Melalui warga yang hadir dan umumnya berprofesi sebagai petani, diharapkan pengenalan kembali nilai-nilai Pancasila dapat diterima dengan baik.
“Sebagai seorang ibu yang memiliki anak yang belum dewasa, saya merasa khawatir akan dampak buruk dari meningkatnya penggunaan gadget bagi anak-anak dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, bagaimana kita bisa mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada mereka?" demikian pertanyaan seorang ibu peserta kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, 30 Maret 2019 lalu.
Selaku Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP yang saat itu menjadi pembicara, saya menjelaskan mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah mengingatkan dan menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan yang sudah ada dalam lingkungan kehidupan kita sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat.
"Karena itu, mengajarkan nilai-nilai Pancasila dapat mulai dilakukan dari keluarga,” demikian saya katakan dalam sosialisi yang juga dihadiri narasumber lainnya, Meldia Adriani, anggota DPR RI.
Di hadapan sekitar dua ratusan orang warga Kecamatan Tembilang, saya katakan bahwa mengajarkan nilai Pancasila sejak dini di lingkungan keluarga merupakan suatu keharusan sebagai salah satu upaya untuk menangkal berbagai informasi bohong (hoax) di dunia maya. Nilai Pancasila menjadi benteng, agar kita atau anak atau keluarga kita, tidak mudah terhasut berita bohong dan lupa dengan ideologi dan dasar negara Indonesia. Disarankan agar kita membesarkan dan mengasuh anak dengan menanamkan nilai Pancasila sejak dini,
Ada beberapa cara untuk menanamkan nilai Pancasila pada pribadi anak-anak, antara lain dengan mengajarkan agama, menanamkan cinta kasih, menumbuhkan nilai toleransi, memberikan pengalaman untuk menolong, membudayakan sikap ramah, mengasuh anak dengan disiplin dan mengajar anak untuk mencintai Indonesia.
Untuk mengurangi kesenjangan pengenalan ideologi Pancasila sebagai akibat dihapuskannya pelajaran Pancasila dalam 20 tahun terakhir, pengajaran dan pendidikan Pancasila akan diimplementasikan kembali di sekolah dan saat ini BPIP tengah menyusun materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Sementara itu, dalam upaya menggali nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong-royong sesuai kearifan lokal, BPIP akan memperkenalkan kembali berbagai permainan tradisional yang sebenarnya banyak mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti kebersamaan, gotong-royong, hormat menghormati, sikap bertoleransi dan saling menghargai. Dipilihnya permainan tradisional sebagai salah satu sarana memperkenalkan nilai-nilai Pancasila tidak terlepas efektifitasnya untuk dapat mengurangi ketergantungan anak DARI gadget dan permainan (game) elektronik.
Sementara itu Melda Adriani menyampaikan mengenai pentingnya membangun kembali dan melestarikan semangat gotong-royong yang hidup di masyarakat, khususnya masyarakat Bangka, melalui kegiatan kerja bakti. Gotong-royong memiliki arti penting dalam membangun kebersamaan dan semangat persatua antar warga di lingkungan sekitar ataupun yang lebih luas.
Upaya mendorong kembali peningkatan semangat gotong-royong melalui kerja bakti antar warga perlu dilakukan mengingat bahwa ditenggarai telah terjadi penurunan semangat gotong-royong di masyarakat. Ada kecenderungan bahwa anak-anak muda mulai meninggalkan kebiasaan gotong-royong dengan menghindar dari berbagai kegiatan kerja bakti yang kerap diselenggarakan.
Karena itu DPR RI menyambut baik langkah BPIP untuk mulai memperkenalkan kembali Pancasila ke seluruh lapisan masyarakat seperti melalui kegiatan sosialisasi menggali nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong-royong kepada warga masyarakat di Kecamatan Tembilang.
Melalui warga yang hadir dan umumnya berprofesi sebagai petani, diharapkan pengenalan kembali nilai-nilai Pancasila dapat diterima dengan baik dan diteruskan kepada masing-masing keluarga peserta dan warga lingkungan sekitar. Sehingga manfaat sosialisasi memiliki dampak positif yang lebih luas.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews