Jokowi-Mar'uf pun relatif unggul di pemilih yang berafiliasi dengan Muhammadiyah maupun mereka yang menyatakan tak berafiliasi dengan organisasi Islam mana pun.
Menjadi seorang Presiden itu tidak terlepas dari Takdir Allah. Tidak ada satu peristiwa pun dimuka bumi ini tanpa campur tangan Allah. Yang hak akan menjadi hak, yang bukan haknya, biar dipaksakan bagaimana pun, tetap tidak akan menjadi haknya.
Kalau Allah sudah takdirkan bagi seseorang untuk menjadi Presiden, maka semua aral dan rintangan akan mudah dilalui, sebaliknya kalau Allah belum Takdirkan, maka akan ada saja halangannya. Bagi orang yang beriman, dia akan menyerahkan semua kepada kehendak Allah, tidak ada yang bisa dia ingkari.
Apakah Pilpres 2019 ini akan menjadi milik Jokowi.? Atau Allah mentakdirkan Prabowo yang menjadi Presiden, sebagai manusia kita hanya bisa membaca tanda-tanda kehendaknya, lewat prediksi dan mekanisme dasar perkiraan, yang digunakan untuk mendekati ketentuan-Nya.
Bahkan kalaupun hasil perkiraan tersebut mendekati ketentuan-Nya, namun tidak berarati itu adalah sebuah kepastian.
Peneliti Lembaga survei, hanya manusia biasa yang memiliki kapasitas Ilmu yang dibutuhkan, untuk membuat penelitian dan analisis berdasarkan hasil survei.
Yang namanya perkiraan dan prediksi, bisa saja dalah, bisa juga benar, minimal mendekati hasil akhir dari perhitungan akhir hasil Pemilu. Namun tetap saja itu tidak bisa dipercayai sebagai sebuah kebenaran.
Lantas bagaimana untuk menguak Takdir Jokowi, apakah Pilpres 2019 masih menjadi miliknya atau tidak, atau Pilpres 2019 adalah milik Prabowo.?
Kalau acuan yang digunakan untuk melihat Takdir Jokowi, maka indikator yang dipakai adalah hasil survei, berbeda dengan Prabowo. Kalau melihat Takdir Prabowo hari hasil survei sudah kecil kemungkinannya, Takdir Prabowo indikatornya bisa dilihat dari merapatnya UAS.
Hal itu yang pernah dikatakan Denny JA Dari Lembaga Survei Indonesia, kalau UAS mendukung Prabowo, kemungkinan Jokowi kalah, meskipun berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis LSI, dimana posisi Jokowi-Ma'ruf masih menang dibandingkan Prabowo-Sandi.
Mari kita menguak Takdir Jokowi Di Pilpres 2019 yang akan ditentukan empat hari kedepan, 17 April 2019, apakah hasil survei LSI prediksinya yang memenangkan Jokowi menjadi kenyataan.?
Ambang batas atas Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei LSI Denny JA, bisa menyentuh 65,8%, itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 4 - 9 April 2019, sementara Prabowo-Sandi batas atasnya 44,1%.
Ardian Sopa Dari LSI mengatakan, rentang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 55,9 - 65,8 persen. Sementara pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno elektabilitasnya di rentang 34,2 persen dan 44,1 persen.
Menurutnya, jika Jokowi-Ma'ruf mendapat suara di batas bawah yakni 55,9 persen dan Prabowo-Sandi di atas 44,1 persen, selisihnya masih tinggi. Karena itu Ardian memperkirakan Jokowi-Ma'ruf bakal menang telak.
"Jokowi-Maruf diproyeksikan tetap menang telak dengan selisih diatas dua digit, " ujar Ardian
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, ternyata banyak suara dari golongan muslim yang memilih Jokowi-Ma'ruf, ini pun bisa dijadikan Salah satu indikator untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Tapi persoalannya, merapatnya UAS ke Prabowo diperkirakan akan mempengaruhi banyak hasil Pilpres 2019 nanti, memang kalau prediksi hasil survei, pemilih muslim lebih banyak mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Berdasarkan hasil survei LSI, yang dilakukan pada 4 sampai 9 April 2019 yang melibatkan 2 .000 responden dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei ini sebesar 2,2 persen.
Dari survei terbaru ini, diketahui keunggulan Jokowi-Ma'ruf di pemilih muslim masih terjaga. Saat ini, Jokowi-Maruf memperoleh dukungan di pemilih muslim sebesar 54,9-64,8%. Sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh dukungan sebesar 35,2-45,1%.
Berdasarkan afiliasi organisasi keagamaan, Jokowi-Ma'ruf unggul telak di kelompok NU, dengan perolehan rentang 60,4-70,3%. Sementara itu, Prabowo-Sandi di pemilih NU dalam rentang 29,7-39,6%.
Jokowi-Mar'uf pun relatif unggul di pemilih yang berafiliasi dengan Muhammadiyah maupun mereka yang menyatakan tak berafiliasi dengan organisasi Islam mana pun.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews