Rocky Gerung, Non-muslim yang Jadi Ustad?

Sabtu, 9 Februari 2019 | 20:45 WIB
0
660
Rocky Gerung, Non-muslim yang Jadi Ustad?
Rocky Gerung, Non-Muslim Jadi Ustadz

Lazimnya tausiyah Islam hanya diisi oleh para tokoh agama, baik ustad/ustazah mau pun kiyai. Namun, kini ada yang berbeda dalam tuasiyah itu, entah karena adanya kemajuan zaman atau adanya budaya baru di kalangan tuasiyah Islam di Indonesia.

Pada hari Minggu, 29 Januari 2019 lalu, kita dikejutkan dengan tausiyah Dus Nur seorang ustad "abal-abal", di mana tausiyah itu berlangsung di Masjid Pesantren Bangkalan Madura. Isi tausiyahnya, pedih di hati, sakit di telinga. Tetapi meskipun demikian, kita masih tetap menghargainya, bagaimanapun dia masih beragama Islam yang tercatat dalam KTP-nya.

Seusai ustad abal-abal tausiyah, tiba-tiba Rocky Gerung seorang non-muslim diberikan waktu untuk berdiri di atas pentas dengan memberikan tausiyah kepada para Jemaah. Anehnya hal ini dapat diterima dengan welcome oleh para Jemaah bahkan diikuti dengan sorakan takbir Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar!

Jika seperti ini, maka tak heran Non-muslim disebut ustad, meski sedikit tak beradab!

Saat ini, ceramah Rocky masih menjadi perbicangan di kalangan netizen bahkan pernah mengalami Trending Topik selama beberapa hari dengan Hashtag #AtheisObok2Islam dan #AtheisTunggangi02. Sungguh heboh bukan? Peristiwa ini, mampu membuat publik beralih perhatian dari berbagai isu yang terpopuler di awak media.

Sejatinya ini bukanlah hal yang baru lagi, tapi memang sudah kesekian kalinya kegiatan politisasi agama mereka lakukan dari mudahnya mengkafir-kafirkan orang, demo berjilid-jilid dan bahkan saudara seimannya sendiri mereka musuhi hanya karena ingin memenangkan Capres dukungannya No. Urut 02, Prabowo Subianto yang belum jelas Islamnya.

Melihat kondisi seperti ini, jelas kontestasi demokrasi kita mereka bawa ke arah pertikaian dan perpecahan bukan lagi di garis perdamaian.

Kelak, jika kekuasan sudah ditangan mereka apa masih mungkin keutuhan islam di Indonesia ini? Atau bahkan punah hanya meninggalkan kesan tanpa pesan. Hal ini, bener-benar menjadi acaman terbesar bagi keutuhan Islam di Indonesia dan perlu dicarikan penawar bagi kita yang ingin mempertahankannya.

Sebetulnya, hendak dibawa ke mana Islam di Indonesia oleh mereka nanti. Semoga saja mereka tidak sedang mengutip kitab sucinya untuk mencuci otak para Jemaah di sana.

Boleh kita membungkus sesuatu apapun dengan agama, tapi satu hal yang harus kita tahu. Agama mengajarkan kita bagaimana berbagi kasih dengan sesama, agama bukanlah alat untuk menyerang orang, malainkan untuk menghancurkan ego (Angkuh) yang ada dalam diri.

***