Perilaku Aneh Wakil Rakyat Bukan Sekadar Anomali

Kalau memang malas atau enggan menghadiri rapat-rapat, ya jangan mencalonkan lagi menjadi wakil rakyat lagi dong.

Jumat, 29 Maret 2019 | 17:57 WIB
0
332
Perilaku Aneh Wakil Rakyat Bukan Sekadar Anomali
Kursi wakil rakyat (Foto: Kompas.com)

Perilaku wakil rakyak-baik wakil rakyat pusat atau wakil rakyat daerah itu "aneh". Mereka meminta dan memohon-mohon dipilih oleh rakyat, tetapi kalau sudah terpilih menjadi wakil rakyat, mereka malas untuk sekedar menghadiri rapat-rapat.

Jangankan untuk memperjuangkan nasib rakyat sesuai janji kampanyenya. Menghadiri rapat-rapat yang membahas untuk kepentingan rakyat mereka malas dan enggan untuk hadir. Malah sering titip absen. Kelakuannya jadi mirip mahasiswa malas kuliah, titip absen sama temannya.

Sekarang waktunya masa kampanye para caleg atau calon legislatif. Baik pendatang baru atau caleg yang sudah terpilih dan mencalonkan kembali. Para caleg sekarang mendekati pemilih seakan menjadi pendengar yang baik dan bisa memberi segala solusi. Masuk gang ke luar gang. Masuk pasar ke luar pasar.

Mereka juga mendatangi tempat-tempat kerumunan massa atau masyarakat untuk meraih simpati dengan harapan mau memilih. Mereka menawarkan janji-janji yang terasa bau wangi tetapi juga mudah menghilang.

Para caleg mengais-ngais atau memunguti suara dari kampung ke kampung. Dari perumahan ke perumahan lainnya. Karena satu suara amat berarti bagi mereka. Bahkan bagi caleg yang berduit tak segan-segan akan menyawer masyarakat untuk memperoleh dukungan dan dikonversi dalam bentuk suara. Sekalipun praktek politik uang itu terlarang, mereka juga tidak kurang akal atau cara.

Para caleg memasang foto-foto mereka dalam baliho atau poster dalam berbagai ukuran di jalanan, di tiang listrik atau telpon atau malah di pepohonan. Ngalah-ngalahin iklan Sedot WC. Di gang-gang atau perumahan juga banyak dihiasi foto para caleg, mengalahkan reklame panti pijat berizin.

Keinginan untuk terpilih menjadi wakil rakyat adalah harapan para caleg. Tetapi kenapa setelah terpilih atau menjadi wakil rakyat malas atau enggan untuk mengahadiri rapat-rapat sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kedisiplinan sebagai wakil rakyat.

Bahkan kursi-kursi DPR, DRD I dan DPRD II kosong mlompong tidak ada yang menduduki dengan alasan lagi kampanye dan minta dimaklumi. Seperti yang dikemukakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang meminta permakluman. Publik pun sinis menerima pemaklumannya, termasuk pemakluman serenceng hoax yang disemburkannya. "Maklum aja deh..."

Inilah pola pikir wakil rakyat yang keblinger. 

Kalau memang malas atau enggan menghadiri rapat-rapat, ya jangan mencalonkan lagi menjadi wakil rakyat lagi dong. Apalagi menjadi wakil rakyat sebagai pekerjaan sampingan atau menjadi wakil rakyat dengan niat untuk membangun jaringin bisnis. Yang ada malah jadi wakil rakyat pemburu proyek.

Yang sering terjadi, ujung-ujungnya masuk jeruji besi KPK.

***