Tahukah Anda berapa usia Bung Karno ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)? Sekadar untuk diketahui, PNI didirikan Soekarno pada 4 Juli 1927 di Bandung, sedangkan Soekarno dilahirkan 6 Juni 1901.
Dengan demikian, usia Bung Karno saat mendirkan PNI sekitar 26 tahunan. Bahkan, Bung Hatta mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia di usianya ke-25 tahun.
Lantas, di depan cermin kita coba menatap wajah kita sensiei, dan bertanya pada diri kita sendiri, di usia sekitar 25-26 tahun, apa yang telah kita sudah lakukan untuk negeri ini? Untuk bangsa ini? Atau untuk masyarakat sekitar?
Kalau kita sudah menyamai atau bahkan melampaui apa yang telah dilakukan the founding fathers kita itu, kita boleh bangga sebangga bangganya. Artinya, kita sudah mengikuti langkah-langkah mereka yang sudah melihat bangsa ini jauh kedepan, melebihi usianya sendiri. Namun, jika belum, tak usah patah semangat. Tak ada kata telat atau terlambat memberikan sumbangsih kita untuk bangsa dan negara ini.
Megawati Soekarnoputri (Megawati) sendiri mulai memasuki dunia politik di usia 36 tahunan. Hal itu sangat beralasan, karena kehidupan politik masa itu, tidak begitu mudah bagi Mega dan anak Bung Karno lainnya terjun ke politik.
Meskipun begitu, kariernya di politik ternyata bisa melaju secepat kilat, hingga bisa memimpin PDI Perjuangan, sampai hari ini. Semua itu bisa dimaklumi, karena Mega bukan hanya anak biologis Bung Karno, tetapi juga anak idiologis Presiden Pertama Republik ini.
Tak ada maksud mengkerdilkan politisi lain. Namun, posisi Megawati sebagai anak Bung Karno, tentu saja punya nilai yang berbeda bagi Penguasa Orde Baru dalam menghadapi Megawati.
Segala tekanan pasti silih berganti dihadapinya, sehingga hal itu membuat Mega semakin matang dalam berpolitik. Dan, kematangan politik itulah yang membuat Megawati dianggap sosok yang paling layak memimpin PDI Perjuangan. Oleh karena itu, tak pelak, dirinya dianggap orang yang paling lama memimpin partai.
Di usianya yang memasuki 71 tahun (23 Januari 2019), sepertinya Mega sudah mengisyaratkan akan memberikan tongkat estafet kepemimpunan PDI Perjuangan kepada generasi yang lebih muda. Adakah sosok yang Anda anggap sudah siap?
Bagaimana anak muda bisa menjadi sosok pemimpin Indonesia di masa datang? Anda tak perlu bigung. Belajarlah dari Ibu Megawati Soekarnoputri. Segalanya ada di dalam dirinya. Pengalaman hidupnya penuh warna, mulai dari sebagai anak Presiden, politisi dan ketua partai yang selalu “diawasi” penguasa, sebagai presiden, sebagai oposisi, dan juga sebagai King Maker.
Selain itu, pahami, cermati, dan renungkan saja pesan-pesan, baik yang disampaikan Bung Karno kepada kita semua, kepada anak-anaknya, maupun pesan Mega kepada kita semua.
Berikut ini pesan Bung Karno kepada kita semua, yang disampaikan Megawati saat menyampaikan pidato politiknya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV PDIP di Semarang.
Membangun negeri ini tidak cukup dengan pikiran dan materi tetapi harus dengan hati dan perasaan. Kita tidak hanya membangun negara saja, tapi juga membangun manusianya agar menjadi manusia Indonesia yang berbudi, berjiwa penuh perasaan kemanusiaan dan keadilan, menjadikan manusia Indonesia yang berbahagia lahir dan batin.
Bukan menjadikan manusia Indonesia yang seperti robot tak punya hati. Kita semua adalah manusia yang hidup di tanah pertiwi bumi Indonesia. Demikianlah cita-cita pendiri bangsa. Ini bukan kebahagian lahiriah saja, tapi juga kebahagiaan jiwanya. Demikian lah makna pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Megawati juga seringkali memberikan pesan kepada kader-kadernya, dan tentu patut juga direnungkan bila Anda memang ingin belajar berpolitik ala Megawati. Berikut ini pesan Megawati yang mengingatkan para kader partainya yang duduk sebagai pemimpin di eksekutif dan legislatif untuk berhati-hati saat mengambil keputusan.
Sebagai pemimpin harus disadari kalau kesalahan dalam keputusan politik tidak hanya berdampak pada diri pribadi dan keluarga, tapi juga pada kehidupan seluruh rakyat.
Luangkan waktu untuk merenung, sudah tepatkah langkah yang kalian ambil atas jabatan yang telah diberikan oleh rakyat atau justru sebaliknya
Sebagai Ketua Umum, instruksi saya adalah mensejahterakan rakyat, bukan sebaliknya!
Pesan Mega kepada para milenial tak kalah pentingnya. Apa itu? Mega menegaskan pentingnya menyetop penyebaran kabar bohong atau hoaks. Menurut Mega, menghentikan penyebaran hoaks adalah bagian dari sebuah jiwa yang harus dimiliki generasi muda.
"Pemuda harus punya jiwa pemimpin, karena untuk apa menyebar kebencian? Makanya saya bilang anak muda sekarang cengeng," kata Megawati saat berbicara dalam acara 'Ibu Mega Bercerita' di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip TribunNews.com (7/1/2018).
Bagaimanakah kaum milenial atau siapa pun, sudah siap Anda berjuang untuk bangsa dan negara ini? Jangan tunda lagi! Merdeka!
***
Sumber:
1. Liputan6.com (19/09/2014): "Isak Tangis Megawati Kala Bacakan Pesan Bung Karno"
2. Rappler.com (10/01/2017): “Pesan Megawati untuk pemimpin: Merenunglah!”
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews