Lazimnya tausiyah Islam hanya diisi oleh para tokoh agama, baik ustad/ustazah mau pun kiyai. Namun, kini ada yang berbeda dalam tuasiyah itu, entah karena adanya kemajuan zaman atau adanya budaya baru di kalangan tuasiyah Islam di Indonesia.
Pada hari Minggu, 29 Januari 2019 lalu, kita dikejutkan dengan tausiyah Dus Nur seorang ustad "abal-abal", di mana tausiyah itu berlangsung di Masjid Pesantren Bangkalan Madura. Isi tausiyahnya, pedih di hati, sakit di telinga. Tetapi meskipun demikian, kita masih tetap menghargainya, bagaimanapun dia masih beragama Islam yang tercatat dalam KTP-nya.
Seusai ustad abal-abal tausiyah, tiba-tiba Rocky Gerung seorang non-muslim diberikan waktu untuk berdiri di atas pentas dengan memberikan tausiyah kepada para Jemaah. Anehnya hal ini dapat diterima dengan welcome oleh para Jemaah bahkan diikuti dengan sorakan takbir Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar!
Jika seperti ini, maka tak heran Non-muslim disebut ustad, meski sedikit tak beradab!
Saat ini, ceramah Rocky masih menjadi perbicangan di kalangan netizen bahkan pernah mengalami Trending Topik selama beberapa hari dengan Hashtag #AtheisObok2Islam dan #AtheisTunggangi02. Sungguh heboh bukan? Peristiwa ini, mampu membuat publik beralih perhatian dari berbagai isu yang terpopuler di awak media.
Sejatinya ini bukanlah hal yang baru lagi, tapi memang sudah kesekian kalinya kegiatan politisasi agama mereka lakukan dari mudahnya mengkafir-kafirkan orang, demo berjilid-jilid dan bahkan saudara seimannya sendiri mereka musuhi hanya karena ingin memenangkan Capres dukungannya No. Urut 02, Prabowo Subianto yang belum jelas Islamnya.
Melihat kondisi seperti ini, jelas kontestasi demokrasi kita mereka bawa ke arah pertikaian dan perpecahan bukan lagi di garis perdamaian.
Kelak, jika kekuasan sudah ditangan mereka apa masih mungkin keutuhan islam di Indonesia ini? Atau bahkan punah hanya meninggalkan kesan tanpa pesan. Hal ini, bener-benar menjadi acaman terbesar bagi keutuhan Islam di Indonesia dan perlu dicarikan penawar bagi kita yang ingin mempertahankannya.
Sebetulnya, hendak dibawa ke mana Islam di Indonesia oleh mereka nanti. Semoga saja mereka tidak sedang mengutip kitab sucinya untuk mencuci otak para Jemaah di sana.
Boleh kita membungkus sesuatu apapun dengan agama, tapi satu hal yang harus kita tahu. Agama mengajarkan kita bagaimana berbagi kasih dengan sesama, agama bukanlah alat untuk menyerang orang, malainkan untuk menghancurkan ego (Angkuh) yang ada dalam diri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews