Sungguh tantangan kita kedepan dalam misi mencapai posisi negara utama di dunia sangatlah berat, ini bukanlah misi kecil yang mampu dipikul oleh orang orang biasa.
Kosa kata kita adalah kosa kata demokrasi, maka meleburlah dengan Indonesia.
Anis Matta sering mengingatkan, agar partai harus dekat dengan rakyat. Dalam istilahnya, Anis menyebut dengan Total Blending.
Jangan ada sekat dengan rakyat, jangan ada jarak dengan pemahaman demokrasi. Partai ini total NKRI.
Kurangi memakai istilah istilah yang tidak bisa dipahami oleh seluruh rakyat indonesia. Bicaralah dengan lisan mereka.
Hilangkan kosa kata kalangan sendiri. Ikhwan akhwat, amah hanif, musyarokah, ahdaf, ghoyah, jihad siyasi, dst. dst. Silahkan pakai kosa kata itu di rumah anda bukan di luar.
Pemahaman demokrasi harus jadi panglima dalam partai, jangan setengah setengah untuk mau menyatu dengan Indonesia.
Misi besar kita hanya bisa tercapai kalau kita total bersama rakyat, sedangkan platform politik kita tetap mengacu kepada konstitusi negara secara full.
Hilangkan tulisan untuk kalangan sendiri, buku untuk kalangan sendiri, istilah ekskusifitas dan istilah istilah rancu dalam kamus demokrasi. lalu kurangi membahas kalangan sendiri.
Karena kita ada untuk Indonesia. Biarlah jatidiri kita sebagai muslim tetap utuh di dalam sebagai isi bukan pada sampul.
Demokrasi harus kita gunakan untuk membesarkan negara dan menjaga agama. bukan menjual agama atas nama demokrasi.
Demokrasi kita pakai sebagai perangkat yang kompatibel untuk pemahaman seluruh rakyat. Maka jangan pernah ada sekat dengan mereka agar mereka cepat memahami narasi besar ke Indonesiaan kita.
Menjual agama atas nama demokrasi adalah investasi buruk buat politik, maka jangan pernah memulai dengan landasan itu. Sekali lagi demokrasi kita pakai untuk memebesarkan negara dan menjaga agama bukan menjual agama demi kekuasaan sempit.
Ambisi kita dalam politik juga harus ril, jangan pernah menutupi syahwat politik di balik jubah, karena 2024 dan seterusnya juga akan kelihatan aslinya.
Jujur dalam bekerja di ranah demokrasi adalah investasi positif didepan rakyat. Jangan bohongi diri sendiri dengan mengulang masa kelam di masa lalu.
Berbicara dengan lisan rakyat bukan mengajak mereka berbahasa daerah sesuai dengan daerah mereka masing masing. Tapi berbicara dengan lisan rakyat artinya kita siap total blending dengan rakyat. Apapun agama dan sukunya.
Baca Juga: Anis Matta: A Big Islamist
Jadilah rumah baru yang benar benar beda, jadilah wadah baru yang modern dan mampu menghadirkan banyak manfaat ril kepada rakyat kedepan.
Jadilah generasi baru dengan mindset baru yang berdiri mengarahkan pemahaman demokrasi yang benar. Dan itu akan mustahil kita jadi pengarah kalau pemahaman demokrasi kita juga masih keliru.
Selalu kita berpesan. Perkaya literasi, perkaya bacaan, perkaya pergaulan, perkaya diri dengan banyak bekal, Karena demokrasi hanya mampu dipikul oleh mereka yang punya narasi dan otak cerdas. Begitu rumusnya.
Jadilah wadah baru yang siap menampung banyak perbedaan, warna kulit, dan semua agama yang diakui negara.
Sungguh tantangan kita kedepan dalam misi mencapai posisi negara utama di dunia sangatlah berat, ini bukanlah misi kecil yang mampu dipikul oleh orang orang biasa.
Selalu optimis melihat hari esok, karena perputaran zaman dan pergiliran nasib manusia sangat cepat terjadi kalau sudah memenuhi syaratnya.
Terus Gelorakan Semangat Indonesia.!
Tengku Zulkifli Usman
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews