Sebuah pelintiran serius, click bait oleh media mainstream yang sepertinya ditujukan semata-mata demi banyaknya pembaca. Tak peduli Sang Kiai akan di-bully pembaca yang tak mengerti.
Di hari ulang tahunnya yang ke 77, hari ini, 11 Maret 2020, Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin terbang ke Mataram, Nusa Tenggara Timur, untuk membuka Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI).
Saya berada di ruangan pembukaan di ballroom Hotel Lombok Raya itu ketika Gubernur NTB Zulkiflimansyah melempar joke-joke segar seraya mengenalkan daerahnya kepada Kiai Ma'ruf Amin dan juga lebih 1.000 anggota DPRD Kota yang hadir.
Saya ingat benar, dalam sambutannya, Zulkiflimansyah mengaku heran melihat warga di pelosok-pelosok NTB sama sekali tak riuh soal wabah virus Corona yang menghebohkan dunia. Warganya tetap berkegiatan seperti biasa, tak ada kecemasan sama sekali.
Apa rahasianya? "Mereka bilang, Insya Allah stamina tetap kuat karena minum susu kuda liar," kata Samg Gubernur yang disambut tawa oleh para hadirin.
Karena itu, dia meminta Pak Kiai yang hari itu disebutnya baru berulang tahun "ke-17" serta para tamu yang datang untuk beli susu kuda liar dari NTB, buat diri sendiri dan oleh-oleh.
Tiba giliran Kiai Ma'ruf Amin berpidato, dia menimpali guyonan Zulkiflimansyah. Kata Pak Kiai, "susu kuda liar katanya bisa menangkal dampak virus korona. Tapi perlu juga berhati-hati sama dampak minum susu kuda liar."
Guyonan Kiai Ma'ruf ini membuat seluruh isi ruangan tertawa.
Setelah itu, Kiai Ma'ruf berpidato soal Omnibus Law.
Lalu, malam ini saya membaca berita CNN Indonesia dengan judul ini: "Ma'ruf Amin Sebut Susu Kuda Liar Bisa Tangkal Virus Corona" -- judul yang bisa mengundang perundungan di media sosial.
Sebuah pelintiran serius, click bait oleh media mainstream yang sepertinya memang ditujukan semata-mata demi banyaknya pembaca. Tak peduli Sang Kiai akan di-bully oleh pembaca yang tak mengerti.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews