Polisi mengamankan tiga perempuan di Karawang yang menjajakan fitnah ke masyarakat. Tiga orang ini sebetulnya ibu rumah tangga biasa. Tapi otaknya keracunan. Akibatnya dia aktif menyebar fitnah.
Mereka adalah Engqay Sugiyati, Ika Peranika dan Citra Widyaningsih. Semuanya warga Karawang yang berinisiatif blusukan menyebarkan informasi busuk ke masyarakat. Ketiganya juga pendukung aktif Prabowo.
Sebelumnya kita juga kenal Asma Dewi yang dipenjara akibat terkait gerombolan Saracen. Kerjanya. Menyebar fitnah juga.
Kasus-kasus penyebaran fitnah begini sering terjadi. Kebanyakan yang terciduk karena mereka mau memenangkan Prabowo. Karena Prabowo gak punya prestasi, satu-satunya cara ya dengan menjatuhkan Jokowi.
Itupun gak gampang. Soalnya prestasi maupun kehidupan Jokowi susah dicari celahnya. Maka untuk melancarkan aksinya mereka menyebarkan fitnah.
Keyika videonya viral, rakyat resah. Polisi bertindak. Akibatnya emak-emak sok tahu itu, berurusan dengan hukum.
Seperti biasa. Pihak Prabowo-Sandi buru-buru melepeh.
Saya membayangkan jika urusan hukum ini terus berlanjut. Bagaimana keluarga mereka. Bagaimana anak-anaknya. Punya emak dipenjara karena menyebar fitnah.
Hukum memang harus ditegakkan. Jika dibiarkan begitu saja, justru berbahaya buat masa depan bangsa. Fitnah dan ujaran kebencian yang mereka sebarkan bisa menjadi bahan bakar untuk menghanguskan bangsa ini.
Kenapa mereka senekad itu? Karena memang isi kepalanya dijejali dengan informasi palsu. Hobi fitnah itu menular. Jika mereka bergaul dengan para pemfitnah, ujung-ujungnya mereka akan ketularan. Kesalahan yang dilalukan terus menerus akan dianggap sebagai kebenaran. Ini yang terjadi.
Saya jadi berfikir. Kita punya taggungjawab berat. Terutama jika ada anggota keluarga kita yang terindikasi pendukung Prabowo garis keras. Terutama jika perilakunya songong. Mereka akan terbiasa memamah informasi palsu dari komunitasnya.
Bahayanya mereka gak sadar dengan kondisi ini. Lalu dengan semangat 45, mereka menyebarkan lagi ke publik. Akibatbya bukan tidak mungkin mereka berurusan dengan aparat.
Sudah banyak kasus dan contoh seperti itu. Hidup mereka rusak dipenjara. Anak berantakan. Keluarganya sengsara. Sedangkan para pihak Prabosan, melepehnya.
Karena itu, jika ada keluarga, teman atau sanak saudara yang terindikasi pendukung Prabowo garis keras. Awasi mereka dengan ketat. Jangan sampai mereka ketularan penyakit hobi memfitnah. Lalu menyebarkan informasi yang ditelannya ke publik.
Bisa-bisa mereka dipenjara karena ulahnya.
Ayo, lindungi mereka dari kerusakan. Tegur dengan baik. Sodorkan contoh. Sudah banyak orang yang merasakan akibat karena menyebarkan hoax.
Mereka boleh mendukung siapa saja. Tapi jika mereka mendukung Prabowo, jangan sampai tertular jadi tukang fitnah. Urusannya bisa berabe.
Percayalah. Tidak ada hasil apa-apa dari perilaku seperti itu.
"Itulah akibat pergaulan bebas, Mas," ujar Abu Kumkum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews