Uni Afrika pun bukan dipimpin oleh seorang presiden, tetapi Ketua Uni Afrika, Abdul Fattah as-Sisi dari Mesir.
[SALAH] Presiden Uni Afrika Al A’id E’in Al Wadiyah bin Haffaz Al Wadiyah Berpidato di Depan para Delegasi Dunia di PBB Meminta agar Seluruh Negara Menolak Jokowi sebagai Presiden Indonesia
Unggahan dari akun Facebook Erul Owe Imam atau @diah.s.dealova yang menampilkan gambar seorang pria yang bernama Al A’id E’in Al Wadiyah bin Haffaz Al Wadiyah dan disebut sebagai Presiden Uni Afrika yang tengah berpidato di depan para delegasi dunia PBB dengan meminta agar seluruh negara menolak Jokowi sebagai Presiden Indonesia dan mendukung pemenangan Prabowo di MK, adalah tidak benar adanya.
Diketahui gambar yang dibagikan akun Facebook Erul Owe Iman tersebut pernah diunggah dalam akun youtube Paramount Pictures New Zealand pada 8 Mei 2012 atau tujuh tahun lalu yang merupakan bagian dari film The Dictators (2012) dengan pemeran utama Sacha Baron Cohen.
Narasi:
“Alhamdulillah… amin yaroballalamin…. Share ke temen fb atau wa… Dan jangan lupa cantumkan tagar #Alwadiyah02,” tulis akun Facebook Erul Owe Imam (@diah.s.dealova) di FP Anies Basawedan Dan Sandiaga-Uno Presiden RI 2024, Senin (24/6).
Akun Facebook Erul Owe Imam atau @diah.s.dealova membuat unggahan yang melampirkan screenshot seorang pria bewok dengan pakaian serupa militer yang nampak berpidato di atas podium. Dalam gambar tersebut, tertulis inti pesan terkait fakta terkini Pemilu 2019.
Dengan mengutip dua media daring dikatakan, “Pada hari Jum’at waktu Amerika presiden Uni Afrika A’id E’in Al Wadiyah bin Haffaz Al Wadiyah berpidato didepan para delegasi dunia di PBB meminta agar seluruh negara menolak Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Beliau mengatakan takut kalau Indonesia seperti negara afrika yg dijajah China kalau Jokowi yg menjadi presiden. Beliau menginginkan agar Prabowo menjadi presiden agar Indonesia lebih maju dan makmur. Beliau siap mengeluarkan $69 juta dollar untuk membantu pemenangan Prabowo di MK. Amin Yarobbalallamin. Mari kita ramaikan tagar #Alwadiyah02 agar dunia tahu kalau Al wadiyah mendukung Prabowo.#Alwadiyah02.”
Selain screenshot tersebut, akun Facebook Erul Owe Imam juga menambahkan narasinya yang berbunyi “Alhamdulillah… amin yaroballalamin…. Share ke temen fb atau wa… Dan jangan lupa cantumkan tagar #Alwadiyah02,” tulis akun Facebook Erul Owe Imam (@diah.s.dealova) di FP Anies Basawedan Dan Sandiaga-Uno Presiden RI 2024, Senin (24/6).
Namun setelah ditelusuri melalui mesin pencari, gambar yang diunggah akun Facebook Erul Owe Imam pernah diunggah akun youtube Paramount Pictures New Zealand pada 8 Mei 2012 atau tujuh tahun yang lalu. Dan video yang disebut akun Facebook Erul Owe Imam adalah Presiden Uni Afrika yang tengah berpidato di depan para delegasi dunia PBB yang meminta agar seluruh negara menolak Jokowi sebagai Presiden Indonesia dan mendukung pemenangan Prabowo di MK adalah tidak benar adanya.
Diketahui gambar yang diunggah akun Facebook Erul Owe Imam dan juga diunggah akun Youtube Paramount Pictures New Zealand adalah bagian dari Film The Dictator (2012) yang disutradarai oleh Larry Charles, dibintangi Sacha Baron Cohen, diproduksi oleh Four by Two Films dan didistribusikan oleh Paramount Pictures.
Selain itu, klaim A’id E’in Al Wadiyah bin Haffaz Al Wadiyah yang disebut sebagai Presiden Uni Afrika, juga tidak benar. Uni Afrika adalah organisasi yang terdiri dari 55 negara Afrika yang didirikan pada Juli 2002. Uni Afrika sendiri tidak dipimpin oleh seorang presiden, melainkan Ketua Uni Afrika yakni Abdul Fattah as-Sisi dari Mesir.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews