang dapat membangkitkan optimisme bangsa dan semangat membangun negeri menuju Indonesia Maju.
Ketiga, siap bersinergi dan gotong royong dengan insan kalangan warganet, generasi milenial dan masyarakaat lainnya dalam mendukung program pemerintah dengan membangun persatuan dan jiwa nasionalisme serta tetap berpegang pada prinsip idiologi Pancasila, keutuhan NKRI, Kebhinekaan dan konstitusional demi mensukseskan kebijakan dan program pemerintah 5 tahun kedepan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews