Susu Kuda Liar Kiai Ma'ruf

Sebuah pelintiran serius, click bait oleh media mainstream yang sepertinya ditujukan semata-mata demi banyaknya pembaca. Tak peduli Sang Kiai akan di-bully pembaca yang tak mengerti.

Rabu, 11 Maret 2020 | 22:49 WIB
0
739
Susu Kuda Liar Kiai Ma'ruf
Wapres Ma'ruf Amin (Foto: CNN Indonesia)

Di hari ulang tahunnya yang ke 77, hari ini, 11 Maret 2020, Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin terbang ke Mataram, Nusa Tenggara Timur, untuk membuka Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI).

Saya berada di ruangan pembukaan di ballroom Hotel Lombok Raya itu ketika Gubernur NTB Zulkiflimansyah melempar joke-joke segar seraya mengenalkan daerahnya kepada Kiai Ma'ruf Amin dan juga lebih 1.000 anggota DPRD Kota yang hadir.

Saya ingat benar, dalam sambutannya, Zulkiflimansyah mengaku heran melihat warga di pelosok-pelosok NTB sama sekali tak riuh soal wabah virus Corona yang menghebohkan dunia. Warganya tetap berkegiatan seperti biasa, tak ada kecemasan sama sekali.

Apa rahasianya? "Mereka bilang, Insya Allah stamina tetap kuat karena minum susu kuda liar," kata Samg Gubernur yang disambut tawa oleh para hadirin.

Karena itu, dia meminta Pak Kiai yang hari itu disebutnya baru berulang tahun "ke-17" serta para tamu yang datang untuk beli susu kuda liar dari NTB, buat diri sendiri dan oleh-oleh.

Tiba giliran Kiai Ma'ruf Amin berpidato, dia menimpali guyonan Zulkiflimansyah. Kata Pak Kiai, "susu kuda liar katanya bisa menangkal dampak virus korona. Tapi perlu juga berhati-hati sama dampak minum susu kuda liar."

Guyonan Kiai Ma'ruf ini membuat seluruh isi ruangan tertawa.

Setelah itu, Kiai Ma'ruf berpidato soal Omnibus Law.

Lalu, malam ini saya membaca berita CNN Indonesia dengan judul ini: "Ma'ruf Amin Sebut Susu Kuda Liar Bisa Tangkal Virus Corona" -- judul yang bisa mengundang perundungan di media sosial.

Sebuah pelintiran serius, click bait oleh media mainstream yang sepertinya memang ditujukan semata-mata demi banyaknya pembaca. Tak peduli Sang Kiai akan di-bully oleh pembaca yang tak mengerti.

***