Kosa Kata Demokrasi Anis Matta

Sungguh tantangan kita kedepan dalam misi mencapai posisi negara utama di dunia sangatlah berat, ini bukanlah misi kecil yang mampu dipikul oleh orang orang biasa.

Selasa, 11 Februari 2020 | 07:53 WIB
0
472
Kosa Kata Demokrasi Anis Matta
Anis Matta (Foto: Detik.com)

Kosa kata kita adalah kosa kata demokrasi, maka meleburlah dengan Indonesia.

Anis Matta sering mengingatkan, agar partai harus dekat dengan rakyat. Dalam istilahnya, Anis menyebut dengan Total Blending.

Jangan ada sekat dengan rakyat, jangan ada jarak dengan pemahaman demokrasi. Partai ini total NKRI.

Kurangi memakai istilah istilah yang tidak bisa dipahami oleh seluruh rakyat indonesia. Bicaralah dengan lisan mereka.

Hilangkan kosa kata kalangan sendiri. Ikhwan akhwat, amah hanif, musyarokah, ahdaf, ghoyah, jihad siyasi, dst. dst. Silahkan pakai kosa kata itu di rumah anda bukan di luar.

Pemahaman demokrasi harus jadi panglima dalam partai, jangan setengah setengah untuk mau menyatu dengan Indonesia.

Misi besar kita hanya bisa tercapai kalau kita total bersama rakyat, sedangkan platform politik kita tetap mengacu kepada konstitusi negara secara full.

Hilangkan tulisan untuk kalangan sendiri, buku untuk kalangan sendiri, istilah ekskusifitas dan istilah istilah rancu dalam kamus demokrasi. lalu kurangi membahas kalangan sendiri.

Karena kita ada untuk Indonesia. Biarlah jatidiri kita sebagai muslim tetap utuh di dalam sebagai isi bukan pada sampul.

Demokrasi harus kita gunakan untuk membesarkan negara dan menjaga agama. bukan menjual agama atas nama demokrasi.

Demokrasi kita pakai sebagai perangkat yang kompatibel untuk pemahaman seluruh rakyat. Maka jangan pernah ada sekat dengan mereka agar mereka cepat memahami narasi besar ke Indonesiaan kita.

Menjual agama atas nama demokrasi adalah investasi buruk buat politik, maka jangan pernah memulai dengan landasan itu. Sekali lagi demokrasi kita pakai untuk memebesarkan negara dan menjaga agama bukan menjual agama demi kekuasaan sempit.

Ambisi kita dalam politik juga harus ril, jangan pernah menutupi syahwat politik di balik jubah, karena 2024 dan seterusnya juga akan kelihatan aslinya.

Jujur dalam bekerja di ranah demokrasi adalah investasi positif didepan rakyat. Jangan bohongi diri sendiri dengan mengulang masa kelam di masa lalu.

Berbicara dengan lisan rakyat bukan mengajak mereka berbahasa daerah sesuai dengan daerah mereka masing masing. Tapi berbicara dengan lisan rakyat artinya kita siap total blending dengan rakyat. Apapun agama dan sukunya.

Baca Juga: Anis Matta: A Big Islamist

Jadilah rumah baru yang benar benar beda, jadilah wadah baru yang modern dan mampu menghadirkan banyak manfaat ril kepada rakyat kedepan.

Jadilah generasi baru dengan mindset baru yang berdiri mengarahkan pemahaman demokrasi yang benar. Dan itu akan mustahil kita jadi pengarah kalau pemahaman demokrasi kita juga masih keliru.

Selalu kita berpesan. Perkaya literasi, perkaya bacaan, perkaya pergaulan, perkaya diri dengan banyak bekal, Karena demokrasi hanya mampu dipikul oleh mereka yang punya narasi dan otak cerdas. Begitu rumusnya.

Jadilah wadah baru yang siap menampung banyak perbedaan, warna kulit, dan semua agama yang diakui negara.

Sungguh tantangan kita kedepan dalam misi mencapai posisi negara utama di dunia sangatlah berat, ini bukanlah misi kecil yang mampu dipikul oleh orang orang biasa.

Selalu optimis melihat hari esok, karena perputaran zaman dan pergiliran nasib manusia sangat cepat terjadi kalau sudah memenuhi syaratnya.

Terus Gelorakan Semangat Indonesia.!

Tengku Zulkifli Usman

***