Agak janggal kita mendengarnya, bahwa Supersemar Palsu disimpan di Arsip Nasional. Hanya yang tahu sudah tentu Jenderal Besar Soeharto di mana disimpan Supersemar yang Asli.
Setiap tanggal 27 Januari, bangsa Indonesia sudah tentu menundukkan kepalanya dan berdoa agar Presiden ke-2 Republik Indonesia Jenderal Besar Soeharto diampuni dosa-dosanya selama menjadi Presiden RI selama 32 tahun.
Jenderal Besar adalah istilah buat seseorang yang berasal dari Angkatan Darat, Laut maupun Udara yang dianggap berjasa buat negaranya. Ada lima bintang dipundaknya yang menandakan, bahwa seseorang itu sangat berperan dalam membangun bangsanya.
Baca Juga: Melawan Soeharto dan Melawan Jokowi
Di Indonesia hanya baru tiga jenderal Angkatan Darat yang memperolehnya. Yaitu Jenderal Besar Soedirman, Nasution dan Soeharto. Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono pernah ingin diajukan, tetapi ia menolak.
Saya mendengar langsung dari para ajudan Jenderal TNI Anumerta Basoeku Rachmat mengenai figur Jenderal Besar Soeharto. Informasi itu saya peroleh ketika menulis buku biografi :"Jenderal TNI Anunerta Basoeki Rachmat dan Supersemar" (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia/ Grasindo) di mana buku ini dicetak dua kali, yaitu pada bulan Agustus 1998 dan Juni 2008.
Menurut saya, buku biografi ini banyak sekali yang ingin membaca dan mengetahui sejarah sebenarnya mengenai Supersemar.
Beberapa hal menarik di buku ini ada di halaman 73 dan 74. " Pak Bas dijemput pakai mobil oleh ajudannya Stany Subakir. Ada dua mobil yang mengantarkan mereka ke Jakarta. Mobil mereka melalui jalur Bogor, Cibinong, Jakarta.
"Saya masih ingat, tempat ditandatanganinya naskah itu di Bogor, bukan Jakarta," demikian ujar Stany Subakir mengenai naskah itu.
Jadi wajar juga jika Supersemar yang disimpan di Arsip Nasional sekarang ini Supersemar Palsu. Agak janggal kita mendengarnya, bahwa Supersemar Palsu disimpan di Arsip Nasional. Hanya yang tahu sudah tentu Jenderal Besar Soeharto di mana disimpan Supersemar yang Asli.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews