Pagi yang sejuk saya menikmati perjalanan dari kantor DPP PDI Perjuangan Jakarta ke Cianjur, dengan rombongan bis para jurnalis, saya melihat memang indah pemandangan di Cianjur, alam hijau membentang. Cianjur adalah kota yang adem untuk pensiun, pikiran saya melayang jauh tentang kota kota yang tenang seperti Situbondo, Banyuwangi ataupun Kota Solo, dan mungkin Cianjur ini bisa masuk kategori sebuah kota yang tenang.
Ketika rombongan kami masuk ke tempat acara, kami melihat sambutan begitu gegap gempita, suasana kerakyatan begitu hangat, suara suara teriakan “Merdeka...Merdeka...Merdeka ...Bung” membahana, gerakan gerakan ini mengingatkan saya pada sebuah Partai yang memang lahir dari dinamika dan dialektika rakyat.
Ketika memasuki ruangan, saya tercengang sebuah Partai yang begitu tertib saat upacara berlangsung, semuanya rapi dan berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, merinding rasanya mendengarkan lagu ini dinyanyikan dengan rasa syahdu dan kekuatan batin yang kuat, karena disinilah kader-kader Partai secara khidmat menerima “Pemikiran Sukarno” sebagai jalan politik.
Kekuatan politik yang tergambarkan dari rasa batin yang bergelora, penuh cinta tanah air, dan mampu menggerakkan perasaan dan kemudian bertemu dalam suatu “titik ideologi” dimana Bung Karno menjadi segala pusaran idealisme, inilah PDI Perjuangan sebuah Partai yang dibesarkan oleh Jaman...sebuah Partai yang bisa dikatakan “Anak Jaman Demokrasi”.
Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana hanya di tingkat cabang Kabupaten/Kota, ada lebih dari 400 pengurus yang datang, dan ruangan hampir tidak muat. Yang datang mulai dari pengurus DPC, PAC sampai tingkat anak ranting. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkata dalam pidatonya “Di PDI Perjuangan, secara kultur Partai tidak ada perbedaan kasta dalam pangkat politik, semua sama terhormatnya...!!!, baik tingkat ranting sampai tingkat pusat...”
Kekuatan ranting memang sudah menjadi unsur utama penggerak kekuatan Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini, karena sejarah membesarkan Partai ini dalam semangat perlawanan di tingkat rakyat, kaum rakyat-lah yang bergerak di tingkat tingkat desa, dalam menyusun kekuatan melawan pemerintahan tiran Orde Baru, dari perlawanan perlawanan ini kemudian bangkitlah unsur rakyat yang solid dan mampu melakukan organisasi politik secara rapi bahkan sangat modern.
Saya melihat kekuatan konsolidasi PDI Perjuangan di Kabupaten Cianjur, maka secara nalar sehat pantaslah PDI Perjuangan menjadi Partai terkuat.
***
Robert B. Widhionugroho, kolomnis di Pepnews, Pengamat Sosial dan Budaya dari Kota Solo
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews