Situasi Wamena Mulai Kondusif

Masyarakat seyogyanya mampu menahan diri dan tidak terprovokasi karena banyak sekali pemicu kerusuhan yang diakibatkan oleh berita bohong ataupun hoax.

Rabu, 25 September 2019 | 17:40 WIB
0
233
Situasi Wamena Mulai Kondusif
Warga Wamena (Foto: aa.com.tr.)

Aksi rusuh dan anarkhis akan merugikan semua pihak. Demikian pula kerusuhan di Wamena, Papua, telah berakibat kerugian pada masyarakat maupun pemerintah daerah. Mari kita bersyukur bahwa situasi di Wamena telah berangsur kondusif dan aman. 

Hari ini masyarakat Kota Wamena sudah mulai bisa menjalani aktivitas seperti biasa dan tidak lagi perlu merisaukan kejadian yang terjadi setelah aksi kerusuhan yang pada senin 24 September 2019 yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan rusaknya beberapa bangunan.

Penanganan kerusuhan yang dilakukan oleh aparat dan petugas secara cepat dan tepat memberikan dampak positif yang dapaat dirasakan warga Wamena sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Pejabat Kepolisian Daerah Setempat melalui Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di Kota Jayapura bahwa "Pada pukul 15.00 WIT, situasi di Wamena mulai kondusif,", Senin (23/9/2019).

Seluruh petugas dan aparat di daerah maupun di pusat berupaya maksimal dalam mengembalikan situasi dan kondisi Kota Wamena aman seperti semula, terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti memberikan fasilitas pengungsian dan pengamanan yang dilakukan oleh apparat gabungan TNI-Polri setempat.

Seluruh pejabat setempat, tokoh masyarakat, dan tokoh adat sangat menginginkan Kota Wamena untuk selalu damai dan sejahtera tanpa adanya perpecahan dan kerusuhan untuk itu masyarakat dihimbau untuk mampu mengendalikan emosi dan tidak terpancing melakukan tindakan karena isu hoax yang muncul di masyarakat.

Hingga saat ini terdapat warga yang mengungsi untuk sementara waktu ke tempat yang disediakan oleh Kodim, Polres, Batalyon, Gereja dan Instansi lain yang bisa digunakan untuk amankan diri dan berlindung.

Komandan Komando Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Divanto, Selasa (24/9/2019) menyampaikan bahwa masyarakat dapat melaksanakan pengamanan wilayahnya masing-masing dan terdapat beberapa tempat yang bisa dijadikan pengungsian sementara seprti Kantor atau Markas TNI-Polri dan Rumah peribadatan.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua meminta warganya untuk tetap tenang dan menahan diri. Tidak termakan dan terhasut dengan isu-isu dan informasi yang tidak bisa dipertangungjawabkan “Terkait pengungsi, kita berupaya dengan keamanan untuk menjaga situasi yang terjadi ini supaya kondusif kembali lagi,” katanya sebagaimana dikutip Antara Selasa (24/9/2019)

Hingga saat ini aparat gabungan TNI-Polri akan bekerja bersiaga dan mengamankan lokasi 24 jam, Rodja juga menyebutkan kepolisian sudah bertemu guru tersebut dan dikonfirmasi bahwa tidak pernah mengeluarkan kata-kata rasis. Dia memastikan guru yang mengatakan rasis itu tidak benar dan itu hanya isu. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat dan di Tanah Papua tidak terprovokasi oleh berita-berita hoax atau berita-berita yang tidak tentu benar.

Untuk mengantisipasi isu hoax dan informasi yang menyesatkan tersebar secara luas dan masif yang dapat memicu kerusuhan maka pemerintah secara cepat memutuskan untuk memperlambat dan membatasi koneksi internet di wilayah tersebut. 

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/9/2019) Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, pembatasan dilakukan mulai Senin pukul 12.30 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Diharapkan setelah kejadian tersebut tidak ada lagi insiden serupa yang terjadi di Kota Wamena khususnya dan di kota-kota lain di Indonesia. Petugas Gabungan TNI-Polri sudah bekerja keras dan akan terus bersiaga 24 jam demi keselamatan masyarakat wamena dan mewujudkan kota Wamena yang kondusif.

Masyarakat seyogyanya mampu menahan diri dan tidak terprovokasi karena banyak sekali pemicu kerusuhan yang diakibatkan oleh berita bohong ataupun hoax mengingat kerusuhan yang terjadi hanya menimbulkan kerugian dan masalah di masyarakat.

***