Pelajari Nilai-nilai Pancasila Mulai dari Lingkungan Keluarga

Melalui warga yang hadir dan umumnya berprofesi sebagai petani, diharapkan pengenalan kembali nilai-nilai Pancasila dapat diterima dengan baik.

Selasa, 2 April 2019 | 09:50 WIB
0
573
Pelajari Nilai-nilai Pancasila Mulai dari Lingkungan Keluarga
Saya di acara sosialisasi nilai Pancasila di Bangka (Foto: Istimewa)

“Sebagai seorang ibu yang memiliki anak yang belum dewasa, saya merasa khawatir akan dampak buruk dari meningkatnya penggunaan gadget bagi anak-anak dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, bagaimana kita bisa mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada mereka?" demikian pertanyaan seorang ibu peserta kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, 30 Maret 2019 lalu.

Selaku Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP yang saat itu menjadi pembicara, saya menjelaskan mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah mengingatkan dan menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan yang sudah ada dalam lingkungan kehidupan kita sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat.

"Karena itu, mengajarkan nilai-nilai Pancasila dapat mulai dilakukan dari keluarga,” demikian saya katakan dalam sosialisi yang juga dihadiri narasumber lainnya, Meldia Adriani, anggota DPR RI.

Di hadapan sekitar dua ratusan orang warga Kecamatan Tembilang, saya katakan bahwa  mengajarkan nilai Pancasila sejak dini di lingkungan keluarga merupakan suatu keharusan sebagai salah satu upaya untuk menangkal berbagai informasi bohong (hoax) di dunia maya. Nilai Pancasila menjadi benteng, agar kita atau anak atau keluarga kita, tidak mudah terhasut berita bohong dan  lupa dengan ideologi dan dasar negara Indonesia. Disarankan agar kita membesarkan dan mengasuh anak dengan menanamkan nilai Pancasila sejak dini,

Ada beberapa cara untuk menanamkan nilai Pancasila pada pribadi anak-anak, antara lain dengan mengajarkan agama, menanamkan cinta kasih, menumbuhkan nilai toleransi, memberikan pengalaman untuk menolong, membudayakan sikap ramah, mengasuh anak dengan disiplin dan mengajar anak untuk mencintai Indonesia.

Untuk mengurangi kesenjangan pengenalan ideologi Pancasila sebagai akibat dihapuskannya pelajaran Pancasila dalam 20 tahun terakhir, pengajaran dan pendidikan Pancasila akan diimplementasikan kembali di sekolah dan saat ini BPIP tengah menyusun materi yang akan diajarkan kepada siswa.

Sementara itu, dalam upaya menggali nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong-royong sesuai kearifan lokal, BPIP akan memperkenalkan kembali berbagai permainan tradisional yang sebenarnya banyak mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti kebersamaan, gotong-royong, hormat menghormati, sikap bertoleransi dan saling menghargai. Dipilihnya permainan tradisional sebagai salah satu sarana memperkenalkan nilai-nilai Pancasila tidak terlepas efektifitasnya untuk dapat mengurangi ketergantungan anak DARI gadget dan permainan (game) elektronik.

Sementara itu Melda Adriani menyampaikan mengenai pentingnya membangun kembali dan melestarikan semangat gotong-royong yang hidup di masyarakat, khususnya masyarakat Bangka, melalui kegiatan kerja bakti. Gotong-royong memiliki arti penting dalam membangun kebersamaan dan semangat persatua antar warga di lingkungan sekitar ataupun yang lebih luas.

Upaya mendorong kembali peningkatan semangat gotong-royong melalui kerja bakti antar warga perlu dilakukan mengingat bahwa ditenggarai telah terjadi penurunan semangat gotong-royong di masyarakat. Ada kecenderungan bahwa anak-anak muda mulai meninggalkan kebiasaan gotong-royong dengan menghindar dari berbagai kegiatan kerja bakti yang kerap diselenggarakan.

Karena itu DPR RI menyambut baik langkah BPIP untuk mulai memperkenalkan kembali Pancasila ke seluruh lapisan masyarakat seperti melalui kegiatan sosialisasi menggali nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong-royong kepada warga masyarakat di Kecamatan Tembilang.

Melalui warga yang hadir dan umumnya berprofesi sebagai petani, diharapkan pengenalan kembali nilai-nilai Pancasila dapat diterima dengan baik dan diteruskan kepada masing-masing keluarga peserta dan warga lingkungan sekitar. Sehingga manfaat sosialisasi memiliki dampak positif yang lebih luas.

***