Pilih Mana, Indonesia Maju atau Indonesia Menang?

Minggu, 20 Januari 2019 | 08:09 WIB
0
560
Pilih Mana, Indonesia Maju atau Indonesia Menang?
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024 (Sumber: geotimes.co.id)

Dua hal di atas merupakan visi para pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024, yaitu pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Visi yang cukup singkat, padat dan belum tentu jelas. Menurut pengakuan mereka, visi tersebut mereka rangkai untuk diwujudkan demi Indonesia tercinta. Betulkah?

Visi versi panjang pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai berikut:

“Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong.”

Sedangkan visi versi panjang dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yaitu:

“Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Ternyata versi panjangnya lebih rinci ya? Atau semakin tidak jelas?

Mengenai jelas tidaknya, kita serahkan saja kepada warga yang akan menggunakan hak pilih. Yang pasti, bila dilihat dari uraian kalimatnya, visi pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin lebih pendek lagi dibanding visi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Saya tidak ingin menjabarkan satu per satu maksud visi versi panjang dari masing-masing pasangan calon. Saya masih belum mampu memaknai setiap kata yang terdapat di dalamnya. Tetapi setidaknya, para pasangan calon sudah sedikit memaparkannya lewat butiran misi yang mereka susun.

Kita kembali ke visi versi singkat mereka, saya lebih tertarik membahas hal itu.

Secara ringkas, visi bisa diartikan sebagai arah, tujuan atau cita-cita yang akan diraih ke depan atau pun pada periode tertentu. Nah, karena ini visi dari para pasangan calon presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, maka artinya visi berlaku selama lima tahun.

Tiap pasangan calon tentu punya alasan khusus mengapa mereka menentukan visi tersebut di atas. Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan visi “Indonesia Maju” dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan visi “Indonesia Menang”.

Bagi sebagian orang, melihat dan membaca kedua visi ini, terkesan mirip dan mungkin sama saja. Sebatas utak-atik kata. Lalu letak perbedaannya di mana?

Sebagai orang yang pernah menyusun visi (dan juga misi) di beberapa organisasi, saya sedikit punya pengalaman dalam memilih kata atau kalimat khusus yang menurut saya tepat untuk saya sampaikan.

Misalnya, apabila sasaran visi saya adalah kelompok homogen, maka saya akan menyusun visi sesuai kepentingan kelompok tersebut. Demikian juga kalau kelompoknya heterogen, saya akan menyesuaikannya, yang mungkin akan lebih kompleks dibanding visi untuk kelompok homogen.

Kita lupakan istilah homogen dan heterogen. Nanti bisa lebih panjang bila diurai apa maksudnya. Itu hanya pandangan pribadi berdasarkan pengalaman saja. Saya yakin pembaca punya pengalaman panjang lebih daripada saya.

Kita perlu ingat bahwa dua pasangan calon presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2019, yaitu Joko Widodo dan Parabowo Subianto adalah sama-sama pernah berkompetisi pada Pilpres 2014. Dan pemenangnya pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Melihat kembali visi mereka lima tahun silam, berikut visi dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla:

“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong.”

Dan visi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rasa yakni:

“Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat.”

Terlihat visi 2014 dan 2019 memiliki kemiripan. Bila dibandingkan, visi calon presiden Joko Widodo hampir tidak ada perubahan. Hanya ditambahkan kata “maju”. Sedangkan visi calon presiden Prabowo Subianto terurai sangat panjang, meski beberapa poinnya konsisten muncul.

Mengapa Prabowo Subianto merombak total kalimat visinya? Cuma beliau dan kubunya yang tahu. Menurut pemahaman saya, beliau mungkin ingin menawarkan hal baru sekaligus agar tampak lebih menarik. Bisa jadi, bagi beliau, dengan kalimat panjang warga akan semakin yakin. Kita lihat saja ke depan. Apakah memang demikian atau tidak.

Sekali lagi, saya ajak pembaca kembali ke visi versi singkat Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Mohon maaf, uraian saya bertele-tele, karena rasanya kurang klop kalau tidak mengingat memori masa lalu dari dua petarung ini.

Pemilihan kata “maju” dan “menang” menarik. Yang satu ingin maju, yang lain ingin menang. Joko Widodo berorientasi pada kemajuan, sedangkan Prabowo Subianto fokus pada kemenangan. Sederhana namun menurut saya cukup jelas. Mengapa?

Bukan tanpa dasar Joko Widodo bersama Ma’ruf Amin menawarkan visi yang persis sama dengan visi periode kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut pandangan saya, dengan visi yang persis sama berarti mau menyiratkan bahwa Joko Widodo dan pasangannya ingin agar arah, tujuan atau cita-cita sebelumnya berkesinambungan. Tentu berbarengan pula dengan misi dan program yang telah, sedang dan akan direalisasikan di periode kepemimpinan yang masih berjalan. 

Lalu bagaimana dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno?

Ingat, pil pahit kekalahan pernah Prabowo Subianto telan pada 2014 lalu. Beliau tidak ingin hal serupa terjadi lagi.

Hemat saya, kata “menang” yang digunakan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih sebatas orientasi jangka pendek, yakni perjuangan untuk mencoba kembali mengalahkan Joko Widodo. Walaupun dilekatkan pada kepentingan nasional Indonesia, relasinya belum saya temukan.

Malah visi mereka sekilas lebih dekat dengan jargon “2019 Ganti Presiden” yang sering dikumandangkan oleh para pendukung mereka. Ingat, hanya untuk meraih kemenangan!

Para pembaca terhormat, sila berbeda pendapat dengan saya. Saya mau mengakhiri tulisan ini dengan untaian kalimat berikut:

“Indonesia akan menang kalau terus bergerak maju. Untuk bisa bergerak maju maka perlu kerja keras.”

Salam Indonesia!

***